DEDEK BARU

35 17 1
                                    

Bagaskara muncul dengan senyuman menyinarkan kirana yang tak kalah cantiknya dengan bidadari syurga, bunga bunga yang tertanam mulai menari bahagia menyambut segalanya, bahkan jumantara terlihat sangat cantik dengan mega yang terlihat putih pesona.

"Om, om bangun udah pagi nih" ucap anak kecil yang menggemaskan menggoyangkan tubuh Caesar dengan tangan imutnya.

Namun Caesar tak kunjung bangun akhirnya anak kecil ini mulai menjaili, ia ciptakan gelembung kecil lalu disumbatkan pada hidung Caesar.

Langsung dia menjauh dan melihat reaksi Caesar yang mulai tampak berbeda, wajahnya terlihat ingin bersin, anak kecil tadi menahan tawa.

Hingga gelembung pada hidungnya pecah, Caesar langsung mengeluarkan bersin dengan keras disertai angin, sehingga air liur beterbangan ke mana mana.

Merasa jijik anak kecil tadi langsung menghindar agar tak terkena, sedang air liur beterbangan hingga mengenai Pangeran, Ceceng dan Cecep.

"Ujan ujan!"teriak anak kecil tadi.

Karena perbuatannya semua mulai terbangun, Pangeran yang mencium air hujan tersebut langsung merasa mual, begitu juga Ceceng dan Cecep.

"Ujan apa ini bau banget!" teriak Pangeran

"Ujan acim kak"

"Ujan acim?"

"Iya tadi om itu acim pas waktu tidur"

"Acim?" Ceceng berusaha berfikir

"Oh, dari kata hacim" lanjut Pangeran

"Berarti bersin, kalau bersin berarti airnya air?" tanya Cecep

Serentak mereka merasa mual dan bau yang melekat langsung menyebar, sedang Caesar yang baru sepenuhnya sadar merasa heran.

"Apaan sih pagi pagi udah ribut"

"Om jorok" ujar Ceceng

"Kenapa?"

"Jangan ngeluarin ujan dong kalau lagi tidur, kan kita kena baunya" lanjut Ceceng

"Ngeluarin ujan?" Caesar mulai berfikir.

"Ya udah sekarang kita mandi aja dulu" ujar Pangeran

"Mandi dimana?" Ujar Caesar

"Kita cari sungai"

"Jauh banget mungkin" Ceceng menyela

"Kan ada om Caesar yang bisa minjemin anginnya" ucap Pangeran sembari tertawa

Wajah yang menumbuhkan rasa kasihan diperlihatkan oleh Pangeran, sehingga diperkenankan untuk memakai angin dalam perjalanan, Caesar pun langsung memberi masukan untuk langsung meneruskan perjalanan setelah membersihkan diri.

Semuanya setuju akan pendapat Caesar, namun saat semuanya sedang bersiap siap untuk pergi, suara isakan tangis yang sepertinya ditahan terdengar dan asal tersebut berasal dari anak kecil tadi.

Caesar yang nuraninya tersentuh mulai memperhatikan anak tadi dan entah kenapa tiba tiba dia memeluk Caesar dengan penuh kehangatan, dia pun kaget tiba tiba dipeluk seperti ini.

Anak kecil menangis didalam pelukan Caesar, sehingga bajunya terbasahi namun kenyamanan bisa dirasakan begitu hangat, rasa cinta pun langsung tertanam dalam sanubari.

"Om jangan tinggalin aku" ucapnya dengan lirih tangisan

Caesar terheran heran mendengar ucapan anak tadi, memang anak sekecil ini tinggal sendirian? dalam benaknya berkata.

"Emang kamu sendirian?"

Menunggu jawaban dari seorang anak kecil yang berselimut lara adalah hal yang paling membosankan namun juga rasa kasihan menusuk sanubari sehingga tak tega jika tak menunggu.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang