"Hah itu beneran Pangeran?"
"Masa iya dia ngebunuh Dika!"
"Nggak nyangka ternyata dia orang yang punya kekuatan"
Saat itulah masyarakat melihat Dika tertusuk oleh Pangeran awalnya tak percaya dan tak mungkin dia membunuh orang yang telah menolongnya namun semakin lama mereka melihat semakin jelas bahwa benar dialah Pangeran.
Tak ada yang dilihat kecuali Pangeran dan Dika ketika itu, orang-orang langsung menghampiri keduanya untuk menolong Dika.
Pangeran kaget dia yang bersedih tiba-tiba mendengar banyak suara yang meneriaki, hinaan demi hinaan pun masuk ke dalam telinga, Pangeran tak menyangka kenapa bisa jadi seperti ini, kenapa tiba-tiba kak Dika ada di hadapannya.
Tanpa menunggu lama segera ia lepaskan tangannya dari tubuh kak Dika yang tertusuk lalu menangkap tubuhnya namun baru aja sekejap orang-orang telah mendekatinya untuk melepaskan Dika dan menjauh.
Ingin sekali mengikuti perintah masyarakat namun di sisi lain ia tak ingin jauh dari orang yang telah menolongnya, baru saja menangkap dan meratapi kesedihan sudah dipaksa untuk melepaskan.
Tiba-tiba salah satu dari mereka mendorong Pangeran dan membuatnya terjatuh lalu Dika direbut dan dijauhkan darinya.
"Pergi kamu dari sini orang sial"
"Dasar nggak tahu di untung, udah dirawat malah ngebunuh"
"Air susu dibalas air tuba"
"Dikasih hati minta jantung"
"Nggak tahu diri"
Dan celaan lainnya yang membuat Pangeran sedih kalau itu, ia pun kaget kenapa tiba-tiba ada kak Dika dan rasa sedih menghantui, bagaimana caranya dia meyakinkan orang-orang bahwa dia pun tak tahu kenapa ada kak Dika di depannya dan juga memikirkan di mana akan tinggal sekarang.
Sedang orang-orang di desa tak ingin menerima kehadiran Pangeran lagi karena apa dilihat.
Cahaya yang diberikan sudah tak terlihat karena tertutupi oleh kepedihan, rasa gembira sudah tak hadir karena tangisan yang menggantikan namun rasa rindu kini sangatlah kuat sehingga membuat dirinya harus tenggelam dalam kekosongan.
Berlian cantik yang keluar dari jendela jiwa kini berubah menjadi buruk karena terdorong oleh kepedihan.
Semua memori terputar secara tiba tiba mengisi kekosongan, mulai saat bertemu dengan kak Dika hingga kejadian kejadian berharga, layaknya melihat masa lalu yang tak mungkin bisa diulang.
Biasanya setelah jendela jiwa terbasahi ketenangan akan bersama menemani namun tidak bagi Pangeran, ketenangan yang ingin bersama dihalau dengan apa yang terjadi baru baru ini.
Kini dia mulai duduk bersandar sambil melihat gemintang yang yakin pasti sedang menemani dalam kesendirian, mencoba mengingat ngingat kejadian sebelumnya, bagaimana bisa kak Dika tepat berada pada tusukannya.
Ia yakin dibalik semua ini pasti ada dalang yang bermain dan tugasnya kali ini adalah membuat dalang itu mempertanggung jawabkan semuanya.
Tapi tak hanya satu yang difikirkan anak kecil ini, sisi lain ia mencari cara agar percaya bahwa ini bukan perbuatannya, lalu dimana ia harus tinggal sedang seisi desa sudah mengusir.
Api yang berkobar kobar terus menjadi lampu, panasnya tak terasa karena mantel nelangsa sedari tadi melindungi, ia pun tak sadar akan apa yang sedang terjadi di sekitarnya karena sedang bermuram durja.
Hingga cahaya Dewi malam membuatnya tak sadarkan diri, sengaja, karena ingin memberinya ketenangan setelah apa yang terjadi, sungguh malang nasib anak kecil yang seharusnya mendapatkan kasih sayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
ActionMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...