PERPISAHAN YANG TAK DIINGINKAN

63 26 27
                                    

"Apaan sih nggak jelas banget"

"Udah belum, laper nih"

"Udah, udah selesai"

Setelah semuanya disiapkan Caesar menghampiri pangeran lalu menusuk ikan dan membakarnya, anak kecil yang di sampingnya merasa sangat bosan menunggu ikannya matang. Hingga merasa ngantuk karena keadaan yang tenang.

Bocah itu pun sebenarnya tak ingin terus-terusan tertidur namun rasa kantuk terus mencoba merasuki diri, dalam hal ini dia harus mencari cara bagaimana agar kantuk tidak dapat memasuki diri.

Sejenak tiba-tiba timbul dalam pikiran ingin sekali bertanya tentang ketika orang tua itu menangkap ikan, sudah mendapatkan santapan yang banyak namun kenapa yang diambil hanya empat kenapa tidak semuanya sebagai cadangan di perjalanan nanti.

"Om aku mau nanya nih, kan tadi udah dapat banyak ikan tapi kenapa tiba-tiba om cuman ambil empat, kenapa nggak ambil semuanya"

"Karena kita cuman butuh empat nggak lebih"

"Kan kita bisa ngambil buat nanti di perjalanan biar gak cari-cari makanan lagi"

"Anak kecil anak kecil, ya nggak enak lah ikannya terus mau taruh di mana"

"Iya juga ya tapi kenapa nggak ambil banyak buat makan malam ini, biar nanti besoknya nggak makan-makan lagi"

"Coba kau makan dulu satu ikan ini"

Pangeran menuruti apa yang dikatakan Caesar namun ikan yang mereka tunggu belum matang, wajah marah pun terlihat dari anak kecil, mungkin dalam pikirannya apakah orang tua ini ingin bunuhku atau ingin membuatku sengsara. Kenapa disuruh untuk makan ikan yang belum matang.

"Ya maksudnya nanti kalau udah mateng"

Dalam keheningan pangeran tiba-tiba mendapatkan satu pertanyaan dalam benaknya yang siap dilontarkan pada orang tua itu.

"Om aku mau nanya lagi"

"Nanya apa?"

"Kenapa Om pengen banget ngebunuh orang yang pakai topeng itu, pasti ada penjelasan yang lebih kuat. Kenapa Om pengen banget nyari dia sampai rela pergi-pergian kayak gini"

Terlihat dari wajah Caesar soal yang diberikan membuatnya seakan-akan mengenang masa lalu dan tidak bisa membunyikan apa yang ia pendam selama ini, mungkin inilah waktu yang tepat untuk curhat pada seseorang walau dia anak kecil, matanya mulai menangis Pangeran yang melihatnya pun merasa sedih, anak kecil itu yakin bahwa ada kejadian besar yang menimpa orang tua ini.

"Dulu..."

°°°°°

Sebuah desa hancur lebur hingga bangunan-bangunan runtuh tak tersisa satupun yang masih utuh, api berkobar di mana-mana orang-orang mulai ketakutan mereka berlarian dan mencari tempat sembunyi, namun sebagian lainnya berusaha melawan orang yang membuat kerusakan.

Raksasa yang menghancurkan desa mulai mengamuk sekuat mungkin, sehingga mengeluarkan angin kencang yang dapat menerbangkan siapapun yang didekatnya, juga amarah dahsyat yang dapat menyelimuti manusia dengan ketakutan.

Orang orang saling berpelukan takut akan berpisah dengan orang yang dicintai, tangisan terjadi dimana mana. Seakan akan harapan hidup tidak ada lagi. Semuanya berada dalam kegelisahan, desa mereka hancur sebab nafsu amarah raksasa yang keji itu.

Semuanya kaget sebab baru kali ini, raksasa datang dan menghabiskan seluruh isi desa, semuanya pada berteriak ketakutan.

"Itu raksasa besar banget"

"Gila, Dateng dari mana"

°°°°°
Desa tetangga terkena terbakar, sebab raksasa yang mengamuk tak karuan, api berdansa dimana mana menebarkan kebencian. Angin beterbangan hebat menyayat semua yang mencoba mendekat. Meski raksasa itu tak berada di desa mereka, tetap saja kerusakan dan ketakutan terus  menyelimuti, sehingga harus pergi ke pengungsian untuk berlindung.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang