18

84 16 1
                                    


Tiga bulan telah berlalu. Kini kondisi Saint sudah sangat membaik. Saat ini Saint sedang berada di sekolahnya. Saint dan Choi sedang bermain basket bersama.

"Saint, kita istirahat dulu."
Ucap Choi sambil ngos-ngosan.

"Ya ampun, kau sudah lelah? Hanya segitu kemampuanmu?"
Ejek Saint.

"Waahhh... kau mengejekku?"
Choi tak terima dengan ucapan Saint.

Saint menjulurkan lidah mengejek Choi.
Saint pun berlari tertawa saat Choi mengejarnya.

"Tangkap aku kalau bisa."
Ucap Saint sambil berlari.

"YAAA!!! Aku akan menangkapmu."
Choi terus berlari mengejar Saint.

Sampai akhirnya...

"Arrggghhhh."
Choi pura-pura terjatuh dan matanya melirik Saint yang masih sibuk berlari.

Saint berhenti saat menoleh ke Choi yang terjatuh.

"Choi?"
Saint khawatir dan berlari menghampiri Dam.

"Kau tak apa? Apa ada yang terluka?"
Tanya Saint panik.

Choi sibuk memandangi Saint yang sedang mengkhawatirkannya.

"Ya Tuhan, Saint terlihat benar-benar sangat cantik dan tampan dengan keringat di wajahnya."
Batin Choi yang mengagumi Saint.

"Ahhh, iya ini sakit sekali."
Ucap Choi.

"Bagian mana?"
Saint sibuk mencari luka Choi.

Tiba-tiba...

"YAAAAAAA...... kau tertangkap sekarang."
Choi menangkap Saint dengan memeluk Saint.

Saint terkejut dan terdiam sekejap memandang Choi.

"Haiilisssshhh... kau membohongiku?"
Saint dengan kesal memukul pelan Choi.

"Biarkan saja, karena kau selalu mengejekku."

"Haishhh, awas saja kau. Jika nanti kau terjatuh, aku tidak akan datang padamu."
Kesal Saint lalu bangkit.

Saint pergi dengan wajah kesal yang sangat lucu.

"Ya ya ya. Kau marah? Maafkan aku."
Choi bangkit, lalu mengejar Saint.

Saat mengejar Saint, kaki Choi benar-benar terkilir.

"Aaarrgggggh.... Sainttt. Tolong aku."
Teriak Choi sambil kesakitan.

"Ahhh, ini benar-benar sakit sekali."
Gumam Choi sembari mengusap kakinya.

Saint tak memperdulikan Choi yang sedang terjatuh dan kesakitan, karena Saint pikir pasti Choi membohonginya lagi.

Saint pun terus berialan menuju kelas.
Saat sudah berada di kelas.
Cukup lama Saint menunggu, namun Choi tak kunjung datang.

"Dimana Choi? Lama sekali."
Gumam Saint.

Tak lama setelah itu, Choi pun datang dengan satu kaki yang diangkatnya karena bengkak sebab terkilir tadi.

Saint melihat Choi yang berjalan melompat - lompat seperti katak.

"Yaaa... Hahaha. Kenapa kau berjalan seperti itu?"
Saint menertawakan Choi.

Choi memasang wajah cemberutnya.
"Kau menyebalkan."

"Aku? Menyebalkan? Kenapa?"

"Aku terjatuh saat mengejarmu, dan kakiku benar-benar terkilir. Lihat saja sampai bengkak begini." Choi menunjukkan kakinya pada Saint.

"Saat aku memanggilmu, kau pun tidak menoleh. Kau benar-benar menyebalkan."
Lanjut Choi kesal.

"Hahaha. Kau juga menyebalkan, kau juga membohongiku tadi. Makanya, jangan suka berbohong selagi seseorang masih mau mempercayaimu."
Nasehat Saint.

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang