Suatu hari anak anak kecil bermain di sebuah tempat yang indah, salah satu diantara mereka adalah Dika dan Anindya, kedua sahabat yang selalu bersama, setiap hari semua teman-teman berkumpul ditempat itu untuk bermain lalu ketika cakrawala menjingga semuanya berpencar kembali ke rumah masing-masing.
Jalan menuju rumah Dika dan Anindya sejalur, sering mereka pulang berdua di jalan agar tidak bosan, cerita-cerita dan impian lah yang menjadi pengisi waktu luang menuju ke rumah.
"Kamu tahu nggak tadi itu permainannya seru banget loh, sampe sampe aku jatoh" kata Dika
"Iya aku juga seneng banget hari ini ketawa mulu"
"Anindya Kamu tahu nggak besar nanti aku bakal jadi pahlawan untuk ngejagain orang-orang"
"Wah keren banget kalau gitu aku bakal bantu kamu biar bisa bareng-bareng ngejagain orang-orang"
Kedua anak kecil itu selalu ceria setiap hari, selepas pulang sekolah terkadang Dika mengajak Anindya untuk pergi bermain bersama teman-teman yang sudah berkumpul di tempat biasa.
Hari ini akan menjadi kejadian hari yang tak akan terlupakan, karena bisa-bisanya anak-anak yang bermain pulang hingga larut malam, orang tua mereka mencari kemana mana.
Ke tempat biasa di cari pun tak ketemu, karena kali ini anak-anak bermain di tempat yang sangat jauh tapi akhirnya orang tua mereka sangat senang karena bisa bertemu dengan sang buah hati walau akhirnya anak-anak ini harus dihukum.
Dika dan Anindya seperti biasa mereka berjalan pulang namun di tengah perjalanan hal menakjubkan ditunjukkan pada Dika.
Ketika mereka berdua berjalan Dika terkejut karena tiba-tiba melihat cahaya yang sangat terang di suatu tempat, awalnya Dika tercengang dan menjerit karena takut terjadi sesuatu karena cahaya yang dilihat kali ini bukanlah cahaya biasa melainkan cahaya yang sangat terang dari biasanya.
Namun Anindya terlihat biasa saja tak ada ketakutan pada wajahnya, Dika heran dengan temannya hingga harus bertanya
"Kok kamu nggak takut sih, kok biasa aja"
"Katanya pahlawan masa ngelihat cahaya gitu aja takut"jawab Anindya dengan nada menghina lalu tertawa
Tersinggung malu ketika itu Dika di remehkan oleh temannya, seketika Dika menunjukkan keberanian walau masih sedikit dipaksa.
"Aku nggak takut kok"ucap Dika dengan berani
"Yakin nggak takut?"
"Nggak!"
Anindya ingin sekali menguji keberanian Dika, ia tutup telapak tangan lalu membuka sedikit demi sedikit dan seketika cahaya muncul di hadapan mereka berdua, cahaya yang lebih terang dari cahaya lainnya, semakin Anindya mengeluarkan tenaga dari telapak tangan yang sudah terbuka semakin besar cahaya yang dihasilkan juga semakin terang.
Kaget bukan kepalang jika seketika bercucuran keringat karena saking takutnya ia terus menatap cahaya dan Anindya, tak terlalu besar cahaya yang dikeluarkan cukuplah sampai Dika ketakutan.
Sedangkan Dika menatap tak percaya, matanya membelalak besar sedang Anindya tersenyum.
"Itu beneran kamu yang buat cahayanya?"
Tanya Dika masih tak percaya
Sedangkan Anindya hanya menutup mata gembira dan mengangguk sambil mengeluarkan senyum yang manis.
"Kan aku bakal ikut kamu untuk nyelamatin orang-orang"
Jawab Anindya ceria
"Wow! Kamu diterima jadi timku untuk nyelamatin orang-orang"
Teriak Dika dengan senyuman lebar dan penuh harapan masa depannya.
Keduanya pun tertawa, ternyata malam mendukung cita cita kedua anak kecil itu untuk menyelamatkan umat manusia.
Sampainya di rumah sama seperti anak yang lainnya amarah orang tua menjadi sambutan ketika masuk.
Mulai saat itu mereka selalu berdua, kemanapun perginya, jikalau menemukan sesuatu yang harus dibantu mereka bersegera membantunya.
