Belakangan ini Dunk benar-benar tak pernah muncul di gedung perusahaan, mungkin tengah sibuk membenahi acara pernikahan nya. Terlebih dua hari menjelang acara sakral itu akan sangat meriah, dan Joong juga sibuk mempersiapkan segala macam peralatan dan data penting mempermudah kepindahannya kembali ke Thailand se segera mungkin.
Sejak percakapan terakhir mereka tak ada lagi hal berarti yang akan menjadi tanya, semuanya selesai sejak kembali dari Vihara dan mereka telah berjanji untuk saling mengerti demi pasangan masing-masing.
Joong menggeleng pelan, matanya melirik ke arah pintu yang terbuka.
"Tuan Joong, maaf... Aku mengantarkan daftar kado untuk pernikahan Nona Rachel"
"Tak masalah, singkat saja" Joong duduk di kursi, menunggu lelaki itu berhadapan dengannya.
"Ini daftarnya tuan.."
Joong sama sekali tak melihat kertas itu, wajahnya fokus pada lawan bicara "berikan kotak-kotak hadiah berisi perhiasan wanita"
"Itu saja, tuan?"
"Humm..." Dagu tegasnya di topang penuh kebisuan "Rachel hanya suka hal semacam itu"
Merasa bahwa Joong sedang dalam keadaan hati yang buruk, Pria itu berpamitan diri dari sana. Keadaan kembali sunyi, satu lengannya menyangga kepala. Netra kelamnya begitu terang menyiratkan kekecewaan, sangat dalam.
Perasaan sangat kalut begitu tak senang dengan kekacauan hatinya, dia jelas tak tau apa yang harus ia lakukan. Rasa amarah menyumbat hati, mata kelamnya menyimpan begitu banyak penyesalan.
Di antara dua lembar dokumen jemarinya bermain-main, kepalanya sudah ada di permukaan meja sejak tadi. Sulit mengatakan ini dengan tepat, masih di posisi yang sama bahwa dia sakit, tapi dia tak boleh merasa tersakiti.
Bercampur aduk antara cinta, rasa bersalah, prihatin yang kuat dan dengan gamblang harus mengakui perasaan itu tak pernah selesai.
Di bawah kelopak mata yang terpejam ia Bermimpi, mengikat pujaan hatinya berlari menghampiri semesta luar, bukankah dunia tak pernah mengizinkan nya? Untuk saat ini hanya berharap tak ada lagi yang bersinggungan di antara mereka.
Nafasnya berhenti sejenak, Joong berusaha mengumpulkan kekuatan. Dia membolak-balik tangan untuk mengamati telapaknya, bukankah ada yang namanya garis takdir disana. Apakah miliknya sangat berantakan? Nyaris tak menemui jalan?
Joong meletakkan pulpennya sebelum bersandar di kursi, mulai memandang ke arah jendela kaca dengan rasa ingin tahu. mengamati setiap detail yang terlihat dari pakaian kasual yang tergantung di sana, sedikit keringat di sepanjang garis alisnya merasakan aroma cologne yang melayang lembut di udara sekitarnya membuat suasana dalam ruangan tak kondusif. Meskipun menganggapnya biasa, dia terus mempertahankan kontak mata pada pakaian Dunk. menjaga ekspresinya tetap netral tak mengundang kesedihan. Bagaimanapun, ini telah berakhir.
.
.
.
.
."Aku suka sekali yang ini..." Rachel memekik bahagia, memutar-mutar badannya dengan ekspresi terpukau "apa menurut Dunk ini sudah bagus?"
Dia mengangguk setuju, tanpa banyak komentar terlebih saat gaun itu jelas memiliki tampilan yang agak menerawang. Biarlah Rachel menikmati suasana mendebarkan ini, sesuka hati ingin mengenakan model manapun yang gadis itu senangi.
Di tengah-tengah semerbak wangi dari cairan yang di tuangkan Khusus pada tiap jengkal gaun tersebut, Rachel menyambut dengan gembira sembari menggoyangkan lengan kekasihnya. "Huhuhu, ini benar-benar menyenangkan bukan?"
Dunk bisa melihatnya, wajah berseri-seri yang bersinar. Seolah-olah gadis itu benar-benar menikmati waktu terbaik ini, mempresentasikan hal ini sebagai bentuk suka cita yang hanya sekali saja.
"Apa Rachel suka?"
"Tentu saja, Dunk akan menjadi orang terakhir yang berdiri denganku di altar nanti. Kita akan bergandengan tangan, saling menatap dan berjanji untuk kehidupan yang abadi" gadis itu memberi tahunya "temani aku yah Dunk" suaranya sendu, hampir tak bernada "meski hatimu bukan untukku..."
.
.
.
.
.
.
.To be continued
Jangan lupa ninggalin follow yah, soalnya ini udh usaha buat bikin alur ceritanya 🥺💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Misterio / Suspenso"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...