La Bouf

58 18 0
                                    

La Bouf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


La Bouf


Bermodalkan nekat dan lampu di tangan nya, breena menembus gelapnya hutan malam itu.

Kasturi benar-benar mencuri semua perhatian nya, sehabis pulang dari hutan perasaan breena benar-benar kacau. Pikirannya selalu tertuju kepada tumbuhan multi khasiat itu.

Breena sempat menyinggung soal kasturi kepada ayahnya, di luar dugaan. Ayah breena langsung bermuka masam, mendengar kasturi disebut lagi membuat air wajahnya mengeras.

Breena sadar dengan respon sang ayah. Sedari kecil, ayahnya selalu membahas tentang kasturi dengan seorang perempuan, tapi sampai sekarang breena tak tahu siapa perempuan yang ayahnya maksud dan apa hubungan perempuan itu dengan tumbuhan kasturi.

Breena menembus semak belukar di hadapannya, rumput ilalang yang sempat ia gunakan untuk menutupi kasturi ia singkirkan dengan perlahan.

Cahaya dari tumbuhan kasturi itu bersinar di sekitaran, mata breena membulat sangat sempurna.

Indah. Batin breena, tak tertahankan ia memuji keindahan tumbuhan yang sudah lama punah itu.

Breena berpikir sejenak, jika ia memetik kasturi, maka itu adalah akhir keindahannya. ia geleng-geleng kepala mengusir pikiran nya yang ingin memetik kasturi. Breena tak sanggup, ia ingin menikmati keindahan kasturi lebih lama. Jika di bolehkan, breena ingin membuat kasturi tumbuh lebih banyak lagi.

***

"Kau yakin manusia tidak akan bisa menembus masuk ke negeri kita" tanya Herga, maniknya menatap fawn yang sedang meminum Ramuan tyraluna buatannya. Ramuan itu berkhasiat menyembuhkan nyeri pada badan khususnya untuk sayap.

Biasanya jika fawn terlalu lama terbang, sayapnya akan sulit digerakkan hingga terasa menyakitkan. Ramuan itu mampu menyembuhkan.

Selain membantu panglima hutan, Herga juga sering kali di jadikan sasaran untuk semua jenis ramuan penyembuhan.

Anehnya, Ramuan tyraluna ampuh ketika di minum oleh siapapun itu. Kecuali Herga, ia kebingungan mengapa ramuan itu tak pernah mampu menyembuhkan sayapnya yang sudah mati rasa seperti membeku.

Sayapnya masih utuh dan sempurna, hanya saja sudah tidak bisa di gerakan lagi.

Ribuan kali Herga mencoba, tapi nihil hasilnya. sayap Herga tak bergeming dan tetap berada di tempatnya.

"Mereka tidak bisa melihat pintunya" jawab fawn.

"Tidak bisa melihat bukan berarti tidak bisa masuk, kan" balas Herga.

Kayu berbentuk gelas itu mengambang di depan wajah fawn, pikiran nya mulai tertuju kepada pintu masuk menuju negerinya.

Kejadian kemarin bukan pertama kalinya terjadi, dari ribuan tahun lalu manusia sudah berusaha mencari keberadaan mereka. Padahal di dunia manusia, kaum peri adalah sebuah cerita dongeng yang melegenda.

"La Bouf akan tetap aman jika ada aku"

"Sombong"

Fawn menoleh, manik tajam nya langsung menusuk menembus manik Herga. Yang di tatap memalingkan wajah, berpura-pura membereskan meja tempat ia membuat ramuan tadi.

"Aku panglima hutan" ucap Fawn, "Aku akan melindungi hutan dan negeri La Bouf"

"Lakukan sesukamu fawn, sekarang enyahlah dari rumah ku" kata Herga, ia mengambil gelas berbahan kayu yang fawn gunakan.

***

Breena sampai di rumah saat sudah tengah malam. Ayahnya yang sedang menumbuk berbagai tumbuhan herbal untuk dijadikan obat sontak menatap sang putri dengan tak sabaran.

"Sudah dari mana? Ayah pikir kamu tidur di dalam bilik" ucap sang ayah.

"Dari rumahnya Yota yah, ada perlu sebentar"

Itu kebohongan pertama yang breena ucapkan, selama 23 tahun ia tak pernah berani membohongi laki-laki yang selalu menjaganya selama ini.

Breena ingin Jujur tentang kasturi, tapi insting nya mengatakan bahwa ayahnya akan menggila jika ia menyebutkan nama tumbuhan itu lagi.

"Mau Breena bantu, yah?"

"Tidak usah, kamu istirahat saja. Sedari pagi kamu kan sudah bantu ayah mencari tumbuhan untuk obat"

Ayah breena tersenyum sekilas, kemudian kembali menumbuk tanaman yang breena temukan di hutan.

Breena memasuki sebuah ruangan yang di peruntukan untuk nya, itu bukan kamar. Hanya sebuah ruangan yang di isi oleh tikar dan beberapa barang-barang miliknya dan ayahnya.

Gadis itu mengunci pintu dari dalam, kemudian ia mengeluarkan sebuah kelopak seperti kelopak bunga dari tas selempang berbahan kain.

Itu adalah kasturi. Breena mendefinisikan kasturi sebagai bunga. Walau ayahnya sering kali berkata, bahwa kasturi bukanlah bunga, ia tumbuhan milik Dewi hutan. kasturi awalnya dikenal sebagai tumbuhan liar yang kemudian ditemukan khasiat nya oleh ayah Breena.

Kemasyhuran kasturi menyebar pesat, orang-orang beramai-ramai mencari keberadaan tumbuhan itu.

Rakus. Kasturi di petik berlebihan hingga tak bersisa. Ayah breena merasa itu semua adalah salahnya, jika saat itu ia membiarkan kasturi di ketahui oleh dirinya seorang. Maka tumbuhan itu akan bertahan, keindahan kasturi akan tetap di nikmati hingga sekarang.

Breena menatap kasturi lamat-lamat, tangannya membawa kasturi kedalam mulutnya. Ia mengunyah tumbuhan itu dengan nikmat.

Rasanya hambar, tapi entah mengapa perasaan breena langsung membuncah. Ia berkeringat dengan nafasnya yang semakin memburu.

Manik Breena berbinar, jantung nya berdetak lebih kencang dari normal.

Hingga pandangan gadis itu memburam, kepalanya terasa berat. Dan breena benar-benar pingsan saat itu juga.

***

Ensley berdiri di balkon istana, negeri la Bouf terbentang luas di hadapannya.

"Ratu Ensley, raja meminta ratu menghadap" ucap seorang dayang istana, ia menunduk menunggu jawaban dari sang ratu.

"Katakan kalau aku sedang lelah, aku akan menemui nya besok pagi" balas Ensley.

Dayang itu membungkuk, kemudian berjalan mundur dan menghilang dari bilik ratu Ensley.

Bibir Ensley tertarik,"aku kedatangan tamu".

Entah ia berbicara kepada siapa, yang jelas di ruangan itu hanya ada dirinya seorang.

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang