epilog

64 8 6
                                    







Empat tahun telah berlalu setelah kepergian Saint.
Kini baby Ae pun juga sudah berusia 4 tahun.
Namun kenangan semua kenangan tentang Saint tak akan pernah pergi.
Setiap hari Perth memandangi foto Saint di dekat jendela kamarnya.

"Saint, istriku. Ini sudah lama sejak kau pergi untuk meninggalkanku dan baby Aa. Baby kita sudah tumbuh besar. la sangat pintar."
Ucap Perth sambil mengusap foto Saint dan tak terasa airmatanya menetes.

Baby Ae pun datang menghampiri Perth di kamar.

"Baby kecilku, kemarilah sayang."

"Iya papa."
Ae berlari lucu.

Perth menangkap baby Ae dan menggendongnya.

"Mau ikut papa?"

"Kemana papa?"

"Rumah momma?"

"Luma momma? Yeeeeee..."
Jawab baby Ae semangat sampai mengangkat kedua tangannya.

"Wah, kau semangat sekali. Oke, ayo kita berangkat."

Perth dan baby Ae pergi ke makam Saint.
Namun sebelum Perth ke sana, ternyata Min dan Yoon dan juga datang mengunjungi makam Saint.

"Hai, Saint."
Ucap Min sambil mengusap nisan.

"Saint, apa kau sudah bahagia disana?"
Ucap Yoon.

"Sekarang kau sudah tidak merasakan sakit lagi bukan?"
Suara Min bergetar menahan tangis.
Yoon pun merangkul Min.

"Aku sangat merindukanmu, Saint."
Min menetskan airmatanva.

"Sekarang kami sudah menjadi sepasang suami istri."
Ucap Yoon.

"Kami punya perusahaan yang cukup sukses. Saint, aku mencintaimu. Tenanglah disana. Kau masih berharga bagi kami."
Ucap Min dengan berlinang airmata.

"Kami pergi dulu Saint. Kami akan menjengukmu sesering mungkin."

Min dan Yoon pun pergi meninggalkan makam Saint.
Tak lama setelah itu, Jeon dan Kim juga datang.

"Saint, Halo."
Sapa Jeon.

"Sai.. Saint. Apa tidurmu nyenyak?"
Kim menangis.

Jeon merangkul Kim supaya tenang.

"Maafkan aku, aku tak bisa disampingmu saat kau pergi. Maafkan aku, aku tak ikut serta mengantarkanmu di tempat terakhirmu. Aku sahabat yang kejam bukan?"
Kim semakin menangis.

"Saint, kami akan segera menikah. Saint, semoga kau tenang di sana. Perjuanganmu akan selalu kami ingat. Tak akan ada yang bisa menggantikan senyum manismu, sekalipun itu istriku sendiri. Doakan kami agar selalu bahagia dan saling memiliki rasa cinta yang tulus seperti cintamu pada Perth."
Jeon pun berlinang airmata.

"Saint, aku merindukanmu. Hadirlah di mimpi meskipun hanya sebentar."

"Tidur dengan tenang Saint."

"Kami mencintaimu."
Ucap Jeon dan Kim bersamaan.

Kemudian Jeon dan Kim pergi.

Perth dan baby Ae masih dalam perjalanan ke makam Saint.

"Baby Ae, ngantuk ya?"
Tanya Perth.

"Tidak papa. Ae ingin segela bertemu momma."
Jawab Ae lucu.

"Papa?"

"Iya sayang?"

"Kenapa momma tak pernah pulang? Aku ingin dipeluk momma."

Hati Perth benar - benar merasa teriris mendengar baby Ae berbicara seperti itu.

"Sayang, momma itu sudah tinggal bersama Tuhan di surga."

"Kenapa Tuhan jahat? Kenapa Tuhan tidak membialkan momma tinggal belsamaku dan papa?"

"Karena Tuhan sangat sayang dengan momma nak."

"Ae juga sayang sama momma, meskipun Ae tidak pernah beltemu dengan momma."

Perth tak kuasa menahan tangisnya karena mendengar malaikat kecilnya berbicara seperti itu.

Baby Ae pun melihat Papanya yang sedang menangis.

"Papa, jangan menangis. Ae saja yang tidak pelnah beltemu momma tidak pelnah menangis."

"Iya sayang. Maafkan papa."

Setelah beberapa lama, mereka sampai di makam Saint.

"Ayo sayang, kita sudah sampai di rumah momma." Perth menggendong baby Ae.

"Ini tempat apa pa?"

"Ini rumah momma."

"Lumah momma?"

Tok-tok

Ae mengetuk nisan Saint.

"Hallo momma. Momma apa di dalam tidak gelap?"
Ae mendekatkan telinganya pada nisan Saint.

Perth menangis terharu melihat tingkah lucu baby Ae.

"Momma, kapan akan pulang? Ae ingin bertemu momma. Ae ingin dipeluk momma. Momma sangat cantik. Papa selalu menunjukkan foto momma padaku. Momma, Ae melindukan momma. Ae sayang pada momma."

"Sayang, kemarilah."

Ae bangkit dan memeluk Perth.

"Papa, kenapa menangis? Jangan menangis."
Ae mengusap airmata Perth dengan tangan mungilnya.

"Sayang, momma tidak akan bisa tinggal bersama kita. Momma akan tidur sampai Ae tua nanti. Momma akan istirrahat selamanya."
Jelas Perth pada baby Ae.

"Jadi, Ae tidak bisa bertemu momma? Ae tidak bisa memeluk momma?"

Perth memeluk baby Ae dan semakin menangis.

"Ae punya papa yang akan selalu memeluk Ae."

"Tapi, Ae ingin beltemu momma sekali saja, papa."
Ae sedih sehingga menangis di pundak Perth.

"Huuuaaa... momma."

Perth pun juga ikut semakin menangis.

"Sayang, jangan menangis. Mama akan memarahi papa jika Ae manangis. Jangan pernah membenci mama ya sayang."
Ucap Perth menenangkan baby Ae.

Tak lama kemudian baby Ae pun sedikit lebih tenang.

"Ae sayang momma. Tunggu Ae ya ma, Ae akan menjemput momma."

"Papa dan momma juga sangat menyayangi Ae."

"Ae juga sayang papa dan momma."

Perth memeluk erat baby Ae. Satu-satunya harta berharga bagi Perth saat ini. Namun tiba-tiba Ae berteriak.

"Mommaaa?"

Perth pun terkeiut.

"Sayang, ada apa?"

"Momma, pa. Mommaa ada di samping papa."

"Hah? Saint... kamu datang sayang?"
Perth kembali menangis.

Perth pun juga merasakan kehadiran Saint. Karena anak kecil dipercaya bisa melihat sesuatu yang tak
kasat mata.

Ae melihat mendiang Saint yang tersenyum
sangat cantik dengan pakian berwarna putih di samping Perth.

"Momma benar-benar cantik."

Ae melihat mendiang Saint mengucapkan.
'Momma sayang baby Ae dan papa Perth.'

"Ae dan papa juga sayang momma."

Hati Perth semakin teriris dan menangis.
Mendiang Saint melebarkan tangannya untuk memeluk baby Ae.

"Mama, ingin memelukku?"

Ae memeluk Perth, dan saat itu juga mendiang Saint
memeluk Perth dan Ae.
Perth benar-benar merasakan pelukan Saint.

"Saint? Sayang kau benar-benar datang?"
Perth tersenyum namun airmatanya terus mengalir.

"Aku sangat mencintaimu, istriku."

Meskipun berwujud arwah, akhirnya Ae merasakan pelukan dari seorang mommaa, yaitu Saint.

***** THE END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang