32

51 8 2
                                    



"Aku tak bisa melihat Saint seperti ini."
Perth kembali menangis.
Ia tak tahan menahan airmatanya saat teringat Saint.

Jeon mencoba menenangkan Perth.

"Percayalah, tak akan terjadi apa-apa pada Saint."

Setelah Perth sedikit lebih tenang.
Jeon dan Perth menghampiri Saint.

Saint masih terbaring lemah di tempat tidur.

"Saint."
-Kim.

"Hai."
Saint mencoba bangun untuk duduk.

"Kau kenapa?"
Kim memeluk Saint.

"Aku tak papa. Aku hanya kelelahan."

"Kau harus istirahat ya?"

"Iya Kim."

"Mana makananku?"
Tanya Perth.

"Kami belum makan malah Sa."
-Jeon.

"Pergilah makan, belikan sesuatu untukku dan Saint."

"Iya Perth, ayo sayang."
Ajak Jeon.

"Iya, aku pergi dulu ya."
-Kim.

"Iya."
-Saint.

Jeon dan Kim meningalkan kamar Perth dan Saint untuk makan malam.

"Bee?"
Panggil Saint.

"Iya?"

"Aku ingin mandi, bantu aku bangun."

"Tak usah mandi sayang, badanmu sangat panas."

"Tapi seharian aku terkena sinar matahari."

"Tak masalah, kau masih saja cantik."
Goda Perth.

"Haaiihh, kau ini."

"Akan kuambilkan air minum untukmu."

"Iya."

"Bee?"

"Apa sayang?"

Perth mengambilkan air minum untuk Saint.

"Aku ingin ke toilet sebentar."

"Mau apa?"

"Mau pipis."

Perth kembali mengahmpiri Saint.

"Baiklah, ayo."
Perth dengan hati-hati menuntun Saint ke toilet.

"Jangan mandi ya, aku akan meyiapkan kompres untukmu. Kalau sudah selesai panggil aku ya?"

"Iya bawel."
Saint tersenyum.

Perth keluar kamar mandi.

Saint menutup pintu kamar mandinya.

"Ahh, kenapa kepalaku sakit seperti ini?"
Saint membasuh wajahnya.

"Tidak seharusnya aku merepotkan Perth seperti ini."
Guman Saint sambil menatap cermin.

Saat Saint menunduk darah menetes dari hidungnya.

"Hah?"
Saint tekejut lalu memandang cermin.

"Ku mohon jangan lagi."
Saint Panik.

Saint segera membersihkan darahnya.

"Kenapa kau datang lagi?"
Saint menangis lagi.

"Sayang?"
Teriak Perth dari luar.

"Kenapa lama sekali? Kau tak mandi kan?"

Saint yang mendengar Perth memanggilnya pun panik.

"Tidak, aku tak mandi. Tunggu sebentar Bee."
Saint segera membersikan darah di hidungnya dengan tisu dan membuangnya di tempat sampah.

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang