TEMAN CANDA DAN TAWA

36 24 14
                                    

Tiba-tiba sang raksasa merasa lemah dan sulit bernafas, terlihat dari cara dia menghirup udara. Sudah tidak stabil, juga terus memegangi dada dan rahangnya, terlebih daripada itu keringat mulai keluar dari tubuh keseimbangan tak bisa dijaga dia bagaikan orang yang hamil, selalu mual jantungnya terdengar berdetak sangat kencang.

Itu semua adalah penyebab bagi siapa yang menyerang mereka, semua tenaga dikerahkan sehingga raksasa itu terus-menerus merasakan sakit yang sangat dalam, bumi mulai berguncangan karena makhluk besar ini tak terkendali langkahnya, cakrawala pun hampir pecah karena teriakan yang sangat kuat, orang-orang di sekitarnya pun tak sanggup mendengar bahkan hampir telinga rusak.

Namun konsentrasi bagi para pahlawan tidak boleh hancur, harus terus fokus melawan raksasa walau cakrawala pecah, namun ini adalah rasa sakit yang hanya sebentar karena jikalau dia sudah mati tidak akan lagi ada sang pengganggu.

Setelah lumayan lama akhirnya dia mulai menutup mata, tubuhnya tak tersedia sedikitpun kekuatan bahkan untuk berdiri pun susah hingga harus terjatuh.

Begitu juga bagi para pahlawan tenaga sudah terkuras habis, bahkan pernafasan sudah mulai susah, mata sudah tak sanggup melihat alam, telinga sudah tak mendengar tangisan, bahkan mula-mula semuanya tak berfungsi, lalu jatuh tersungkur di atas tanah yang baru saja merdeka dari musuh ganas.

Keluarga dari para pahlawan langsung menghampiri mereka, kehilangan keluarga demi keselamatan desa adalah suatu pengorbanan mulia karena berhasil menjaga banyak jiwa dari ancaman bertahun tahun, jika tak segera melakukan kekuatan tadi.

Caesar kecil menghampiri ayahnya, bocah yang ditinggal seorang bapak dalam waktu yang belia, yang seharusnya mendapatkan kasih sayang lebih namun, semuanya tidak berpihak pada Caesar.

Ibunya pun berusaha untuk menyadari Caesar namun apa daya sang ibu ikut menangis karena orang yang selalu menjaganya dari mara bahaya telah hilang dan terbang menghadiri undangan indurasmi.

Ketika kesedihan sedang melanda tiba-tiba guncangan terjadi lagi, semuanya khawatir karena takut terjadi apa-apa sedang para pahlawan sudah merasa sangat lemah atau mungkin telah tiada.

Semua dalam keadaan cemas berusaha melindungi diri, namun tidak bagi para keluarga pahlawan mereka tetap diam di samping orang tersayang, padahal yang lainnya sudah memanggil dan mengajak agar pergi sebab takut terjadi kejadian yang tak diinginkan.

Bagaimana mereka ingin mendengar sedang telinga disumbat nelangsa, namun semuanya sadar ketika langit mulai menghitam. Tapi tak hitam seperti biasa yang satu ini sangat aneh sehingga bisa menyadarkan orang-orang yang diselimuti sendu.

Sesuatu yang mengejutkan terjadi ternyata makhluk besar tadi belum mati, walau lemah tangannya berusaha menghancurkan semua jiwa siapapun yang berada di dekat mayat mayat pahlawan.

Untungnya semua tersadar, ketika tangan raksasa itu ingin menimpa sehingga sedikit kesempatan selamat, Caesar ketika itu mengajak ibunya pergi, tapi semua berujung pada apa yang tak diinginkan, lagi lagi lara datang menusuk tubuh manusia lunglai.

Hanya sebagian dari mereka yang selamat sedang lainnya terbang bersama para pahlawan, anak kecil ditinggal oleh kedua orangtua, istri ditinggal anak dan suami.

Salah satu korban adalah ibu Caesar, tak sempat selamat ia dari telapak tangan makhluk kejam tadi, padahal hampir sedikit lagi selamat, tapi, harapan indah menjadi tak seperti yang dibayangkan.

Seorang anak menangis tersedu-sedu mencoba mengangkat satu jari dari raksasa pun kesusahan walau sudah mencoba dengan kekuatannya, karena dia masih terlalu kecil kekuatan yang dipunyai masihlah terlalu rendah sehingga tidak sedikitpun terangkat.

