BABY ANI VS RAKSASA TIRNO

31 12 23
                                    

Menyadari keadaan Pangeran, sang raksasa ingin menginjaknya, anak kecil yang lelah tak bisa berbuat apa apa lagi, tapi untungnya Cengcep datang menyelamati.

Mata raksasa itu terus mengikuti arah Cengcep berlari dan berusaha memukul, namun untungnya mereka berhasil menghindar walaupun dalam hati terdapat rasa takut yang sangat besar.

"Pangeran kamu masih kuat kan?" tanya Cengcep pada Pangeran yang matanya mulai melemah.

"Ya kok, aku kuat" jawabnya dengan lunglai

Cengcep semakin mempercepat lari agar tidak terkena hantaman, walau energinya mulai lelah, tapi dia tetap berusaha menghindar, raksasa itu mengamuk bagai tak ada batasan. Hatinya hanya terisi api yang terus bergejolak dendam sehingga tak ada sedikitpun rasa kasih sayang.

Cengcep tak ada pilihan lain, dia telah merasa letih, mungkin ini akhir dari hayat mereka, dihantam raksasa ganas, kakinya mulai lelah dan terpaksa berhenti. Sementara Pangeran ia taruh sebentar disisi.

Cengcep mulai berani mengarahkan tekadnya, ia akan pergi ke bagian mata dan membuat dirinya buta.

"Pangeran kamu tunggu disini sebentar ya" ucap Cengcep pada Pangeran yang terbaring lemah

"Petir angkatlah aku!"

Petir pun mengangkat Cengcep sehingga berhadapan dengan wajah raksasa, namun karena ukuran yang kecil ia ditertawakan, tapi itu bukan sebuah masalah. Cengcep langsung menghajar matanya dengan petir lalu kebagian tubuh lain hingga tak ada satupun yang tak terpukul olehnya.

Namun tak ada hasil sedikitpun semua bagai gigitan semut.

Berkali kali ia lakukan, cahaya biru mulai terlihat oleh Caesar dan lainnya, pria berambut putih ini pun tak ingin membiarkan Cengcep melakannya sendirian, dia langsung menyusul dan membantu.

"Tinro kamu harus sadar!"

"Pukulan angin!" tinjunya dari jauh

Namun tinjuan angin itu tak berpengaruh apa apa, hanya sedikit membuat wajah raksasa tergerak.
Bingung, kekuatan apa lagi yang harus dikeluarkan, akhirnya Caesar mempunyai ide namun kali ini akan membahayakan siapapun yang ada di sekitarnya. Tapi jika tidak dilakukan raksasa akan terus mengancam nyawa manusia.

"Tornado berputarlah"

Tiba tiba angin dari segala arah menyatu dan berputar di sekeliling Caesar, bukan bentuk yang biasa kali ini, besarnya mungkin tak ada yang menandingi.

Cengcep seakan diajak oleh Caesar masuk ke dalam area angin dahsyat tersebut, akhirnya dia menuruti dan menggabungkan kekuatan.

"Tornado petir" ucap keduanya

Ukurannya tidak kalah besar dari raksasa, tornado petir terus berputar hingga menjadi bentuk yang sangat menakutkan.

°°°°°

"Itu om Caesal nek?"

"Ya, dia itu hebat banget orangnya"

"Kayaknya aku harus ngebantu" ucap Hayati

"Nggak usah yang ada malah nyusahin" ucap nenek

"Bial Mahalani aja nek"

"Apalagi kamu, jangan!"

"Kita cukup liat dari sini aja bahaya kalau ikut ikutan, kita nggak punya kekuatan hebat kayak mereka" ucap nenek

"Aku punya, liat nih" ucap Maharani

"Gelembuuuuuuuuuuuuung raksasa"

Saat itu gelembung membentuk besar sekali, besarnya bisa menyamai raksasa jahat itu dan hebatnya dapat menyerupai manusia. Semua yang melihatnya terkejut dengan kekuatan anak kecil ini, bahkan sang nenek tak percaya sedikitpun.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang