Pukulan demi pukulan, terus ditahan bahkan dari tangannya keluar rudira segar sedang Raja tak pernah berhenti memukuli kakaknya entah kenapa, tak seperti biasanya sifat adik pada sang kakak seganas ini.
Mungkinkah hasil dari didikan sang pria bertopeng sehingga tak ada lagi sanubari yang ia miliki, tak ada lagi rasa sayang yang ia tanami semua berubah menjadi kekejaman yang sangat gelap, terlihat dari matanya pun tak ada lagi yang namanya kasihan.
Meski terus bertahan dari pukulan dan tendangan api sang adik, lama kelamaan Pangeran tak kuat untuk terus menahan hingga terus-terusan jatuh lalu bangkit tapi tak menghajar.
"Kenapa kakak nggak bales aku!" teriaknya
Pangeran yang lunglai berusaha bangun dari jatuhnya dengan tubuh dilumuri darah, ia menjawab
"Nggak akan mungkin seorang kakak nyakitin adik"
Mendengar hal itu tertegun lah Raja, muncul sedikit rasa tak tega namun lagi-lagi dendam menguasai diri.
"Tapi aku udah nyakitin kakak berkali-kali harusnya kakak bales"
"Mau kamu buat kakak nggak bisa jalan juga nggak apa-apa, kakak nggak akan balas, karena kamu harta berharga kakak"
"Kalau kakak kasihan sama aku biarin aku ngancurin desa ini"
"Maaf, kakak nggak akan biarin kalau kamu mau buat jahat"
"Kakak mau aku bahagia kan?"
"Siapa yang nyuruh kamu buat jahat, apa dia bakal ngasih kamu makan?"
"Lebih dari ngasih makan aku bahagia sama dia kak, apa yang aku mau semua dikabulin"
"Ingat dek, kamu lagi diperalat kamu dikasih semua itu karena mereka lagi butuh kamu kalau mereka nggak butuh lagi, kamu bakal dibuang"
"Orang jahat punya caranya sendiri untuk memuaskan nafsu walaupun harus pura-pura baik, mereka bermuka dua" lanjut Pangeran
"Nggak usah ngomong kayak gitu lagi kak aku nggak percaya, karena aku sudah rasain sendiri sedangkan kakak belum tahu apa-apa, jangan sok nasehatin orang kalau kakak belum pernah ngalaminnya sendiri"
Pangeran tertawa kecil
"Orang yang keras kepala nggak akan nerima nasehat kalau dia belum ngerasain akibatnya sendiri"
Ucap Pangeran kecil
"Terserah kamu dek, yang penting udah kakak bilangin kalau orang jahat itu punya dua muka"
Seketika keadaan menjadi hening dan kini siulan angin menjadi musik penenang bagi kedua anak kecil yang sedang bertengkar, kasih sayang terpisahkan karena kejadian yang tak diinginkan.
Hati Raja kini bercampur aduk antara kebaikan dan kejahatan, bingung apakah harus tinggal bersama kakaknya kali ini, agar bisa hidup bersama lagi atau hidup bersama pria bertopeng yang telah menyayanginya selama ini.
"Ayo dek ikut tinggal sama kakak sekarang, kakak tinggal di rumah kok sama orang yang baik"
Mendengar ucapan itu semakin gundah sanubari, semakin bercampur aduk, semakin berputar-putar antara kebaikan dan kejahatan, tanpa disadari kini tangisan menghiasi diri, cahaya datang seakan-akan mengusir kejahatan secara perlahan.
Raja ingat semua kenangan masa kecil bersama kakaknya, mereka selalu saling menyayangi dan saling membantu, kebahagiaan selalu menyelimuti walau tak hidup mewah.
Namun di saat seperti itu ia melihat pria bertopeng sedang mengawasinya
dan di saat itu juga teringat semua kasih sayang yang diberikan dari pria bertopeng, kebahagiaan selalu ada, hidup selalu berkecukupan.
Karena gundahnya hati saat ini dia mengepal kuat tangannya, menutup mata lalu menangis, menggelengkan kepala.
Dengan cepat ia mengeluarkan jurus bola api dari mulut lalu menyerang sang kakak, karena besarnya bola api yang dibuat sehingga hampir kewalahan Pangeran menangkisnya, untungnya jurus pelindung pohon jati masih bisa menahan, setelah bola api reda, tak terlihat lagi di mana adiknya berada.
"Ternyata bener, kasih sayang yang tulus bakal kalah dengan kasih sayang yang baru" ucap Pangeran pelan
Dia pergi meninggalkan hutan, ketika sudah merasa aman dari banyak orang pohon jati yang melindungi masyarakat tiba-tiba masuk kembali ke dalam tanah, hal yang membuat orang-orang kaget, apa yang terjadi?
Karena sedari tadi mereka hanya mendengar suara api dahsyat dari dalam lindungan pohon jati, tragedi ini pasti akan tersebar dengan sekejap
Pangeran pergi ke pinggir sungai lalu dengan tangan ajaib keluarlah daun binahong dari telepak tangan lalu dikunyahnya hingga lumat dan ditempelkan pada luka bakar bekas pertengkaran tadi, untung saja luka bakarnya ringan jadi masih sempat diobati.
Lukanya berada di lengan tangan yang menjadi perisai saat Raja mengamuk dengan apinya, jika saja bola api yang besar tidak dapat ditangkis mungkin saraf saraf pada tubuhnya tak berfungsi lagi.
Takut lukanya ketahuan terpaksa ia berdiam di pinggir sungai hingga sembuh, menghindar dari kecurigaan banyak orang karena jika mereka melihat mungkin saja akan mencurigai Pangeran.
°°°°°
Sedang di ruangan mengerikan seorang anak kecil sedang duduk di sebuah kursi, wajahnya terlihat merenung sedang orang yang di sampingnya berusaha membuat ketenangan
"Maafin aku kak belum bisa ngabulin kemauan kakak"
"Udah nggak papa lain kali juga bisa kok, untuk sekarang kamu istirahat aja dulu"
"Nggak mau, nanti aja aku lagi pengen cari tenang dulu"
"Ya udah terserah"
Raja pun pergi ke suatu ruangan untuk mencari ketenangan, sedang pria yang diam di kursi terlihat geram.
"Dasar anak kecil yang nggak bisa diandelin, untuk nanti lebih baik aku cari orang aja dan dia harus berlatih sampai kekuatannya lebih hebat dari sebelumnya, sampai aku bisa ubah dunia pake alat terhebat yang orang lain nggak punya"
"Tapi untuk sekarang aku harus fokus dulu gimana caranya biar aku bisa ngancurin hutan yang ada di desa tadi untuk dijadiin tempat percobaanku"
Lalu orang itu tersenyum sinis sambil melamunkan impian.
Tempat tinggal yang berbeda dari sang kakak, adik tinggal di suatu tempat yang seram ia berjalan-jalan untuk mencari ketenangan namun pasti ada saja hal yang mengganjal salah satunya yaitu suasana, di tempat seperti ini tidak bisa dibelai sarayu karena tempat ini tak ada udara segar yang ingin memasukinya sedang di desa kesegaran dapat dihirup dengan nikmat.
Pikirannya terus tertuju pada sang kakak, heran kenapa dia bisa tinggal di sana, siapa yang menampung.
Bertemunya dengan sang kakak membuatnya kini teringat memori masa lalu, namun di sisi lain ia tak ingin mengkhianati orang yang telah merawatnya.
"Pusing banget hari ini kenapa harus ketemu kakak, kalau aja gak ketemu pasti dari tadi hutannya udah abis, terus masalah selesai"
°°°°°
Sedang Pangeran yang sedari tadi diam pun terlelap dalam kekosongan, seolah ada masalah besar yang menimpa setelah kejadian tadi.
"Raja kalau aja kamu ikut kakak pasti nggak bakal kayak gini, kakak takut kamu dijadiin alat sama orang lain"
Kini mereka berdua diselimuti renjana namun ada yang menghalangi untuk tetap bersatu dan hal itu susah untuk dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
Hành độngMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...