Semua orang yang berlindung merasa kasihan pada mereka yang telah kehilangan, akhirnya masing-masing dari mereka menyelamatkan  anak-anak, merawat dan membesarkannya dengan didikan bagus, sebagai balas budi dari orang tua mereka, karena sudah bersedia merelakan nyawa demi desa.

Caesar dirawat oleh satu nenek yang memiliki satu cucu, suami dari nenek itu telah meninggalkannya lama, hidup dalam kesederhanaan tapi selalu bersyukur, cucunya terlihat tak suka padanya, Caesar merasa tak bisa membenci sebab neneknya telah menolong dan memberinya makan, sehingga setiap kebencian harus diterima tanpa balasan.

Ketika merasa cukup dewasa Caesar memilih untuk hidup sendiri menjauh dari orang yang membencinya, dia pun tak kuat menahan. Akan lebih baik pergi,
jikalau dibalas pasti akan menyakitkan hati nenek angkatnya.

Cesar tinggal di rumah sederhana bisa kita sebut gubuk, ia mendapatkan makanan dari hasil kerja dan terkadang disela sela pekerjaan dia berlatih karena ingin meningkatkan kekuatan.

Sehingga semakin besar latihan selalu rutin dan kekuatan membesar, lalu sering berpergian jauh untuk mencari tempat berlatih yang nyaman, bukan hanya itu, dia juga senang pergi kesana kemari, sampai suatu hari dia menemukan ukiran ukiran di dinding gua yang menggambarkan kejadian waktu itu, beberapa tahun yang lalu ketika dia masih kecil.

Setelah diteliti lebih tajam ternyata raksasa yang menyerang desa dan membunuh semuanya ada pengendalinya, tergambar disana bahwa dia memakai topeng dan mempunyai sifat sangat jahat.

Mulai saat itulah Caesar mempunyai tujuan dalam perjalanan, yaitu mencari sang pria bertopeng yang telah membunuh keluarganya, berjanji akan memberi pelajaran yang sangat berat, entah kenapa tiba-tiba ia merasa rindu akan ayah dan ibu, andaikan kedua orang tuanya masih ada mungkin nasibnya tak akan seperti ini.

Merasa rindu dengan desa, akhirnya pulang untuk melihat-lihat keadaan sekitar dan menjaga desanya, juga ingin bertemu nenek yang sudah mengurusinya walau harus terus dihina oleh cucu aslinya.

Perjalanan Caesar cukup jauh sehingga dia sampai di keesokan harinya. Ia melihat banyak mayat tertimbun dalam sumur lalu ketika berada disana banyak orang mencegat, mencoba untuk membunuh Caesar, beranggapan bahwa orang yang mempunyai kekuatan adalah bencana, bahkan nenek yang merawatnya dulu kini tak ingin sedikitpun membuka mulut.

Namun Caesar tak mempercayai semuanya, tak mungkin dengan tiba-tiba mereka menganggap bahwa orang yang mempunyai kekuatan adalah pembawa sial, sedang dulu ayah dan ibu Caesar menjadi korban dari raksasa ganas, semua terjadi tiba-tiba pasti ada yang memainkannya, dan dia yakin bahwa pria bertopeng lah sang pengendali pikiran mereka.

"Nggak akan aku biarin kamu terus merusak semuanya, aku bakal cari kamu!" ucapnya dengan lirih

Mulai berkelana mencari pria bertopeng, lalu dalam perjalanannya dia menemukan seorang anak kecil yang sedang sedih, rasa iba mengajak untuk menghibur bocah, dengan gembira Caesar menghibur agar tak ada lagi air mata keluar dari jendela jiwa.

Entah kenapa ketika ingin meneruskan perjalanan tiba-tiba anak kecil itu ingin ikut bersama, ingin sekali mengajak nya namun takut menyusahkan di sisi lain rasa kasihan terus membisiki hati.

Karena terus memaksa akhirnya anak kecil tadi menjadi pengikut Caesar, walaupun dia selalu jail tapi bisa merubah suasana perjalanannya yang tadinya selalu sendiri dan tak ada teman, kini teman bercanda yang selalu mengukir tawa hadir dimanapun dan kapanpun

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang