Seni menyakiti diri sendiri adalah ketika mencintai orang yang tidak mencintai kita."Aku capek"
"Kamu pikir aku, enggak?"
Empat tahun aku bertahan dengan segala luka yang dia ciptakan, dan selama itu tak pernah ada sedikitpun dalam benak ku untuk membalas luka yang sama padanya.
Karena aku tahu, cinta yang aku rasakan tak mengizinkan untuk melakukan nya.
Tapi aku terlalu lelah untuk diminta terus bertahan, apalagi luka yang dia beri selalu sama hingga membuat ku bosan dan muak.
Argan melepas satu persatu kancing jas kerjanya, kemudian dengan langkah kaki gontai aku keluar dari kamar utama.
Empat tahun hubungan ini telah terjalin, tetapi entah mengapa empat tahun ini terasa begitu menyiksa ku. Argan, laki-laki yang dari masa kuliah dulu selalu ku agung-agungkan dengan kesempurnaannya. Setelah menikah aku baru tahu betapa busuknya laki-laki itu.
Tapi sialnya, semua hal busuk tentang Argan tak membuat cinta yang ku beri Padanya memudar.
Aku berlari, menjauh dari semua hal yang bisa menyakiti ku, tetapi langkah kaki ini selalu membawa ku kembali kedalam rumah tangga yang kacau ini.
Hal seperti apa lagi yang bisa ku lakukan agar Argan membalas cintaku?
"Nela besok mau nginep di sini"
Aku melirik Argan sekilas, laki-laki itu sudah mengganti baju kerja nya dengan baju santai di rumah.
Aku hanya menjawab dengan mengangguk pelan, lalu menghampiri Argan dan menyodorkan kopi kesukaannya.
Sedikit cerita tentang Nela.
Dia adalah pacar Argan. Jauh sebelum aku menikah dengan Argan, Nela sudah lebih dahulu menjalin kasih dengannya-hingga Sekarang.
Aku tidak tahu alasan seperti apa yang bisa membuat ku sabar menghadapi semua ini, melihat suami ku sendiri menjalin hubungan dengan perempuan lain secara terang-terangan bukan lah sesuatu hal yang mengagetkan lagi. Nela memang sering di bawa menginap oleh Argan kerumah ini-rumah yang menjadi kado pernikahan ku dengan dia dari mama.
Argan tak pernah mencintai ku, aku tahu itu. Cara dia bersikap sudah mencerminkan hal itu, setiap aku ingin menyentuh nya dia akan menjauh dan selalu memasang wajah datarnya. Bahkan selama empat tahun pernikahan ini, kami tak pernah melakukan hubungan badan bahkan tidur di satu kamar pun tak pernah.
Aku melewati kamar utama yang tepat berada di samping kamar ku, saat lewat disana suara perempuan terdengar tertawa terkikik lalu di sambung oleh suara Argan yang terdengar bahagia.
Hal yang tidak pernah aku lihat saat Argan bersama ku, yaitu tertawa lepas.
"Ta, Nela mau makan pasta, buatin ya!"
Pintu kayu itu terbuka, hingga menampilkan Argan yang bertelanjang dada dan aku bisa melihat Nela yang sedang tertidur di atas kasur sembari memainkan ponselnya.
Aku mengangguk, lalu Argan kembali masuk kedalam dan menutup pintu itu.
Aku pikir sabar ku selama empat tahun ini akan membuahkan hasil, mungkin Argan akan sadar tentang cinta ku yang terlampau besar padanya, tapi semua pikiran itu ternyata salah. Hingga detik ini, Argan masih mencintai orang yang sama yaitu nela-bukan aku.
Bertahan untuk rumah tangga sendiri bukan suatu kebodohan, 'kan?
Aku mencintai nya melebihi cinta kepada diri ku sendiri, aku membiarkan diri ku hancur demi bisa menatap indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
Short StoryRandom short story✓ One shoot✓ Terimakasih untuk yang sudah mampir dan untuk yang sudah tekan vote. Aku sungguh menghargai itu.... Thank you very khamsa.