34

42 5 1
                                    





Mereka saat ini sudah sampai di sebuah hotel.

"Kau masih pusing?"
Tanya Perth.

"Tidak."
Jawab Saint tersenyum pada Perth.

"Apa Saint sakit?"
Tanya Choi saat mendengar ucapan Perth.

"Ahh, tidak."
Elak Saint.

"Iya, saat turun dari pesawat tadi dia merasakan sangat pusing."
Jelas Perth.

"Ahh, kalau begitu segera istirahatlah. Ini kunci kamar kalian."
-Choi.

"Iya, terima kasih."

"Choi, terima kasih. Maaf merepotkanmu dan Yara."
-Choi.

"Tidak papa. Cepatlah istirahat."

"Ayo Sayang."
Perth merangkul Saint menuju kamarnya.

Choi yang saat itu berada di samping Yara terus menatap Perth dan Saint.

"Oppa, ayo."
Ajak Yara, namun Choi masih menatap ke arah Perth dan Saint.

"Oppa?"
Panggil Yara lagi karena tak ada tanggapan dari Choi.

"Ahh, iya."

"Kenapa kau menatap mereka seperti itu?"
Tanya Yata saat menyadari tatapan Choi pada Saint dan Perth.

"Ahh, tak ada apa-apa. Aku hanya berpikir kalau mereka terlihat sangat cocok."

"Ya, aku juga merasakan itu. Bukankah kau sendiri mengatakan Saint sudah sejak lama menginginkan pria itu."

"Iya?"

"Aku harap mereka selama nya bersama. Asal kau kau tah sayang, Saint pernah sekolah disini dan aku bisa mengenal sosok Saint."

"Sekolah disini?"

"Iya, awalnya ia melakukan operasi disini. Ayahku yang mengoperasinya. Pada saat itu Saint sempat tak tertolong. Detak jantungnya sempat hilang."

"Apa? Sempat tak tertolong?"
Kaget Yara.

"Iya, namun dengan semangat yang luar biasa, Tuhan memberi keajaiban untuknya. Dan aku pun tahu, Saint bertahan hidup untuk Perth. Aku tahu seberapa Saint sangat mencintai Perth. Dan syukurlah, sekarang Saint mendapatkan cinta sejatinya. Aku ikut bahagia mengetahuinya, karena aku tahu seberapa besar perjuangan Saint untuk Perth."

Mata Yara berkaca-kaca saat mendengar perkataan
Choi.

"Cinta Saint pada Perth sangat tulus ya."

"Iya."

"Semoga cinta kita kekal selamanya oppa."

"Iya sayang. Ayo kita pergi."

Choi dan Yara pergi meninggalkan kamar Perth dan Saint.



*****



Kamar Saint dan Perth.

"Istirahatlah."
Perth.

"Iya Bee."

Perth menata pakaiannya dan Saint, sedangkan Saint berbaring istirahat di ranjang.

"Sayang?"

"Iya Bee?"

"Kamu tidak papa?"

"Hah? Memangnya aku kenapa?"
Saint bingung.

"Aku lihat Choi seperti menyimpan persaan untukmu sayang."

"Tidak Bee. Aku kan sudah memlilihmu."

"Jadi dia pernah menyatakan cintanya kepadamu sayang."
Perth berhenti sejenak menata pakaiannya.

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang