Hari demi haripun berlalu.
Minggu demi minggu berganti.
Perth dan Saint hidup bahagia sebagai sepasang suami istri.
Rasa cinta diantara keduanya semakin hari semakin besar.
Perth merawat dan menjaga Saint dengan sangat baik dan sabar.
Kini usia pernikahan mereka sudah dua bulan berlalu.Oh ya, satu bulan yang lalu Perth dan Saint memutuskan untuk pindah dan tinggal di apartemen Perth.
Mereka berdua ingin hidup mandiri sebagai sepasang suami istri.Saint sedang di kamar mandi.
'Hueeeekkkkk'
"Ahh, kenapa badanku rasanya pegal sekali."
'Hueeekkk.'
Saint sejak tadi merasa mual dan muntah di kamar mandi.
Perth yang berada di ruang tengah pun mendengar suara Saint yang sedang muntah-muntah."Sayang, apa kau baik-baik saja?"
Teriak Perth."Aku tak apa sayang."
'Hueueeekk.. hueeekk.'
"Apa Saint benar-benar baik-baik saja."
Gumam Perth yang kemudian bangkit dan menghampiri Saint yang berada di kamar mandi."Sayang?"
Ucap Perth di balik pintu."Iya?"
Saint membuka pintu kamar mandi."Kau tak enak badan?"
"Entahlah aku rasanva mual sekali dan badanku rasanva juga tak enak."
"Mual? Atau jangan-jangan..."
Tersenyum senang."Jangan-jangan apa?"
"Atau jangan-jangan kau hamil?"
"Apa? Hamil? Tidak mungkin Bee. Aku laki-laki sama seperti mu."
"Iya kau laki-laki, jangan lupa ya aku tahu kalau kau bisa hamil sayang. Mama Nat dan Papa Mile sudah menjelaskan pada aku. Ingat kau juga lahir rahim seorang pria sayang."
"Sayang... kita ke dokter ya."
Perth bahagia memeluk Saint. Ia harap dugaan ya benar.Sedangkan Saint masih bingung dengan pernyataan Perth.
"Sayang ya Perth,, kenapa bingung.."
"Yaa... Hem?"
"Hemm?"
"Apa aku benar-benar hamil?"
Perth mengangguk di pundak Saint.
"Kau tahu darimana? Orang tadi waktu aku mau mencuci, aku ingin mencium bau bajumu. Dan tidak sengaja ternyata baju yang ku cium bagian ketiakmu. Hehe. Dan baunya luar biasa."
"Ара???"
"Hehe."
Saint menyeringai.Perth melepas pelukannya dan ekspresinya seketika berubah.
"Haish, ku kira kau mual karena efek hamil."
"Hehehe, sabarlah. Memangnya kau sudah siap memiliki anak?"
Saint mencubit hidung Perth."Aku sudah sangat siap."
"Hemm... sabar ya sayang."
Cup
Saint mencium bibir Perth."Tuhan pasti akan memberikan kita momongan." Lanjut Perth.
"Heeemm."
Perth Tersenyum mengusap rambut Saint.
Perth kembali keruang tengah.