"ayo pergi di Spa bersamaku malam ini"
Joong menatap aneh pada rekan kerjanya, gila sekali menawarkan hal tak masuk akal di tengah suntuk seperti ini. "Kau pergi saja, aku tak berniat"
"Ayolah kawan, aku bosan kesana sendirian"
"Michael, aku akan membiarkan mu menumpang di mobilku. Tapi jangan aneh-aneh, siapa yang pergi ke Spa tengah malam begini?"
"Aku" lelaki itu menunjuk dirinya, dan sontak mendapat pekikan kesal dari Joong. "Ayolah, disana tidak hanya pijatan. Kita bisa memainkan beberapa hal menarik"
"Sial... Aku tak tertarik, dan lagi malam ini aku harus mencari toko kue"
"Ohhh, putrimu berulang tahun?"
Joong menggeleng, memperbaiki seluruh dokumen tersusun di dalam laci "bukan anakku..."
"Istrimu?"
"Bukan"
Michael duduk di atas meja menatapnya "lalu, kau?"
Siapa sangka, dia sendiri merasa aneh jika menjawab dengan benar "hum.. iya, aku berulang tahun.."
"Right... Moment yang bagus, bagaimana jika kita membeli kue kemudian pergi merilekskan diri di Spa sebentar. Lalu, pulang?"
"Kau keras kepala sekali..."
"Ayolah kawan, kita buat momen ulang tahunmu lebih menyenangkan dan rileks"
Sepertinya tak akan menyita waktu banyak untuk sekedar menikmati pijatan ringan, Joong mengangguk singkat. Sebelum akhirnya kedua lelaki itu berjalan sumringah keluar dari gedung, masih terlibat obrolan santai mereka menuju ke area parkir dan mobil itu akhirnya dalam perjalanan ke Spa yang di katakan oleh Michael.
"Belakangan ini kondisi perusahaan sangat baik, dan direktur dalam suasana hati yang bagus" ujar Michael mengawali obrolan disepanjang jalan
"Baguslah... Pekerjaan kita baik"
"Bravo, posisi kita benar-benar berpengaruh disana. Aku berharap bisa bersamamu hingga posisi kita naik, kau tak akan menghianatiku kan kawan?"
"Aku tak serakah seperti mu" cetus Joong, matanya melirik ke arah maps di dalam mobil. Memasuki pekarangan bangunan yang cukup besar.
"Nah sudah sampai" jelas raut puas dari Michael, namun Joong hanya menggeleng.
"Michael, masuklah duluan. Aku akan membeli kue sebentar, ada toko disekitaran sini"
"Baik, cepatlah..."
Joong mengangguk singkat, melirik kaca spion sebelum akhirnya sang rekan telah berlalu duluan memasuki gedung nuansa putih remang. Lelaki itu mencondongkan tubuh lebih ke samping, mengamati dengan teliti saat memundurkan kendaraannya. Dia berlalu sejenak, menyetir mobil ke arah toko kue yang di taksirnya masih buka.
Tak berapa lama, rasa antusias dan bahagia semu merayap di relung hati. Dengan kondisi baju kerja yang sudah tak karuan, dia mendorong pintu toko kue. Terpampang nyata di bagian kulkas berjejer aneka macam bentuk dan warna kue yang telah di buat sedemikian rupa "selamat ulang tahun Dunk" suaranya dipenuhi dengan campuran penyesalan dan harapan.
"Permisi tuan, apa anda ingin mengukir nama di salah satu kue tart kami?"
Joong mengangguk singkat, matanya belum beralih dari tart cokelat mungil. "Tolong, yang ini"
Tangannya terulur menyentuh permukaan kaca lemari es, mundur beberapa langkah dan membiarkan penjaga toko mengambil alih. Suasana hati damai yang tak akan pernah bisa dia jelaskan, seolah sedang merencanakan kejutan luar biasa untuk seseorang yang dicintai nya.
Iya... seseorang yang begitu dicintainya, namun ini bukan kejutan. Wajah Joong meremang, begitu kuat kerinduan mengakar dalam tiap saraf tubuhnya. Tak kunjung kembali, kisah usang lama tak kunjung mengakhiri. Cintanya belum sirna, kisah lain hadir hanya untuk mengisi lembar selanjutnya.
Bulu matanya bergerak seolah tak tegar, saat kotak kue selesai dihias dia mematung.
"Pesanan kue anda sudah siap tuan, kue tart atas nama Dunk?"
.
.
.
.
.
.
.To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/347244147-288-k539686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]
Mistero / Thriller"Kita belum cukup seharian bersama, tapi kau tau apa yang ajaib?" Dunk mengerjap, merasakan nafas lelaki tampan itu menerpa wajahnya. "Dari ribuan malam gelap dengan hujan deras di kota, ini adalah malam pertama semuanya menjadi hangat meski hujan...