35

41 5 2
                                    


Setelah makan malam selesai, Saint dan Perth kembali ke kamarnya.

Perth tampak diam dan tatapannya kosong.

Saint yang memperhatikan Perth pun bingung.

"Bee, kau kenapa?"

"Hemm, aku tak apa sayang."
Perth menatap Saint dengan mata sayu.

"Kau marah padaku karena aku tak memperbolehkanmu menciumku?"
Tanya Saint dengan wajah sedih lucu.

"Hehehe... tidak sayang."

"Lalu ada apa? Aku juga melihatmu menangis di depan Choi tadi."

"Aku tak apa sayang."

"Kau tak mau bercerita padaku?"

Perth diam.

"Baiklah, aku akan mengerti, selamat malam Bee."
Saint mengecup pipi Perth, kemudian berbaring membelakangi Perth.

Perth menangis menatap Saint yang membelakanginya.

Perth memeluk Saint dari belakang. Saint kaget dan berbalik menatap Perth yang menangis.

"Ya... kenapa kau menangis lagi?"
Saint mengusap airmata Perth.

"Terima kasih."
Ucap Perth sambil mengusap rambut Saint.

"Hehm? Untuk apa?"

"Kau setia padaku."

"Yaa... tak apa, Itu memang tujuanku untuk tetap hidup."

"Kapan kau akan bercerita padaku tentang sakitmu?"
Tanva Perth.

Saint terdiam dan seketika airmatanya berlinang.

"Apakah penting jika aku memberitahumu Bukankah cukup dengan adanya aku disini? Tidak papa, sakitku tak penting."

"Bisakah kau bercerita sedikit saja? Aku ingin merasakan apa yang kau rasakan. Aku tak ingin kau memendam dan merasakannya sendiri. Aku ingin berguna untukmu."

Airmata Saint sudah tak bisa tertahan lagi.
Saint menangis saat itu.

"Aku takut jika kau mengetahui sakitku, kau akan pergi."

"Tidak, aku akan selalu bersamamu apapun yang terjadi."

"Baiklah. Aku... aku sakit Leukimia."

Perth pu  kembali menangis dan memeluk Saint sangat erat.

"Sudah lama sebelum aku masuk SMA. Awalnya tak sampai separah ini. Setelah kau tahu tentang ini, jika kau ingin pergi, silahkan pergi. Aku tak ingin kau mengasihaniku."

"Tidak. Aku akan tetap bersamamu."

"Aku bisa pergi kapan saja. Ku mohon persiapkan dirimu."

"Jangan."
Airmata Perth mengalir semakin deras.

"Kumohon jangan bicara seperti itu. Aku akan tetap
bersamamu. Menemani sisa hidupmu. Aku yakin kau akan bertahan lebih lama lagi denganku, sayang."

"Meskipun begitu, jangan terlalu dalam mencintaiku. Aku tak mau membuatmu sakit terlalu dalam karena kehilanganku."

"Berhenti bicara seperti itu."

"Tenanglah, aku akan bertahan sekuatku."

"Aku akan menemanimu menghabiskan waktumu. Jangan pernah berpikir aku akan meninggalkanmu. I love you."

Saint menatap Perth.

"Jangan menangis lagi."
Saint menghapus airmata Perth.

"Percayalah, aku akan baik-baik saja."
Lanjut Saint.

My Happiness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang