20

531 40 0
                                    

"ada negeri ajaib di Disney land" mata kecil berkilauan "Jean akan bertemu dengan princess snow white" gadis kecil itu melompat-lompat melintasi ruangan dengan kegembiraan meluap-luap, nyaris menjatuhkan dirinya di atas sofa ruang tengah melewati rintangan khayalan dengan lompatan besar.

Akhir pekan ini adalah waktu paling menyenangkan, mengingat sang ayah dari jauh-jauh hari sudah berjanji untuk membawanya ke tempat bermain.

"Jean, yakin tidak akan membawa Luky?" Tanya View masih asik mempersiapkan perbekalan.

"Tidak usah, nanti Luky hilang"

Suara putri kecil mendelik di telinga Joong, langkahnya mondar-mandir di bagian tengah rumah. Sembari memijat pelipis, lelaki tegap itu berulang kali menghela nafas panjang memusatkan perhatian pada layar ponsel.

"Ada apa Joong? Kau terlihat sangat gusar" View mencoba menegur suaminya, meski dalam waktu beberapa saat Joong tak menyahut sama sekali. "Joong... JOONG..."

"Iya..." dia nampaknya terkejut untuk sesaat, lalu tersenyum kaku mendekati istrinya. "View, ada urusan mendadak di kantor. Bisakah kau menenangkan Jean dulu? Aku akan kembali secepatnya"

Di counter table istrinya mengangguk pelan, buru-buru Joong berjalan keluar rumah menuju garasinya. Entah mengapa? Sejak beberapa hari yang lalu dia tak kunjung mengabari Dunk, niat hati ingin menghubungi lelaki manis itu di minggu pagi namun sudah tak ada respon apapun.

Joong memutar setir dengan cepat, wajahnya sarat akan kekhawatiran. Tangan kanannya masih sibuk menekan layar ponsel, sedang matanya bergantian mengamati lalu lalang kendaraan.

"Dunk, aku mohon angkat telfonku" Menggumamkan sesuatu yang tidak dapat menghilangkan kegugupannya, sebuah gelengan cepat seolah menepis pikiran buruk.

Waktu berjalan. Dia memandang gedung spa terakhir kali dia kesana bersama Michael, sesuai dengan kata hati, kakinya buru-buru memasuki tempat itu.

Sejenak bertemu seorang penanggung jawab disana, dia mencoba berinteraksi dan menanyakan kabar seorang karyawan bernama Dunk. Namun naas dia tak menemukan apapun, bahkan menurut keterangan Dunk beberapa hari yang lalu telah pergi dari sana.

Pintu kaca untuk dibuka pun hampir tak memiliki tenaga, lutut Joong melemas. Matanya memerah melirik sekitar tempat itu kemudian kembali memasuki mobil, terdiam lama.

Dengan hampa, dia menggelengkan kepalanya sekali seolah-olah tidak percaya. "Tidak, Dunk tak akan meninggalkanku"

Lelaki tampan nampak putus asa, mengepalkan tangannya di bawah setir mobil. Tak ada satupun kenyataan yang ingin diterimanya untuk saat ini, Joong tertawa pendek secara tiba-tiba, seakan berfikir bahwa Skenario ini menggelikan.

"Kenapa kau tidak ingin datang padaku Dunk? Aku bisa menjelaskan lebih baik tentang rencana hidup kita..." dia mulai mengelap air matanya dengan keganasan yang aneh.

.
.
.
.
.

"Ibu..." Jean melirih pelan, menggoyangkan lengan sang ibu dengan tatapan penuh kekecewaan.

"Sabar Jean, sebentar lagi pekerjaan ayah akan selesai" dia sendiri tak yakin akan ucapannya, jam menunjukkan pukul tiga sore dan sejak pagi tadi suaminya tak kembali, bahkan saat mencoba menelfon tak ada respon sama sekali.

"Apa ayah berbohong pada Jean?"

"No... tidak sayang, ayah hanya ada urusan tiba-tiba, dan pasti ayah akan kembali secepatnya"

Gadis kecil itu menghela nafas, memelas dengan raut tak senang "tapi ayah sudah lama sekali perginya, dan dari tadi Jean menunggu, Jean sudah bosan"

View mengusap pinggiran pipi buah hatinya "Jean, sebentar lagi yah sayang..."

"Jean capek" langkah kecil berderap, menaiki satu persatu anak tangga "kita tak usah pergi, aku tau ayah membohongi ku"

Wanita cantik yang terduduk di atas sofa hanya diam, tampak lesu tak bisa disentuh. Dia mendongakkan dagunya menahan bulir air mata, kemudian menentang seluruh perasaan sakit yang bergemuruh didalam dadanya.

.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Jangan lupa follow dan ninggalin jejak 💛💛💛

Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang