Petir yang mengalungi Cengcep sudah gatal sedari tadi melihat orang tua yang mempunyai kelakuan aneh, ketika mendekat tiba tiba kecepatan berkurang karena tiba tiba Caesar menggeliat dan membuat kibasan angin besar.
Cengcep berusaha menambah kecepatan namun sangat sulit sekali, kali ini petir tak bisa menembus angin karena tubuh sang kilauan biru melemah disebabkan bau yang keluar dari mulut Caesar.
Setiap urat menyalurkan petir dahsyat bahkan bola mata mengeluarkan kilat, jeritan yang membuat gendang telinga ketakutan pun hampir mengguncang bentala, petir mencoba membakar angin namun sayang, semua hanyalah khayalan, tak akan dia bisa menyentuh sesuatu yang tak dapat disentuh.
Caesar masih terlelap dalam mimpi, dia bahkan mengukir senyum disaat seperti ini, mungkinkah ruhnya sedang berkeliling di taman mempesona atau berduaan bersama bidadari syurga.
"Geledek geledek bangunkanlah" Cengcep berusaha membangunkan
Sesaat cakrawala pecah berkeping keping, jiwa yang mendengar pasti akan pingsan bahkan mungkin jantung akan terputus karena suara yang sangat menakutkan menjadi musik.
Pangeran yang terbaring lunglai memperhatikan Caesar sedari tadi, tak mungkin dia tak sadar pasti ada kesengajaan dibalik semua ini, dia mengingat salah satu pesan dari Caesar bahwa ketika menghadapi musuh bukan hanya otot yang harus dikerahkan tapi juga otak untuk mencari kelemahan.
Pangeran langsung berlari menjauh, tempat dimana angin tak dapat menyentuh sehelai rambutpun, sedang Cengcep terus mengerahkan kekuatan namun hasilnya dia harus terpental jauh. Akhirnya Cengcep harus terbelah dan menjadi wujud semula.
Tempat yang menurutnya pantas telah dipijaki, tanah dimana terdapat kesuburan yang sangat baik, bermula ia ciptakan bunga bunga wangi, baik melati, mawar dan lain lain sehingga tanah kosong menjadi taman indah yang tak terkalahkan.
Mulai saat itulah harum yang membuat hati layu dalam sekejap tercipta, menebarkan kasih sayang dan membelai siapa pun yang menghirupnya, hati yang fana mungkin bisa meluluh, segala yang keras menjadi tunduk karena belaian indah yang sangat lembut.
Ceceng dan Cecep yang terluka parah pun menghirup, luka yang amat sangat parah tiba tiba tak dapat dirasa sedikitpun, karena cinta yang membalut segala lara, api yang berkobar dalam nurani kini padam begitu saja.
Dunia kini terbagi menjadi dua, dimana kekejian dan kasih sayang dipisahkan, begitulah segala materi yang tercipta ada yang baik dan ada yang jahat, dan manusia pun begitu.
Namun kejahatan tak bisa dibiarkan, luluhkanlah hati yang keras dengan kelembutan niscaya dia akan tunduk walau melewati proses yang lama.
Seorang manusia tak akan mendapat cinta dan tak mungkin mendapat kebencian yang penuh dari setiap makhluk, setiap ada yang menyukai seseorang tersebut pastilah disisi lain ada yang membenci, hal itu mengajarkan kita bahwa jangan terlalu menginginkan cinta dari siapapun, karena jika kau berharap maka kau akan gila akan pujian.
Namun kita dilarang untuk berbuat kejahatan karena bisa saja alam mengutuk dan tak akan menerima kehandiran.
Begitulah dunia ini tercipta bukan untuk mengemis pujian dan mencari permusuhan karena bentala terbagi dua, kasih sayang dan kebencian.
Semakin lama semerbak bunga mendekati angin yang diciptakan jika tersentuh sedikit pun maka kebaikan akan menyebar dengan bantuan angin tersebut.
Benar saja tak lama kemudian wangi memasuki area angin, dengan sekejap bau terkalahkan dengan wangi yang mulai menusuk aroma tak sedap dan mulai memencarkan kebaikan lewat bantuan angin.
Caesar yang kala itu terlelap tiba tiba melemah, ia terjatuh dengan sendirinya dari ketinggian yang dapat membuat jantung terlepas.
Ceceng dan Cecep pun mulai terasa heran, dengan apa dia dapat dikalahkan padahal tak ada satu benda pun yang menghantamnya.
Pangeran hanya tersenyum ditengah keindahan taman, begitulah pesan yang dia ingat dari Caesar bahwa ketika menghadapi musuh bukan hanya otot yang harus dikerahkan tapi juga otak untuk mencari kelemahan, dan juga tak setiap kekerasan bisa dilawan dengan kekerasan, terkadang ia bisa kalah dengan kasih sayang.
Ceceng dan Cecep tiba tiba terbelalak bunga melati, mawar dan lainnya terus bermekaran tiada henti mengelilingi, wangi yang membawa cinta tersebar dimana mana, juga Mega mulai terlihat cantik dengan warnanya putih bersih berlatar cakrawala yang mencelup warna dari segara, terlihat makin menebarkan pesona dan dia pun tampak melihat kedua anak yang malang dengan nayanika.
Kupu kupu mulai menghampiri, menjadi hiasan di taman dengan mengepakkan sayap yang terurai cantik, membuat terhipnotis siapapun yang memandang, juga angin yang datang dari kepakkan sayap menaburkan harsa.
Caesar yang masih menutup mata tersenyum, lalu berkata dalam lirihnya "akhirnya dia faham kata kataku" lalu terbangun dan melihat dengan jelas sekeliling, jumantara telah menjadi syurga, akan nyaman siapapun yang tinggal.
Ceceng dan Cecep melihat Caesar sudah terbangun dari tidurnya, rasa heran terus berputar, dia terlihat bahagia merentangkan kedua tangan seakan tak terjadi apa apa, langsung keduanya menghampiri.
"Om kenapa tadi, ngigo?"
"Nggak kok"
"Om Caesar mau ngelatih kita biar jadi kuat, cuman caranya agak aneh aja" ujar Pangeran yang tiba tiba datang
"Jadi kamu udah tau dari awal?"
"Nggak dari awal juga, aku juga kaget, tapi lama lama faham nggak mungkin om Caesar nyerang kita tiba tiba, pasti ada maksud yang lain"
Tiba tiba Caesar tersenyum dan merangkul anak anak yang setia bersamanya.
"Pesan dari om, keindahan yang sekarang kalian lihat cuman sementara dan mungkin aja menghilang sebentar lagi"
"Kenapa om, kok bisa gitu?" Tanya Ceceng
"Karena dunia itu cuman permainan dan tipu daya"
"Jadi...." Ujar Pangeran
"Jangan sampai kalian tertipu sama keindahannya bisa aja keindahan yang kalian rasakan ini menjadi ujian, apakah kalian bersyukur karena bisa menikmatinnya?"
"Emang bersyukur harus om"
"Bersyukur itu tanda terimakasih kita sama tuhan, kalau kita selalu bersyukur nikmat kita pasti terus ditambahin"
"Terus kalau nggak bersyukur" tanya Cecep
"Masa iya kamu nggak mau bersyukur, itu nafas kalau diitung itung mahal banget mulai dari kamu lahir, kalau bayar mungkin udah banyak orang yang mati karena kurang nafas"
"Berarti nggak tau terimakasih banget ya om yang nggak mau bersyukur" Cecep memberi point pembicaraan
"Nah itu kamu tau, jadi bersyukurlah di setiap keadaan"
"Siap om!" serentak semuanya
"Yaudah yuk kita nikmatin dulu nikmat yang udah dikasih sambil bersyukur"
"Y om aku juga udah nggak sabar pengen nikmatin indahnya" ujar Ceceng
Ceceng dan Cecep langsung berlarian, maklum mereka adalah anak kecil yang butuh ketenangan jiwa, sebab peristiwa kejam yang menimpa dan kini kebahagiaan wajib ada bersama keduanya, karena bagaimana pun orangnya dia berhak bahagia selagi selalu bersyukur.
Caesar merubuhkan tubuhnya diantara bunga yang cantik, sedang Pangeran duduk dengan tersenyum.
"Bener apa kata om Caesar, tuhan kalau sayang sama makhlukNya dia pasti ngasih cobaan dulu baru cinta, cobaan nya mungkin besar tapi balesannya lebih besar, sekarang aku bahagia bisa lewatin semuanya, nggak kebayang bahagia yang lagi kurasain, entah kenapa hati tenang banget" dalam nurani Pangeran berkata
"Itu karena kamu selalu sabar ngadepin ujian" tiba tiba Caesar berkata
"Loh kok om tau isi hatiku" kaget Pangeran
"Nebak nebak aja, soalnya keliatan dari wajah kamu"
"Masa sih"
"Udah ah, mending kita bersyukur sekarang"
"Caranya?"
"Ikutin ucapan om ya"
"Segala puji baginya tuhan semesta alam"
Pangeran pun mengikuti apa yang diucapkan Caesar
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
Hành độngMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...