La Bouf
"Kau yakin aku datang sendiri ke dunia mu ini?" Tanya breena,
Herga menatap dengan jengah, sudah berkali-kali pertanyaan itu muncul dari mulut gadis itu dan sudah berkali-kali juga Herga memberikan jawaban.
"Kau sendiri dasar cerewet, berapa kali lagi harus ku jawab agar kau percaya" balasnya.
Breena manyun mendengar intonasi suara Herga yang naik satu oktaf, tapi tak bisa ia pungkiri bahwa pahatan tuhan di hadapannya itu benar-benar Tampan jika sedang marah.
Breena melompati satu persatu batu yang berada di sungai, ia bolak-balik dari satu tempat ke tempat lain sembari menunggu Herga yang sedang mencari ikan.
"Tuan Herga, aku dengar fawn adalah panglima hutan... Benarkah itu?" Tanya nya hati-hati,
Alis Herga saling bertaut, perasaan dia tidak pernah membahas hal ini dengan breena tetapi dari mana gadis itu mengetahuinya.
"Tahu dari mana?"
"Aku mendengarnya dari peri lain" jawab breena, mata polosnya berbinar bahagia.
"Peri lain?"
"Iya..."
"Kau bertemu peri lain selain aku dan fawn?" Tanya Herga, raut wajah laki-laki itu berangsur serius.
Senyum breena perlahan memudar, ia keceplosan.
"JAWAB BREENA!" Jerit Herga ke arahnya.
Breena membuang tatapannya, buru-buru ia menapaki batu dan berniat pergi dari sana.
Herga menjentikkan jari nya, sedetik kemudian breena jatuh ke sungai dan seluruh tubuhnya basah karena air.
"Kau jahat!" Hardiknya emosi.
"Aku hanya memberi mu hukuman breena, kau bertemu peri lain tanpa sepengetahuan aku ataupun fawn" jelas laki-laki itu santai, ia tersenyum miring sembari menatap breena yang sudah menitikkan air matanya.
"Tapi kau keterlaluan! Aku tidak punya baju lagi selain yang ku kenakan Sekarang" ucap nya, air matanya sudah meluruh tak tertahankan.
Herga terdiam, ia melangkah keluar dari air dan membawa ikan hasil tangkapannya.
Ia menatap breena dengan tajam, "jangan cengeng, pulang!"
Breena mencak-mencak tidak jelas, terpaksa ia keluar dari air dan mengikuti langkah kaki fawn dari belakang. Tapi air mata gadis itu tetap menetes di barengi oleh keluhan yang keluar dari mulutnya.
***
Fawn melipat kedua tangannya di depan dada, Herga yang berada di hadapannya pura-pura tak perduli dengan sibuk memasukkan ikan bakar ke dalam mulutnya.
"Kau berkelahi lagi dengan nya..." Kata fawn,
Herga tetap tak menjawab,
"Breena ayo makan, jangan sampai kau mati ditempat ini dan tidak bisa pulang ke rumah mu" lanjut fawn, ia berusaha membujuk breena yang meringkuk di dalam selimut, gadis itu ternyata sedang merajuk.
Fawn bisa mendengar desahan halus yang keluar dari mulut gadis itu, ia juga bisa melihat selimut kapas yang menutupi tubuh gadis itu basah karena air matanya.
"Minta maaf Herga ini perintah" kata fawn,
Herga tetap tak bergeming, ikan bakar hasil tangkapan nya sore tadi mengalihkan sepenuh fokus nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/288730461-288-k420386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
Kısa HikayeRandom short story✓ One shoot✓ Terimakasih untuk yang sudah mampir dan untuk yang sudah tekan vote. Aku sungguh menghargai itu.... Thank you very khamsa.