"sayang..."
"Humm..."
Joong mengusap rambut Dunk, menenggelamkan hidungnya di surai hitam itu menghirup sepuas-puasnya. ibu jarinya mengusap pipi si manis dengan lembut "Kau terlihat cantik sekali bahkan saat tertidur" bisik Joong disertai senyuman lembut tersungging di sudut bibirnya.
"Tumben sekali menggodaku pagi-pagi begini" Dunk sedikit melenguh dan mem-pernyaman posisinya di pelukan sang suami.
"Tidak, kok..." Dia meregangkan tubuh, menguap lebar-lebar. Tak lupa melengkungkan punggung dan melenturkan otot-ototnya. Sambil berdiri, Joong merentangkan tangannya ke atas sebelum mengenakan celana boxer longgar dan kaos pudar. "Tapi jika Dunk memang mau... Yah..."
"Maksudnya? Mau apa?"
"Sayang, hari ini kedai libur dan Danil sedang pergi berkencan dia tak akan datang menggangu kita"
Dunk mengendus, menaikkan selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya "aku lelah, tapi jika Joong mau kejutan tak masalah"
"Kejutan apa?"
"Kau akan segera mendapatkan kejutannya" Dunk membuka selimut dengan senyum ganjil, menarik notebook dari nakas kemudian menyingkirkan kain lebar menampilkan tubuh mulus yang tak mengenakan bawahan lagi "Ayo, kita meringkuk dan menonton sesuatu yang menarik bersama-sama"
Joong sempat melongo, namun ikut tengkurap melihat folder berisi video eksplisit yang Dunk mainkan.
"Sayang, apa ini?"
Dunk melirik wajah syok suaminya "Maksudmu sesuatu yang menampilkan dua pria sedang bercinta?" dia menyeringai sambil mengedipkan mata.
"sekarang kau benar-benar tak terduga..." Nada suara itu perpaduan kesenangan dan kepuasan, Joong tak mengulur waktu. gairah dengan cepat muncul dalam dirinya. Mau tak mau mencondongkan tubuh dan mencium leher putih si manis, menggigit dengan lembut saat dia berbisik ke telinga Dunk. "suka kan? Mau lagi?"
"Eughh..."
Tangan Joong sudah menyentuh selangkangan, memijat tonjolan yang semakin besar tanpa penghalang apapun. "Menurutku sudah waktunya kita menggabungkan dua tiang di layar notebook itu, kan?"
Dengan anggukan percaya diri, Joong berdiri, membuka celana sendiri dan membuangnya. Penis besarnya melompat bebas, berdiri tebal dan tegak, siap beraksi "Ayo, sayang. Mari kita praktekan bagaimana kesenangan itu dilakukan"
Dia menuntun Dunk menuju tumpukan bantal, menarik si manis ke pangkuannya. Tubuh mereka saling menempel erat, tidak meninggalkan keraguan tentang niat sedikit pun. Ketika mereka mulai menanggalkan atasan satu sama lain, Joong tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan erangan yang dalam dan parau. "kita akan menikmati seharian penuh untuk ini”
Dunk tersenyum puas, lidahnya menari-nari liar, saling bertautan dan menjelajahi mulut satu sama lain penuh gairah tanpa malu-malu. Bahkan kegilaan semakin intens saat tangan sang suami bergerak bebas sambil menangkup pantatnya dan meremas kuat-kuat. "Eughh... Joong, rasanya enak sekali" gumam Dunk di sela-sela ciuman.
Joong merasa penisnya mulai berdenyut kencang, seolah sangat ingin dilepaskan "Berbalik Lah, biarkan aku memasukkannya lagi" pintanya sambil mendorong pelan si manis dengan posisi merangkak di atas bantal empuk.
Dengan satu gerakan cepat, Joong memposisikan dirinya di belakang Dunk, menyejajarkan anggota tubuhnya yang berdenyut dengan pintu anus sang pujaan hati "Bawa aku, sayang. Ambil setiap tetesan cairan sperma ku" geramnya, menusuk jauh ke dalam panas yang menyengat.
Dunk tersentak kala tubuh mereka saling menampar ber-irama, memenuhi ruangan dengan suara hentakan yang basah. Cengkeraman Joong semakin erat di pinggulnya, terus membimbing ke langkah yang hiruk pikuk.
"Sayang aku mohon teriak lah, berteriak sesukamu," tuntutnya dengan suara serak, menandai setiap dorongan dengan tamparan keras di pantat. "Akhhh... Shit..."
"Akhh... Joong, shh.... Ahh..."
Joong nampak puas mendengar suara erangan lembut "Itu dia, sayang... Teriak Lah padaku. Biar semua orang tahu siapa pemilik pantat kecilmu yang menggemaskan ini" geramnya, meningkatkan kecepatan dan sudutnya.
Setiap dorongan membuat keduanya berdua semakin dekat ke titik puncak. Keringat membasahi tubuh mereka, mencampurkan dua aroma menjadi satu campuran yang memabukkan. Pinggul Joong membentur pantat Dunk, menciptakan soundtrack yang basah dan ceroboh untuk gairah mereka.
"Cum... Cum... Ahhh... Joong, cum..." Dunk merasa titik sensitif menguarkan sensasi nikmat, dia kewalahan.
"Hampir sampai" gerutu Joong, satu tangannya terulur untuk bermain dengan penis Dunk yang juga mengeras "Cum dulu untukku, sayang. Lepaskan dan biarkan aku melihatmu meledak."
Tak butuh waktu lama bagi si manis, orgasmenya menggetarkan seluruh tubuhnya. Joong mengikuti beberapa saat kemudian, mengubur bola dalam-dalam dan mengeluarkan semburan air mani panas ke dalam lorong sempit pujaan hatinya.
Begitu mereka terjatuh ke atas bantal, terengah-engah, Joong menarik sang istri mendekat untuk mendapatkan pelukan lembut "sayangku..." bisiknya sambil membelai punggung Dunk yang berkeringat "Kamu selalu membuatku merasa hidup..."
.
.
.
.
.
.
.ENDING
"Terkadang kita harus menyerah, agar takdir lelah mempermainkan kita"
Maaf sekuelnya masih ada NC, semoga bisa mengobati chapter pahit sebelumnya🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Misterio / Suspenso"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...