Berawal dari sesuatu yang kecil seperti membantu orang, mengangkat barang-barang, menebang pohon, menyelamatkan kucing, juga membantu orang yang memancing agar lebih cepat dan lebih banyak mendapatkan ikan.
Hingga akhirnya suatu saat tiba banyak orang orang yang kehilangan harta bendanya, keduanya memutuskan untuk merancang rencana menjebak sang pencuri, sengaja dilakukan hanya berdua karena rencana itu dilaksanakan pada malam hari, jikalau mengajak teman teman yang lainnya pastilah akan gagal karena mereka pasti dicari orangtuanya.
Bukan berarti Dika dan Anindya tidak dicari oleh orang tua, hanya mereka membuat tipu muslihat, ketika malam hari tiba diam-diam Dika keluar dari rumah menuju tempat yang dijanjikan begitu juga Anindya, tempatnya tak jauh dari desa hanya untuk memantau siapakah yang mencuri.
Dan dengan tingkah yang berlagak mereka berdua berhasil menemukan sang pencuri, namun masih kebingungan bagaimana cara menyergapnya.
Anak kecil yang satu ini pastilah tak pernah berpikir sebelum bertindak, Dika langsung berlari dan menghampiri pencuri diikuti dengan Anindya.
Namun Anindya tak diijinkan untuk menampakan diri ia diperintah Dika untuk bersembunyi di suatu tempat agar jika nantinya terjadi keadaan darurat ia bisa mengandalkan Anindya
Pencuri hanya tertawa ketika melihat anak kecil yang menghadangnya
"Hai anak kecil kenapa belum tidur, gangguin orang lagi kerja aja"
"Hei jangan nyuri lagi, kasian orang-orang di sini keilangan barangnya, kalau mau harta kerja yang baik dong kak" teriak Dika
Kaget pencuri mendengar kata-kata itu keluar dari mulut anak kecil, tapi yang namanya niat sudah bulat susah untuk dirubah dia sudah bertekad untuk mencuri.
"Udah sekarang kamu minggir aja, Kamu nggak ngerti apa-apa, tidur aja sana"suruh pencuri
"Nggak akan aku nggak akan biarin kakak mencuri lagi"
"Terus kamu ngapain saya kalau saya mau nyuri lagi"
Seketika Dika berlari dan mencoba menghajar pencuri namun sayang, ia kalah bertarung karena baru saja satu gerakan, sudah terpental, hal yang semacam itu terus dicoba hingga merasa sangat lemah.
Dika memberi isyarat pada Anindya untuk memberitahu orang-orang desa bawa pencurinya berada disini, dengan semangat anak perempuan kecil ia menuju pos ronda untuk memberitahu kepada yang menjaga malam bahwa pencuri sedang diusahakan ditangkap.
Kaget tak percaya orang yang berdiam di pos ronda mendengar kabar dari seorang anak kecil, percaya tak percaya tapi Anindya terus meyakinkannya hingga akhirnya mereka mengikuti permintaan anak kecil ini.
Setibanya di lokasi, ternyata benar terlihat seorang pencuri di tangannya dia membawa karung sedang seorang anak kecil laki-laki berusaha terus-terusan menghajar walau dirinya terluka parah.
Langsung orang yang menjaga malam tadi berteriak, sedang pencuri tertegun melihat ada orang lain melihat, mereka pun berusaha lari namun dengan sigap Dika menangkap kakinya terlebih dahulu walau wajahnya terinjak injak oleh kaki lainnya.
Namun Dika tetap bertahan dan dengan segera salah satu penjaga malam menangkap pencuri sedang yang lainnya membunyikan kelontong untuk memberi pengumuman.
Malam ini pun menjadi malam yang sangat istimewa karena keberhasilan kedua anak kecil menangkap pencuri para warga berterimakasih.
Dika dan Anindya tak kalah gembiranya, begitu juga dengan kedua orangtua mereka, walau ada sedikit rasa jengkel pada anak karena tak berpamitan dulu.
"Kita bakal ngelindungin orang orang!" teriak Dika dan Anindya disaat perkumpulan semua masyarakat, orang orang bersorak gembira sedang pencuri yang sedari tadi menjadi tontonan terlihat gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
AksiMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...