"Jean, kumpulkan semua yang ingin kau bawa. Masukkan dalam ransel ini, ibu menunggu mu di kamar" desak View, menoleh sedikit agar menatap mata kecil. Ekspresinya tetap tenang dan tenang, tetapi ada sesuatu yang lain muncul di balik permukaan. Sedikit isakan.
"Ibu baik-baik saja?"
Dia hendak melepas tangan si kecil, mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan "kita tidak bisa melakukan ini lagi, oke? Kita berdua pantas mendapatkan yang lebih baik dari kepura-puraan ini"
"Ibu? Apa kita dan ayah akan berpisah?"
Dia berhenti, kakinya hampir goyah sedikit sebelum dia dengan cepat menenangkan diri. Mencondongkan tubuh lebih dekat, memeluk sang buah hati "ibu... tidak ingin menyakiti kita... mari kita bicarakan hal ini di tempat lain nanti, ya?"
"Tapi Jane, Ingin bertemu ayah..."
Belum sempat menjawab lagi, Joong muncul didepan pintu kamar anaknya. Wajah cukup terkejut di tambah ekspresi khawatir tak terhindarkan, tangannya menggenggam kenop pintu. "View, apa yang terjadi?"
"Aku akan membawa Jean kembali ke Bangkok, aku berencana menemui keluarga ku—
—tidak, View... Tenangkan perasaan mu" Joong meletakkan tangannya yang menenangkan di bahu sang istri, meremasnya dengan lembut penuh perhatian "Aku tahu.." katanya lembut, matanya memohon pada wanita itu untuk mengerti "aku tak akan melepaskan tanggung jawab ku, aku akan tetap mencintai Jean. Dan memberikan semua yang kau butuhkan"
"Tidak, kau tak mencintai keluarga mu lagi..."
"View, Semuanya masih sama. bahkan... Dunk dia bersungguh-sungguh menikahi Rachel-
—Tapi itu intinya bukan? Kamu tidak bisa seperti ini bersamaku. Dunk itu akan menggangu keluarga kita? singkirkan dia dulu demi keluarga kita, okay?"
Terlepas dari kata-kata View, Joong tidak bisa menahan perasaan campur aduk antara rasa bersalah dan hancur yang melanda dirinya. Dia selalu tahu bahwa hari ini akan tiba pada akhirnya, tetapi sekarang hal itu benar-benar terjadi, dia tidak yakin bagaimana cara mengatasi ini.
"Apa ayah mencintai orang lain? Dan akan pergi meninggalkan kami?" Jean kecil merenggut, memeluk kaki orang dewasa yang selalu menjadi pahlawan dalam hidupnya. "Apa ayah tidak menginginkan kami lagi?"
Joong memaksakan senyum, menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, semuanya baik-baik saja sayang. Ayah dan ibu akan bicara, dan... yah, kita sepakat bahwa kalian tidak akan pergi dari sini, kita keluarga" dia berbohong pada hatinya dengan lancar, berharap sang putri tidak mendesak lebih jauh.
View mengalah, mencoba menenangkan situasi. Membawa dirinya dan sang suami ke tempat yang lebih tepat, mereka perlu membicarakan ini. Jauh lebih penting, dan harus mendapatkan titik temu. Ini adalah masalah yang kompleks, dan mereka harus menentukan apa yang terbaik untuk semua orang.
"View, aku tidak akan melepaskan mu dan Jean"
"Sudah sejauh ini" wanita itu menghela nafas "sampai kapan aku akan jadi penengah antara perasaanmu yang menjijikkan itu? HAH?"
"Percayalah, aku bahkan tak mengerti dengan cinta yang tumbuh dalam hatiku. tapi sekarang kau harus berusaha memahami Dunk, dia tak akan meninggalkan Rachel"
Nyaris meledak, View berdiri dari posisinya "SIALAN, LALU AKU HARUS MELIHAT DIA DI DALAM KELUARGA INI?"
"APA KAU TAU SITUASI KITA?" Joong mencari kata yang tepat, mulai berpikir di dalam diri. "Jika kau tak mendesak ku, menghantui hidupku dengan kekhawatiran yang tak perlu. Aku bisa menjalaninya sendirian View, kau menjadikan semua hal dalam hidupku terlihat seperti bencana"
"aku akan mengatakan ini pada presdir Hendry, kalian berdua terlibat hubungan menjijikkan dan berencana menyeret putrinya dalam kekacauan persis seperti yang ku alami"
"View, kenapa kau belum mengerti? semua orang ingin membebaskan diri, kau masih menginginkan pertengkaran? aku muak View, benar-benar muak"
View mendecih "jika dulu aku tidak membujukmu, kau akan mencari lubang pantat lain saat berfkir Dunk meninggal. Apa kau tidak merasa terselamatkan olehku? Gay menjijikkan" wanita itu memicing terdengar gembira, tapi dibalik kegembiraan itu, ada penghinaan mutlak.
Joong menghela nafas, sesuatu didalam dirinya terus terluka. Berusaha menentang suaranya sendiri, terlalu keras, menahan diri untuk menyuarakan ketakutan demi menyembunyikan sikap bodoh.
.
.
.
.
.
.
.To be continued
Jngan lupa tinggalin jejak💛
![](https://img.wattpad.com/cover/347244147-288-k539686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Mystery / Thriller"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...