Brakk....
"Bodoh... Bisakah kau mengalah?"
Dunk menghela nafas, menaikkan baju kaosnya yang sudah longgar akibat ditarik berkali-kali. Wajahnya mengeras, tanpa perlawanan apapun dia diam siap siaga jika sang atasan kembali menyerangnya.
"Aku tak mau tau, layani tuan Michael besok. Jika memang dia meminta layanan lebih, tak usah jual malah, SIALAN... DIA AKAN MEMBERIMU TIP"
pintu ruang staff di banting, tanpa aba-aba lagi Dunk menjatuhkan dirinya dari tempat duduk. Lututnya menyentuh dingin lantai, matanya bergetar. Demi apapun dia sangat lelah, bukankah dulu dia melarikan diri dari orang tuanya agar terhindar dari pekerjaan menjijikkan.
Dia pikir, semuanya akan selesai. Namun hingga saat ini, dia tak kunjung sembuh akan kesakitannya. Berulang kali mencicipi metafora baik dan buruk hati manusia, dia tak pernah mendapatkan sesempurna sosok yang bertahun-tahun lalu dijumpainya.
Kasih sedalam itu, kelembutan tak berujung. Dengan gamblang dia berani mengatakan, bahwa hari itu dia merasakan keabadian yang menggetarkan hatinya.
"Pengadu..." tangannya bertumpu pada tempat duduk, selanjutnya berdiri tegap mengulir tangannya seolah memijat.
Sepertinya butuh waktu yang jauh lebih lama menyesuaikan diri di tempat ini, kadang orang-orang sialan itu tak paham arti pekerjaannya. Meminta layanan lebih, dan bahkan melampaui batas.
"Rasanya ingin melaporkan ini pada pihak berwajib..." Dunk tersenyum perih, membuka pintu ruangan yang berhadapan langsung dengan perkarangan belakang. Hingga matanya sedikit melirik ke arah tembok, bertuliskan King's Space Spa. Tempatnya mencari kehidupan bertahun-tahun lamanya, menyedihkan sekali tak bisa lari dari tempat ini.
.
.
.
.
."Joong..."
Lelaki tampan memutar tubuhnya, menyambut wanita cantik yang berstatus sebagai istrinya masuk dalam pelukan. Mereka menatap lama, seolah bertukar cerita dalam kesunyian di atas tempat tidur.
"Besok, aku akan pulang terlambat"
View mengangguk pelan "tapi berhati-hatilah saat pulang"
"Tenang saja, Terkadang temanku meminta tumpangan. Aku tak mungkin sendirian"
"Baiklah, aku hanya khawatir"
Joong tersenyum kecil, memperbaiki posisi rambut istrinya "bagaimana semingguan ini? Apa Jane mengeluh tentang pelajarannya?"
"Humm, tidak juga..."
"Yah, kurasa dia sepintar ibunya"
View tertawa kecil, menepuk dada sang suami kemudian merelung lebih nyaman "kami benar-benar mirip, tapi sifat mandiri dan tangguhnya menurun darimu"
Joong mendelik pada istrinya, mengusak rambut panjang cantik itu kemudian menyipitkan mata "apa kau tulus mengatakan aku mandiri dan tangguh?"
"Aku sangat tulus, aku mengatakan yang sesungguhnya"
"Tak perlu menggodaku seperti itu"
"Aku tak menggoda siapapun, aku berkata apa adanya"
Lelaki tampan itu tertawa geli, menyamankan pelukan mereka lebih erat. "Tidurlah, kita butuh banyak tenaga untuk menghadapi hari esok"
"Kurasa kau yang akan lebih lelah, untuk besok"
"Begitukah?"
View mengangguk didalam pelukan "jangan terlalu memaksakan diri besok, jika memang banyak pekerjaan kau bisa menunda untuk singgah di toko kue. Aku juga tak yakin kau bisa mendapatkan mereka buka di larut malam"
"Humm, mungkin saja..." Bisik Joong pelan "tapi, aku tak akan pernah melewatkannya"
Sang istri diam kali ini, menjadi moment yang rumit di antara mereka. Hingga saat View membalikkan badan bermaksud membelakanginya, Joong mencoba menahan pergerakan itu.
"Ke-kenapa?" Cicit View
"Apa yang kau fikirkan?"
"Tidak... Hanya saja, aku bingung kenapa kau belum bisa melupakannya. Sedangkan dia bahkan sudah mati, atau kau tak percaya?"
Kini Joong yang diam, tanpa kegundahan menolak tatapan mata istrinya. Ikut membalikkan badan, kemudian menutup mata. Dia tak akan pernah menghiraukan kekesalan View tentang keanehannya, bagaimanapun... Dia tak pernah bisa berhenti untuk ini.
.
.
.
.
.
.
.
To be continuedJangan lupa follow+tinggalin jejak yah💛
![](https://img.wattpad.com/cover/347244147-288-k539686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Misteri / Thriller"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...