Family?

130 18 0
                                    


Family?






HAPPY READING

||
||
||
||
||
||

FAMILY IS?



Menurut kalian, Definisi keluarga bahagia itu seperti apa sih?

Keluarga Cemara? Iya?

Apapun itu, yang namanya keluarga bukan kah Harus menjadi tempat berpulang? Tempat paling nyaman saat mengadu, tempat paling aman untuk berlindung, tempat yang bisa membuat kita menjadi diri sendiri dan membuka topeng penyamaran diri.

Ah, persetan dengan definisi keluarga bahagia. Yang jelas, aku iri, aku iri dengan mereka yang bisa tertawa bersama keluarganya, aku iri dengan mereka yang hidup damai dalam rumah, aku iri dengan mereka yang diberikan kasih sayang begitu hebat.

"Jangan menangis, semuanya pasti akan baik-baik saja kok"

pernah gak orang lain ngomong kayak gitu ke kamu?

Jika tidak pernah, maka kita sama. Aku tahu bagaimana sakitnya menjadi kamu, aku tahu bagaimana keras nya usaha kamu hingga ada di titik ini, aku tahu beratnya perjuangan kamu dengan tikaman kehidupan yang tak kunjung menemui akhir.

Semangat? Gak! Kata-kata semangat gak akan berarti saat kamu benar-benar hancur.

"Abuy... Ayo! Udah telat nih"

Aku menutup lembar terkahir dari buku diary, buku yang selama ini selalu ku gunakan sebagai tempat mengadu tentang betapa tak adilnya hidup ini.

"Kita telat juga gara-gara kamu saga!" Aku menatap nyalang ke arah saga, adik tingkat ku di kampus, "semua fotonya udah kamu print belum? Nanti ada pertemuan bareng anak-anak fotografi yang lain"

"Udah buy, tenang aja kalau sama gue mah. Semua kerjaan pasti beres" saga bersedekap dada.

Aku bertemu saga di sebuah organisasi fotografi, waktu itu saga mendaftar sebagai anggota baru saat ia masih berada di semester awal, sekarang laki-laki ini sudah menginjakkan kakinya di semester lima dan aku masih di semester tujuh.

Aku dan saga memasuki cafe yang ada di belakang kampus, niatnya kami ingin bertemu dengan alumni kampus yang kebetulan pernah menjadi anggota organisasi fotografi.

"Angkatan berapa kak?"

"Baru lulus dua tahun yang lalu kok" kak Janu menarik kursi untuk ia duduki, sebenarnya dia sudah datang lebih awal dari pada kami, tapi tadi sempat ke toilet untuk membuang hajat.

"Kenalin dulu kak, aku Abuya.. ini saga kita satu organisasi" aku mengulurkan tangan kepada kak Janu, meminta bersalaman dengan laki-laki itu.

Kak Janu menyambut dengan antusias, pertemuan itu kami isi dengan sharing tentang fotografi dan bagaimana cara mengelola foto yang bagus untuk dipamerkan.

"Acara nya kapan emangnya?" Kak Janu menyesap kopi yang beberapa menit lalu ia pesan, matanya menyipit meminta penjelasan lebih lanjut.

"September ini kak, karena itu kita butuh banget bimbingan kak Janu yang udah berpengalaman banget soal fotografi serta hal-hal apa yang perlu kita lakuin pas pameran nanti" ucap ku.

Kak Janu mengangguk, saga yang duduk di samping ku hanya diam menyimak obrolan kami itu.

"Gue usahakan supaya bisa membantu sebisanya" kata kak Janu.

Saga langsung nyengir sambil menarik tangan kak Janu untuk ia ajak salaman " makasiii kak, makasiii banyak" ucapnya.

Pertemuan itu kita akhiri dengan ngobrol-ngobrol santai, bercerita tentang bagaimana lelahnya menjadi mahasiswa. Karena kak Janu adalah alumni, ia hanya bisa menanggapi dengan tertawaan karena merasa kasihan dengan kami. Pastinya kak Janu pernah berada di posisi kami sekarang.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang