KETIKA BUMI TERTAWA

36 17 0
                                    

Ketika sedang duduk menikmati indahnya bental syurga, tiba tiba mereka melihat banyak gelembung beterbangan, hiasan dalam Syurga bertambah sehingga memanjakan mata.

Namun dari mana gelembung sebanyak itu berasal, mana mungkin seseorang bisa menciptakan sebanyak yang dilihat, bukan berpuluh puluh, bahkan dapat memenuhi jumantara.

Dicari cari asalnya namun tak ditemukan, hingga terdengar suara anak kecil sedang tertawa bahagia, keduanya mulai mencurigai dan bergegas mengintai.

Ternyata terdapat seorang anak perempuan kecil, bisa dibilang berumur tiga tahun terlihat dari perawakannya yang masih membentuk gelembung pada pipi, matanya pun melihat dengan penuh cahaya kasih sayang, dia terlihat sangat bahagia dengan semuanya berlari lari diantara bentala syurga mengelilingi mawar, melati lalu menghirup nya satu per satu.

Awalnya Pangeran ingin langsung mendekati namun Caesar mencegah, ingin memastikan bahwa itu bukan jebakan, terus dipandang anak itu, melompat lompat, tertawa dan bermain walau dengan bayangannya sendiri.

Rasa gemas dan kasihan ingin sekali menolong anak kecil itu, namun lagi lagi Caesar mencegah tapi kali ini Pangeran tak menghiraukan ucapannya karena anak kecil itu sangat membuatnya ingin menggendong dan mengukir tawa bersama.

Namun sebelum Pangeran keluar dari persembunyian tiba tiba dia melihat gelembung keluar dari setiap jarinya, terkadang kecil namun terkadang besar gelembung yang dia ciptakan.

Pangeran beranggapan bahwa anak kecil itulah yang sudah menciptakan banyak gelembung sehingga terbang tinggi mengalahkan ancala dan banyaknya seperti segara.

Ketika sedang bermain tiba tiba anak kecil itu terjatuh, langsung dia menangis dan terlihat kedua giginya yang lucu, rasa ingin menolong langsung Pangeran kerahkan.

Berlari dan langsung mengusap kepala anak kecil itu, sekejap berhenti menangis namun ketika melihat wajah Pangeran tangisan semakin menjadi jadi, dia semakin bingung kenapa keadaannya jadi begini.

Kebingungan berputar dalam benak, berusaha mencari cara untuk mendiami tangisan yang dapat membuat marah cakrawala dan mengutuk Pangeran, karena telah membuat tangisan pada anak yang sangat menggemaskan.

Caesar tiba tiba datang dengan gaya yang seakan akan dia ahli dalam bidang seperti ini.

"Kok kamu nggak bisa sih diemin yang gini aja" ucap Caesar pada Pangeran

"Emang om bisa?"

"Serahin semuanya sama om"

Akhirnya Caesar mengambil sikap duduk di depan anak yang sedang menangis, lalu mengeluarkan wajah jeleknya, seperti biasa wajah ditutup lalu dibuka dengan kejutan, bisa disebut, peek a boo atau cilup bakekok.

Sekejap tawa pecah pada anak kecil ini, tawanya dapat menggelitik nurani karena senyum anak kecil adalah kebahagiaan bagi siapa yang mendengarnya, bukan hanya tawa tapi juga wajah yang dapat meluluhkan hati dan tak ingin meninggalkannya.

Pangeran pun ikut tertawa ketika Caesar menunjukkan wajah jeleknya, bahkan lebih terbahak bahak.

"Jelek banget muka om" dengan tawa dia ucapkan

"Apaan sih kamu jangan lihat, ini khusus untuk adek kecil"

"Gimana nggak mau lihat, orang om itu lucu banget"

Disela sela mereka berbicara tiba tiba anak kecil itu berbicara dengan suara yang menggemaskan.

"Lagi, lagi, lagi"

Sontak keduanya kaget dan merasa sangat gemas.

"Tuh om lagi katanya" ujar Pangeran

"Jangan om mulu coba muka kamu"

Awalnya Pangeran tak ingin namun anak kecil ini terus berkata "lagi" sehingga ia terpaksa, sedang Caesar ingin bergantian.

Saat Pangeran mengeluarkan wajah jeleknya anak kecil itu hanya diam sedang Caesar tertawa terbahak bahak, setelah tawanya habis tangisan melanjutkan irama hari ini.

"Nggak mau sama kakak ini, maunya sama om" pinta anak kecil tadi dengan tingkah imutnya

Terpaksa Caesar yang maju, sebelum dia memulai Pangeran sudah terbayang akan seperti apa tampang orang yang jelek ini, sehingga belum saja ditunjukkan dia sudah tertawa sampai memukul mukul bumi dan memegang perutnya.

Tak hanya Pangeran sang anak kecil pun tertawa terbahak bahak, tawanya menumbuhkan bunga pada nurani siapapun, mulai saat tawanya tersesak hingga menjadi keras.

Bagaskara, cakrawala, seisi bentala mulai tertawa semua, dalam fikiran Caesar apa yang lucu sedang dia belum memberikan wajah jeleknya, apakah selucu ini rupanya.

Ceceng dan Cecep yang mendengar seisi alam tertawa mulai mencari asal yang membuat geli hati, dan mereka menemukan Pangeran, seorang anak kecil dan Caesar, namun apa yang lucu.

Sehingga ketika mendekat mereka melihat wajah Caesar namun tak ada apa apa, ingin bertanya pada Pangeran namun dia tak bisa ditanya dan curiga siapa anak kecil ini.

"Kakak liat deh lucu banget muka om nya" kata anak kecil itu sambil menunjuk pada Caesar

Namun mereka tak tertawa apa yang lucu.

"Om, om peltunjukkannya mana, tunjukkin dong!" pinta anak kecil itu

Terpaksa dia melakukan daripada harus mendengar tangisan, saat Caesar memulai permainannya, cilup bakekok tiba tiba Ceceng dan Cecep mulai tertawa.

"Lucu banget mukanya" teriak Ceceng

"Kaya kodok" tambah Cecep

Keduanya ikut tertawa sehingga dunia bergetar karena sangat menggelikannya wajah Caesar.

Sehingga Pangeran berguling guling, anak kecil itu terbahak bahak Ceceng dan Cecep melompat lompat tak karuan, kejadian ini berakhir hingga jumantara merubah dirinya menjadi hitam.

Semuanya lelah hingga terlelap, sedang Caesar hanya mematung dan mulai ingin menutup mata, sebab dia pun merasa letih walau hanya diam memperlihatkan wajah lucu nya.

Saat itu Dewi bulan tersenyum sehingga memancarkan Indurasmi yang sangat jelita. Sebab dia melihat seorang anak kecil yang bangun dari tidurnya dan mulai menatap dewi bulan seakan akan mulai berbicara padanya, sedang gemintang sebagai sahabat ikut tersenyum melihat lucunya anak ini.

"Mama, papa, dimana aku kangen" ucapnya dengan lirih

Namun sayang alam sekitar tak bisa memberi jawaban jelas karena mereka tak bisa berinteraksi langsung dengan anak kecil itu.

Dalam kesendiriannya tiba tiba kunang kunang datang menerangi dan kupu kupu singgah di atas bunga bunga.

"Mama, papa, liat deh cantik banget kupu kupunya"

Malaikat yang menatap dari cakrawala tersenyum kasihan, sebab tak selayaknya anak sekecil ini ditinggal oleh orang tuanya.

Anak menggemaskan ini pun dirasuki kantuk kembali, akhirnya dia mencoba berbaring dan menutup mata, namun tak bisa karena membutuhkan kehangat, dingin yang menyengat malam ini tak bisa ditahan.

Ia mencari cari sesuatu yang dapat menjadi penghangat, dengan cepat  menemukan ide untuk merapatkan diri dengan Caesar, seseorang yang dapat mengikatkan kebahagiaan padanya saat ini sehingga dapat tertawa setelah lamanya tak mengukir senyuman.

Ia berjalan dengan merangkak dan menghampiri telinga Caesar lalu berbisik

"Om aku numpang ngangetin badan ya" ucapnya dengan lirih

Namun tak ada jawaban, tapi anak kecil ini tak menghiraukan ia tetap merapatkan tubuhnya dan memindahkan tangan Caesar yang tertidur miring ke kanan agar memeluknya. lalu seperti kebiasaan anak kecil, mengemput jempol dan tertidur dalam kehangatan, sebelum menutup mata ia berkata pada angin yang ada dihadapannya.

"Mama sama papa mimpi indah ya"

Lalu semua tertidur terjaga oleh banyaknya malaikat dan Dewi bulan bersama sahabat sahabatnya, keindahan malam ini mungkin tak akan terulang lagi.

selamat tidur anak kecil yang manis.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang