12

101 17 1
                                    




Hari begitu cepat berlalu. Tak terasa hari ini adalah hari terakhir Saint masuk sekolah.
Hari yang sangat Saint tidak inginkan, karena Saint harus melihat semua sahabatnya untuk terakhir kalinya.
Saint sangat tidak menyukai perpisahan.

"Saint, sarapan dulu sayang."
Pinta Mile.

"Iya papa."

"Sayang, hari ini adalah hari terakhirmu sekolah. Maka, bersenang-senanglah."
Ucap Nat.

"Iya ma."
Ucap Saint sambil menghela nafas.

Setelah selesai, Saint pergi ke sekolah.

Sesampainya Saint di sekolah, seperti biasanya Saint menyapa dan menggoda pak Prapto.

"Selamat pagi, pak Prapto."
Sapa Saint dengan senyum ceria.

"Selamat pagi nong. Duh, makin cantik aja makin ganteng aja.."
Goda pak Prapto.

"Astaga, pak Prapto bisa saja."
Senyum Saint malu-malu.

"Pak, bolehkah aku meminta sesuatu pada bapak?" Tanya Saint.

"Apa itu? Katakan saja."

Saint melihat Perth yang sedang bermain basket di halaman sekolah.

"Bapak lihat orang itu?"
Saint menunjuk pada Perth.

Pak Prapto pun melihat ke arah Perth.

"Lihat, lalu?"

"Dia gagah dan tampan bukan?"

"Ahh. Itu jangan kau tanyakan lagi. Dia juga tinggi.
Terlihat sempurna."

"Bisakah bapak memberitahunya, bahwa aku mencintainya?"

"Astaga, kenapa kau tak bilang sendiri?"

"Apa bapak tidak ingat bahwa aku akan pergi? Ini adalah hari terakhirku untuk datang ke sini."

"Ара? Terakhir? Hari ini?"
Ucap pak Prapto tidak percaya.

"Kenapa bapak sangat terkejut?"

"Yaaaa, siapa yang akan menyemangatiku nanti?" ucap pan Prapto dengan nada sedih.

"Bapak tenang saja. Saint akan menyemangati bapak melalui pesan singkat. Hehee."

"Hehe, baiklah. Jadi apa yang harus bapak katakan padanya?"

"Dia itu bernama Perth, beritahu dia bahwa aku sangaaaaaaaaaaaaaaaaat mencintainya. Oke?"

"Hanya itu? Beres nong."
Pak Prapto pun mulai melangkahkan kakinya untuk menghampiri Perth, namum dengan segera Saint menarik Pak Prapto kembali.

"Eh, bapak mau kemana?"

"Lah, tadi katanya bapak disuruh memeberitahunya, bahwa kau sangat mencintainya."

"Astaga, tidak sekarang juga dong pak."

"Lalu? Kapan?"

"Bapak harus mengatakan in padanya, jika nanti aku tidak kembali dalam jangka waktu satu minggu. Oke?"

"Memangnya kau akan pergi barapa lama?"

"Aku juga tak tahu pak. Aku pun ragu, aku akan bisa kembali atau tidak."

"Kau harus kembali untuknya."

"Jika Tuhan menakdirkan pak. Berjanji pada Saint, kalau bapak akan memberitahunya."

"Maka, kau juga berjanjilah, bahwa kau akan kembali untuknya."

"Deal."
Ucap Saint dan pak Prapto.

"Kalau begitu Saint masuk kelas dulu pak. Fighting."

Saint meninggalkan pak Prapto dan berjalan menuju kelasnya.

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang