Pagipun tiba, mereka sudah bersiap untuk pulang dan berkumpul di parkiran hotel.
"Jeon?"
Panggil Perth.
"Iya?"
"Apa kemarin kau berdarah?'
"Tidak, kenapa?"
"Kemarin ada banyak bekas tissue berdarah di kamar mandi. Ku kira itu kau. Karena saat itu hanya kau dan Saint yang ke kamar mandi."
Jeon lupa tentang hal itu.
"Ahh, itu? Emm... iya Perth. Kemarin kakiku sedikit berdarah."
"Kenapa?"
"Hanya tergores sedikit."
"Ahh..."
Saint datang bersama Kim dan Min.
"Bee..."
Panggil Saint tersenyum.
"Kemarilah."
"Huft, untung saja."
Gumam Jeon lega.
Saint memeluk Perth.
"Kau sudah baik-baik saja."
Perth mengecup dan mengusap rambut Saint.
"Iya, hanya masih sedikit pusing."
"Siap untuk pulang?"
"Siap,"
"Sayang, ayo masuk mobil."
Ajak Jeon pada Kim.
"Baiklah."
-Kim.
"Bebeb, ayo pulang."
Ajak Yoon yang juga tak mau kalah.
"Baiklah, mbeb."
Alay ya.
Mereka pun beranjak untuk pulang dengan mobil mereka masing-masing.
*****
Mobil Jeon dan Kim
"Sayang."
-Jeon.
"Iya."
"Aku tadi berbohong pada Perth."
"Berbohong? Tentang apa?"
"Tentang darah di kamar mandinya Perth."
"Hah? Perth melihatnya?"
"Mungkin. Apakah ini akan rumit jika Perth mengetahui tentang penyakit Saint?"
"Ku rasa begitu. Tapi lebih baik Perth mengetahuinya sendiri."
"Yaa, semoga Saint segera memberitahu Perth tentang sakitnya."
"Heemmm."
*****
Mobil PerthSaint.
"Bee?"
"Iya."
"Maafkan aku, karena liburan kita jadi seperti ini."
Saint merasa bersalah.
Karena dirinya liburan mereka tak sesuai ekspektasi yang rencana untuk menginap beberapa hari, namun baru satu hari mereka sudah harus pulang.
"Tak apa sayang. Percuma juga jika kita lanjutkan liburan ini, tapi keadaanmu semakin parah. Tak apa, kita bisa liburan lain waktu."
Perth tersenyum menenangkan Saint.
Tiba-tiba ponsel Saint berdering.
Dan ternyata panggilan masuk dari Choi.
"Hallo, Choi."
"Haii, Saint."
"Iya Choi, ada apa?"
"Tentang pernikahanku."
"Ahh, iya. bagaimana?"
