50 (18+)

1.8K 42 9
                                    

Mereka memasuki ruang remang-remang yang dipenuhi udara dinginnya tersendiri, Joong terus meyakinkan sambil menutup pintu di belakang mereka berdua.

Benar-benar mereka hanya berdua, Joong sigap mengunci pintu hingga tertutup dan berbalik menghadap sang kekasih. tangannya sudah bekerja cepat untuk membuka atasannya sendiri. Dalam hitungan detik, dia berdiri telanjang kecuali celana dalamnya,

kini Dunk sadar fisik lelaki tampan itu semakin mengesankan, Anggota tubuh yang mengeras itu perlahan berdenyut kencang, menekan kain yang mengekangnya. "Joong serius, akhh..."

"Kurasa kita harus mengakhiri tahun pecundang ini, dengan sedikit permainan menyenangkan dan hidangan BBQ menggiurkan menutup acara"

Dunk menghela nafas, menundukkan dirinya tepat didepan selangkangan pria yang masih terbalut celana dia menariknya tak sabaran. Menggenggam penuh daging tebal dan keras itu, menggosok Cockhead milik Joong perlahan-lahan. "Eumm... Apa sekarang kau tak berdaya?"

Pria itu tak menjawab berganti menjadi suara erangan dalam-dalam, jujur saja Joong tidak mampu mengendalikan hasratnya yang semakin besar saat dia melihat kekasih manisnya telanjang perlahan. Jantungnya berpacu semakin cepat, napasnya semakin berat. Akhir dimana saat ereksinya tak tertahan lagi. Tubuh ramping dan kencang itu akhirnya terlihat, berlumuran keringat dan bercak ciuman dari bekas lumatan mereka sebelumnya. Dan yah, ini pemandangan yang luar biasa!

Dunk tersenyum puas, usil menggelitiki Perut sempurna lelaki nya. otot dada yang tegas itu, lengan yang kuat, dan kaki yang mungkin nanti dapat membungkus tubuhnya dengan erat.

Joong semakin mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang ramping itu. Sontak menempelkan tubuh mereka dengan kuat. Tangannya terulur ke bawah, membelai pantat halus milik si manus dengan penuh kelembutan "Dunk selalu membuatku kehilangan kendali" pujinya dengan parau, sambil menggigit daun telinga sang submissive dengan nada menggoda. “Sekarang, rentangkan kakimu lebih lebar, sayang. Tunjukkan padaku semua yang menjadi milikku”

Dengan setiap perintah, Joong merasakan keputusasaannya meningkat dengan cepat. Dia butuh pelepasan, perlu merasakan dirinya terkubur jauh di dalam lubang ketat pujaan hatinya itu.

Dunk menumpu tangannya di bahu Joong, wajahnya sedikit khawatir mengingat mereka telah lama tak menjalin hubungan intim lagi. Sial, pasti rasanya akan sangat perih.

Joong tersenyum puas dengan erangan pelan, pinggulnya berayun halus ke tengah dua bongkahan kenyal milik si manis. menggesekkan anggota penisnya yang mengeras ke celah sempit dan licin dari cairan sperma nya. Tangan Joong bergerak ke bawah, mencengkeram erat paha atas milik Dunk, mengangkat sedikit hingga memperlihatkan pantat montok itu sepenuhnya.

Dia mencoba Mencondongkan tubuh ke depan, hingga menempelkan hidungnya ke celah pantat pujaan hatinya. Joong menarik napas dalam-dalam, menikmati campuran keringat dan aroma maskulin yang memenuhi ruangan kamar mereka.

Tanpa menunggu izin lagi dia memposisikan dirinya di antara kedua kaki mulus yang terentang, menyejajarkan kepala penisnya yang tebal dengan pintu masuk yang sangat mengerut. "Tenang saja, sayang" bisiknya dengan suara serak, napasnya terasa panas di daging sensitif itu. "Percayalah, itu tidak akan menyakitkan sedikit pun." Kemudian, dengan satu gerakan yang lancar, dia mendorong ke depan, melewati hambatan awal dari cincin ketat yang mengelilingi bukaan.

"AKHHH.... JOONG... BANGSAT..."

"AHHH... FUCK... Sebentar saja sayang, sebentar lagi..." Joong merasakan ketegangan di sekitar kepala kemaluannya sebelum secara bertahap meregang lebih lebar untuk menampung. Meskipun awalnya terasa sakit, tubuh pujaan hatinya tampak sudah menyesuaikan diri dengan cukup baik. memungkinkan dia melakukan penetrasi lebih dalam dengan setiap dorongan yang lambat dan mantap. Gerakannya mulai berirama, menggedor pantat kenyal itu tanpa henti. "Ahhh... Sayang, apa kau mencintaiku?"

"Joong bodoh, kenapa kau masih bertanya?" Dunk meletakkan tangannya di bahu sang dominan meremasnya lebih kuat, memeluk Joong dengan mantap saat dia mengklaim lelaki itu sepenuhnya.

"Itu hanya pertanyaan gampang, jawab saja..." Joong tak berhenti bahkan saat Kemaluannya berdenyut liar di dalam saluran yang hangat dan ketat, mengirimkan gelombang kenikmatan mengalir ke seluruh tubuhnya sendiri "hum... sayang, Ambil semuanya dariku dan berikan semuanya padaku," gumamnya dengan keras, meningkatkan kecepatan kopling mereka.

Setiap dorongan kuat menimbulkan serangkaian dengusan dan rintihan dari keduanya, bercampur dengan napas berat dan napas terengah-engah. Tangan Joong yang bebas bergerak ke bawah, menangkup bola kecil milik si manis, meremasnya dengan kuat sebelum meraih lebih rendah lagi untuk memijat pipi pantatnya "Dunk suka itu, kan? Dunk memiliki pantat yang paling bagus dan cocok untukku" dia terengah-engah di sela-sela napasnya.

.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Bangsat gak cukup😭, lanjut NC di chapter berikutnya.

Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang