7

126 19 5
                                    






Pagi hari menyapa. Saint merasa lebih baik dari kemarin.

Saint kembali bersekolah, Saint langsung menuju ke kelas.

Saat sampai di halaman kelas,
Saint melihat Perth membelakanginya seperti orang melamun.

"DUUOOOORRR."
Saint mengejutkan Perth dan tertawa terkikik-kikik.

"WEHEEE."
Perth terkejut sampai melompat dari tempat ia duduki.

Saint tertawa puas melihat Perth terkejut.

"'Yaa... Saint."
Perth nenatap Saint, lalu memeluknya.

"Haloo Perth."
Dagu Saint di pundak Perth, dan Saint mengusap punggung Perth.

"Kau tak apa-apa?"

"Memangnya aku kenapa?"
Saint bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Haissshhh. Kenapa kemarin kau bersikap seperti itu padaku?"
Perth cemberut lucu.

"Hahaha... lalu kenapa kau sangat khawatir?"

"Tentu saja aku khawatir. Sebelumnya tak pernah kau bersikap seperti itu padaku."

"Baiklah maafkan aku."
Saint tersenyum mencubit hidung Perth.

Perth pun ikut senang karena Saint kembali seperti biasanva.

"Kau tidak menemani Nana?"
Tanya Saint karena melihat Saint hanya duduk
sendirian pagi ini, tidak seperti biasanva.

"Tidak, Nana marah padaku kemarin."

"Араа? Кепара?"

"Karena kemarin aku meninggalkannya untuk mengejarmu."

"Waah, benarkah? Lalu kau diam saja di sini?"

"Lalu aku harus apa?"

"Bodoh.. bujuk Nana agar tak marah lagi."

"Ahh.. biarkan Saint. Aku ingin bersamamu sekarang. Hatiku masih sakit melihat sikapmu seperti kemarin."

"Kau hanya membutuhkanku saat kau punya masalah dengan Nana, Perth. Selebihnya aku hanyalah bayangan."
Ucap Saint dalam hati.

"Kau bujuk Nana, atau aku akan marah lagi."
Ancam Saint.

"Waaaahh... oke oke. Saint. Hatiku lebih sakit jika kau yang marah, daripada Nana yang marah."
Perth pun langsung berdiri.

"Aku akan pergi, tunggu aku di kelas. Oke?"

"Okey."
Jawab Saint tersenyum.

Perth pun langsung pergi untuk menemui Nana dan meninggalkan Saint sendiri.

Saat Perth berlalu, Saint menatap tajam punggung Perth. Saint menghelakan nafasnya panjang.

"Tenang Saint, kau sudah melakukan yang terbaik."
Gumam Saint menenangkan hatinya sendiri.

Tak lama kemudian Perth sampai di kelas Nana. Perth melihat Nana sedang duduk di bangku kelasnya bersama temannya.

"Nana.. Nana oh Nana."
Panggil Perth di depan pintu kelas Nana.

Nana pun menoleh pada Perth sinis.
Perth pun masuk dan menghampiri Nana, sedangkan teman-teman Nana pergi meninggalkan Perth dan Nana di kelas.

"Apa?"
Ketusnya.

"Hey, kau masih marah denganku?"

"Menurutmu?"

"Huhuhu.. maafkanlah aku sayang. Yayaya?" Bujuknya berlagak imut.

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang