9

132 18 4
                                    






Saint masih setia menunggu Perth. Karena Saint takut, jika ia pulang dan Perth ternyata datang dan ia tak ada, itu akan membuat Perth kecewa.

Saint sampai tidak memperdulikan tubuhnya yang sudah menggigil kedinginan dan wajahnya yang sangat pucat.

Dengan sabar Saint menunggu Perth. Setelah satu jam menunggu, akhirnya kesabaran Saint pun terbayar, orang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang.

"Saint."
Panggil Perth saat melihat Saint duduk sendiri.

Saint menoleh ke arah Perth dengan wajah pucat.

"Heeiii."

"Maaf, aku sangat terlambat Saint."

"Tidak papa. Memangnya kau darimana?"

"Nana memintaku mengantarnya ke toko buku."

"Ahh.. Nana."

Saint sangat sakit hati mendengar kata Nana. Lagi dan lagi, Perth membuktikan bahwa Nana lebih penting dari dirinya.

Saint ingin marah namun ia menahannya. Lagipula Saint pikir ia juga tidak berhak marah, toh Nana adalah kekasih Perth, sedangkan ia hanyalah seorang sahabat.

"Ada apa kau mengajakku bertemu malam-malam, Perth?"

"Ahh.. tentang itu. Aku ingin meminta pendapatmu.
Minggu depan Nana ulang tahun, menurutmu hadiah apa yang harus aku berikan padanya."
Ucap Perth yang sudah duduk di samping Saint.

"Dan ternyata semua tentang Nana dan Nana. Kau ingin menemuiku ternyata hanya untuk Nana, kau tidak tahu betapa sakitnya aku Perth. Bahkan aku rela menunggumu berjam-jam dan kedinginan hanya ingin melihat wajahmu. Tapi apa yang aku dapat, ternyata semua itu tak jauh dari soal Nana." Ucap Saint dalam hati yang terluka.

"Hey Saint."
Panggil Perth sambil memetikkan jarinya di depan mata Saint, karena Perth melihat Saint malah melamun.

"Ada apa? Kenapa kau melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?"
Tanya Perth.

"Ahh, aku tak apa. Oh ya tadi kau membahas soal Nana ya?"

"Iya, apa yang harus aku berikan di ulang tahun Nana?"

"Eeeemmm...... Menurutku biasanya seseorang akan suka diberi cincin, atau semacam kalung."
Usul Saint.

"Apa kau yakin, Nana akan menyukainya?"

"Iya, aku yakin. Contohnya saja aku. Bukankah aku sangat senang ketika kau memberiku cincin?"

"Ah, iya kau benar. "

"kalau Nana sayang padamu, apapun pemberianmu pasti dia akan menghargainya. Percayalah."
Saint meyakinkan Perth dengan menggenggam tangannya.

"Ahh.. kau benar."
Perth melihat tangan Saint.

"Yaa... Saint, dimana cincin kita? Cincin dariku?"

Saint terkejut lalu menarik tangannya kembali.
Saint lupa, bahwa ia sudah melepasnya sejak lama.

"Ahh.. setiap aku mandi, aku selalu melepasnya. Dan ini aku lupa memakainya kembali, karena terburu- buru untuk bertemu denganmu."
Saint beralasan.

"Astaga, aku kira kau membuangnya. Ya sudah, terima kasih Saint untuk ke sekian kalinya. Kau selalu memberi solusi yang tebaik di setiap masalahku."

"Iya, sama-sama Perth."

"Apa kau sudah makan?"

"Belum. Aku tadi melewatkan makan malamku karena pergi kesini."

"Ya ampun Saint, maafkan aku. kalau begitu ayo kita cari makan dulu?"
Ajak Perth merasa bersalah.

"Ahh, tak usah. Aku akan makan di rumah saja."

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang