Tok... tok...
Joong menyergitkan dahi kemudian menatap pintu ruangannya, jika itu Dunk kenapa cepat sekali mengakhiri pertemuan dengan Rachel? Dan mengapa tak langsung masuk saja. "Masuklah..."
Tentu saja itu bukan Dunk, melainkan istrinya yang langsung menyapa dengan senyum kecil. Wanita itu nampak membawa sebuah bungkusan bekal yang istimewa. "Apa aku menganggu?"
"Tentu saja tidak"
View mengangguk kemudian menciumi pipi suaminya, membuka bungkusan bekal itu di atas meja. "Ayo makan siang yah..."
"Tapi View, aku baru saja kembali dari makan siang. Karena kau memang tak pernah membawakan seperti ini"
Wanita itu nampak muram "tapi mulai hari ini, aku akan rutin datang membawakan mu makanan"
"Hah? Kenapa?" Joong menggelengkan kepala, membuka lembaran dokumen sebelum akhirnya terkejut merasakan sang istri naik diatas pangkuannya "View..."
Suara pintu terbuka dengan buru-buru, Joong menyergitkan dahi merasakan suasana tak nyaman saat Dunk menatap kaget karena posisinya. View yang memeluk tengkuknya, ikut menoleh pada lelaki manis didepan sana.
"Karena aku takut padanya, kalian akan sering bertemu kan sekarang?" dengan wajah memelas dibuat-buat, View terus mengeratkan pelukan "apa aku salah?"
Dunk hanya menyeringai, berjalan melewati pintu tanpa berkata apa-apa. Membiarkan pasangan itu melakukan apapun yang mereka mau, toh dia tak memiliki hak apapun. Matanya berhati-hati, detak jantung nya terdengar tak baik.
"View... pulanglah, lain kali tak usah membawakan seperti ini" Wanita itu menarik lengan bajunya dengan tatapan tajam
"Kau masih mencintainya?"
"Bukan begitu—
—lalu apa? Kau gelisah? Kau tak sanggup melihatnya terluka?"
Joong menyingkirkannya dengan tidak sabar "aku minta maaf, tapi ini tak etis"
"Persetan dengan dia, aku tak peduli... dia tak tahu malu, dia harus pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Dia tak pantas Joong, dia akan menggodamu" View menarik nafas, menekan dadanya begitu dramatis "apa kau mendengarku?"
"Bagaimana caranya kau akan menyingkirkan Dunk?"
"Tentu saja memberitahukan kedoknya pada Rachel, bahwa dia hanya datang untuk mengambil hatimu. Gay menjijikkan, dia hanya Gay...."
Joong mengusap wajahnya dengan tawa hambar, dia sudah berjalan tiga langkah berdiri tepat didepan jendela full kaca. "Aku tak pantas bicara, aku merasa terhina tapi aku tak pantas merasa terluka"
"Apa kau mau mengakuinya? Bahwa kau mencintai Dunk? Bahwa kau juga seorang Gay?" Kicau wanita itu
"Aku hanya jatuh cinta, dan kebetulan orang yang kucintai itu adalah lelaki" suara Joong penuh pengertian "aku mengatakannya, aku terhina tapi aku tak pantas merasa terluka. Karena kesakitan yang kuberikan padamu dan anak kita, jauh lebih dalam"
View kehabisan kata-kata, wanita itu nampak tercengang.
"View... apa ini semua tidak cukup?" Suara parau terdengar jelas, Joong menggigit bibir bawahnya "takdir kita berantakan, aku kehilangan mendapatkan segalanya tapi hatiku sama sekali tak tenang"
"Kau sama saja, sejak bertahun-tahun yang lalu harapanku tak pernah membuahkan hasil" mata jernih istrinya begitu terang menyiratkan kekecewaan "kita berhenti saja Joong, aku akan membawa Jean pergi"
.
.
.
.
.
.
.To be continued
Jngan lupa vote & follow,💛💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Misterio / Suspenso"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...