HARI YANG INDAH

50 33 25
                                    

Pagi yang indah menjadi awal keceriaan dan senyuman yang manis, tak ada lagi pertengkaran di antara dua saudara karena saling memahami satu sama lain.

Seperti biasa kak Dika pergi bekerja untuk mencari nafkah sedang Pangeran diam-diam pergi sekolah jikalau ketahuan maka saatnya lari dan mencari ilmu yang lain dengan cara membantu orang lain.

Semua orang yang dibantu merasa pekerjaannya bertambah ringan dengan imbalan ilmu, terasa sedih pastinya untuk seorang anak kecil harus bekerja untuk menambah pengetahuan.

Namun orang-orang di sana paham bahwa Pangeran menginginkan ilmu jadi untuk hari ini dia bisa mendapatkan apa yang diinginkan tanpa harus bekerja, sebab nurani tersentuh dengan kesemangatannya untuk menjadi anak pintar, namun ada saja yang menghalanginya untuk meraih prestasi.

Pangeran selalu menyimak dengan seksama karena jikalau terlewat sedikit kata ia akan rugi karena yang sedang dibicarakan adalah ilmu.

Sebab tak bekerja akhirnya ia bisa pergi ke hutan membantu kak Dika, terlihat kak Dika sangat letih akhirnya Pangeran berusaha untuk membantu namun, hal itu dilarang karena takut senjata tajam yang digunakan melukai diri.

Hari ini ia merasa bosan karena tak ada pekerjaan, akhirnya mencari-cari sesuatu yang bisa dilakukan, tak sengaja Pangeran mendengar bunyi perut kak Dika, pastinya anak ini tahu bahwa dia sedang lapar.

Langsung mencari pohon yang dapat berbuah karena di hutan mudah saja mendapatkannya, seperti biasa ia pegang pohon itu lalu tiba-tiba buah bermunculan dengan sangat matang.

Tak perlu memanjat sebab buahnya sudah jatuh sendiri, karena sudah mendapatkan beberapa buah akhirnya ia bawa ke tempat kak Dika.

Heran kak Dika dari mana ia mendapatkan buah sebanyak ini sedang pohon-pohon disini belum menghasilkan buah.

Tidak dengan rasa takut Pangeran menjawab bahwa ia bisa memunculkan buah dari pohon dengan tangannya, tanpa berucap apapun karena lapar yang sangat menyakitkan kak Dika, hingga dia menghabiskan 2 buah sekaligus.

Pangeran senang sekali melihatnya karena bisa membantu orang yang telah membantunya, bahkan ia menyodorkan semua buah pada kak Dika, sebab porsi orang dewasa bukanlah porsi kecil.

"Kamu gimana?"

"Tenang aja, aku bisa ngambil lagi"

Terpaksa Dika memakannya karena tubuh masih sangat membutuhkan asupan dan agar bisa bekerja keras.

Setelah makan tentulah kerongkongan membutuhkan air sebagai pelepas dahaga, Pangeran pun menyadari itu akhirnya ia menumbuhkan tumbuhan kantong semar dengan kekuatannya dan juga pastinya dalam tumbuhan itu sudah ada air.

Tak sengaja kak Dika melihat keajaiban itu suatu hal yang tak disangka-sangka, percaya tak percaya apa boleh buat jika tak percaya sudah ada di depan mata dan menyaksikan sendiri, jikalau percaya susah untuk menerima.

"Udah kak nggak usah dipikirin yang penting kakak sekarang bisa minum"

Pangeran memetikkan satu buah kantung dan memberinya pada kak Dika, ternyata kurang akhirnya ditambah lagi beberapa kantung hingga dehidrasi menghilang.

"Makasih ya Pangeran"

"Santai aja kak"

Langsung kak Dika melanjutkan kerja setelah istirahat tadi, letih sudah menghilang dan kini semangat kembali.

Di tengah pekerjaannya tiba-tiba pertanyaan dilontarkan oleh Pangeran.

"Kak aku mau tanya, kalau kakak habis nebang pohon ini apa kakak nanem lagi bibitnya"

Dika menjawab sambil meneruskan kerjanya

"Enggak Pangeran"

"Kok nggak kenapa, kan kalau misalkan kita terus-terusan menebang pohon terus nggak ditanam lagi bibitnya, hutannya bisa jadi gundul terus udaranya makin panas"

Mendengar pernyataan dari Pangeran, kak Dika merasa malu sebab anak kecil  tahu bagaimana cara merawat hutan tetapi dia tak pernah melakukannya.

Sebagai jawaban dari malu ia hanya tersenyum.

"Ya udah kalau gitu Pangeran numbuhin lagi aja pohon-pohon yang udah ketebang terus nggak ditanami bibit lagi, gimana kak?" ujar Pangeran

"Emang kamu bisa numbuhin pohon?"

"Bisa dong kak, lihat nih"

Mula-mula anak kecil ini memejamkan mata, lalu tangannya mulai bergerak dari bawah diangkat sedikit-sedikit menuju arah langit, ketika itu pun pohon tumbuh mengikuti gerakan tangan.

Kak Dika hanya bisa melihat dengan memasang mata besar, karena yang dilihatnya baru sekali dalam seumur hidup.

"Kakak mau lebih banyak lagi"tegur Pangeran

Kak Dika tak bisa menjawab karena masih terpesona dengan kejadian tadi hingga harus terus menatap pohon besar yang baru saja dibuat.

Kini Pangeran merentangkan kedua tangan mula-mula diayun, lalu dengan lincahnya ia gerakkan ke bawah dan keatas, setiap satu gerakan vertikal, satu pohon akan tumbuh.

Sedang Kak Dika terus terperanjat, mulutnya kini tiba tiba terbuka lebar, matanya semakin membesar dan tubuhnya tak bisa digerakkan seakan keajaiban inilah yang menahannya agar tak sedikitpun menoleh ketempat lain.

Terus Pangeran menari-nari hingga pohon bertumbuhan, dengan gembiranya ia hirup aroma segar yang diberikan pohon pohon, udara sejuk kini lebih terasa.

Ketika Pangeran menikmati tariannya tiba-tiba tangannya dihentikan oleh seseorang siapa lagi kalau bukan kak Dika.

"Udah cukup!"

"Kenapa?"

"Pangeran, kalau kamu terus terusan numbuhin pohon, pasti hutan ini jadi lebih lebat dari sebelumnya terus takut nantinya orang orang pada curiga karena nggak mungkin hutan yang udah banyak ditebangi pohonnya jadi lebat dari sebelumnya"

"Jadi aku harus ngurangin nih?"

"Ya, bukannya apa apa karena kamu juga harus jaga jaga, jangan sampai orang orang curiga"

Dipikir-pikir oleh Pangeran ternyata benar juga apa yang dikatakan kak Dika, jikalau hutan ini terlalu lebat sedang asalnya tak seperti ini pasti timbul kecurigaan.

Akhirnya pangeran melakukan hal yang sama menutup mata dan merentangkan tangan namun kali ini ia mengayunkan tangannya bukan dari bawah ke atas tapi sebaliknya.

Seperti biasa kini memasukkan pohon ke dalam tanah hingga beberapa ayunan pohon-pohon pun menghilang.

"Tapi kak aku boleh kan naruh bibitnya di sini, biar nanti perkembangannya bisa dilihat sama orang lain, terus nggak ada yang curiga"

Pinta Pangeran

"Boleh juga tuh"Kak Dika menyetujuinya.

Ia pun menanami bibit bibit dengan kekuatannya.

Karena tak tahu lagi apa yang harus ia bantu, Pangeran pamit untuk pergi bermain, karena Pangeran tahu di saat seperti inilah ketika matahari terik teman-temannya sudah pulang dari sekolah.

Tempat yang biasa tanpa diberitahu lagi Pangeran tahu di mana mereka berkumpul, di tempat indah yang mana bagi mereka tak ada lebih indah dari yang lainnya.

Setibanya di lokasi Pangeran menyadari dialah yang paling lambat semuanya sudah berkumpul.

"Maaf ya telat soalnya tadi aku habis bantuin kak Dika"

"Nggak papa santai aja kali"kata salah seorang dari mereka

"Tapi, kemarin kamu ke mana Pangeran kok nggak ikut main"

Kaget Pangeran tiba-tiba temannya bertanya perihal kemarin, awalnya sedikit gugup namun harus cepat ia jawab sehingga tak menimbulkan kecurigaan.

"Oh kalau kemarin aku lagi sakit maaf ya"

"Ya sayang banget kamu nggak ikut kemarin padahal seru banget loh main...."

Kata-kata itu terhenti karena tiba-tiba ada yang melempar pisau.

Sontak semuanya kaget dan berteriak, namun tiba tiba mereka mendengar suara tawaan yang jahat.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang