"Dunk, aku tak akan menyakiti siapapun. Aku tak ingin dendam orang-orang padaku memisahkan kita lagi"
Lelaki manis dengan mata lentik menatap keramaian panjang, padatnya para pengunjung taman hiburan tak terelakkan sebab hari ini tepat mendekati pergantian tahun. Di salah satu kursi panjang, Dunk melihat lelaki yang ia cintai begitu semangat menemani gadis kecil untuk mencoba berbagai permainan. Dia duduk dalam diam serta senyum kecil bertengger di bibirnya, beberapa kali bahkan Joong melihatnya dari kejauhan kemudian menyempatkan diri untuk melambaikan tangan.
Sekitar dua jam lebih, ayah dan anak itu keluar dan memisahkan diri dari kerumunan. Dunk hanya diam mengawasi terlebih saat View terlihat datang bersama lelaki dewasa lain untuk mengambil Jane, seketika hatinya terenyuh. Entah karena apa.
Suara bising terdengar dimana-mana, namun langkah kaki Joong masih terdengar sangat jelas berjalan ke arahnya. Senyum hangat itu, penuh ketulusan.
"Maaf aku terlalu lama..."
Dunk mengangguk, mengusap wajah pria itu dan menyimak tiap incinya lebih lama "pertama kali aku melihatmu hanya seorang lelaki kesepian, sekarang kau bahkan memiliki sosok lain dari dirimu"
Dengan sangat perlahan, Joong memeluk tubuh pujaan hatinya. "Jika aku mengatakan penyesalanku memiliki keluarga kecil, apa aku akan berdosa lagi?" Dunk tak menjawab, sosok manis itu terisak kuat "aku menyesal Dunk, aku menyesal pernah berusaha menciptakan kebahagiaan lain selain bersamamu, aku—
—ini sudah jalannya, kan? Joong sendiri yang bilang" suaranya memotong kata sesal lelaki tampan itu, membuat Joong terdiam di tengah-tengah kalimat "aku hanya ingin, selanjutnya kita berjalan berdua saja..."
Jemari mereka bertaut, senyuman itu muncul di bibir mereka
"Benar-benar hanya kita saja, tanpa menyakiti orang lain lagi..."
Kelegaan ini entah sejak kapan begitu di dambakan, selagi keduanya melangkah meninggalkan taman hiburan rasa bahagia tak pernah luntur. Pijakan di sepanjang trotoar malam itu jadi sangat istimewa, remang lampu warm white menghiasi jalan sangat jadi sangat mengesankan.
Tak ada yang bicara, mereka terus bergandengan tangan tak mengucap kata. Hingga sampai di pemukiman tak asing, mereka berjalan lebih jauh ke dalam sana. Rumah minimalis modern nampak baru saja dibangun, kontras berwarna putih berpadu coklat lembut yang menyamankan mata siapa saja yang memandang nya.
Dua lelaki itu berjalan dengan tawa cekikikan memasuki bangunan, sebelum teriakan histeris meneriaki keduanya.
"Hia... Paman Joong, ayo merayakan tahun baru bermain kembang api dan menikmati BBQ bersama kami..." Danil berjingkrak-jingkrak, melambaikan tangan dengan semangat.
"Danil, kami akan keluar saat tengah malam nanti untuk bergabung bersama mu. Untuk saat ini izinkan aku menatap wajah manisnya lebih lama..." Joong menakup pipi Dunk dengan cengiran bodoh "setuju, kan?"
"Ohh... Ingin bermesraan yah..." Danil mengangguk-anggukkan kepala, membiarkan dua pria dewasa itu berjalan cepat memasuki rumah mereka "ckk... Aku akan main kembang api sendirian..."
"Bisa-bisanya kau berkata seperti itu pada Danil" tegur Dunk melepaskan tasnya, dan menyalakan lampu ruang tengah.
"Danil sudah dewasa..." Joong duduk di sofa mendekati si manis dan tersenyum renyah "sayang..."
"Humm..."
Dengan gerakan berani, Joong tiba-tiba berdiri menarik si manis bersamanya menuju pintu kamar. dia meraih selangkangan kekasihnya, meremas celana itu dengan erat.
"Shia... Joong..."
"Aww... Kenapa? Kita sudah sangat lama tidak menghangatkan diri"
"Tapi—
—Jangan khawatir, Sayang. Saat ini tidak ada orang lain selain kita berdua. Lagi pula, apa kamu tak mau menghilangkan ereksi yang mengganggu kita? Biarkan aku meredakan semua rasa rindu ini" bujuk Joong dengan wajah memelas "humm..."
.
.
.
.
.
.
.Jngn lupa follow dan ninggalin jejak 💛💛💛💛
Chapter next full NC, mohon perhatian umurnya🙏🏻😫
![](https://img.wattpad.com/cover/347244147-288-k539686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Mystery / Thriller"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...