Semua akar terlepas dengan senjata mematikan, dia tertawa hingga mendengung di cakrawala teriakan senso pun terus bergema hingga suara kejahatan menyatu.
Pangeran sedikit tertegun melihat Bimo, kali ini ia tidak boleh lengah sedikitpun karena jika lengah, mungkin ia akan dijadikan daging dipotong-potong dengan senjata mengerikan.
"Siap-siap Pangeran!" teriak Bimo lalu berlari menuju mangsanya
"Bambu bambuuuuuu tumbuhlah" Pangeran mengeluarkan jurusnya untuk memperlambat gerakan musuh.
Kini bambu bambu mengelilingi Bimo, namun dengan senjata pedasnya ia potong bagai tak memiliki hati.
Sekejap saja semua bambu terpotong namun kehilangan jejak Pangeran.
Ditatap semua tempat namun tak terlihat walau batang hidung sekalipun, hingga melempar pisau ke arah yang tak beraturan, tapi tetap saja tak ada tanda tanda kemunculan Pangeran."Woi pangeran keluar kamu jangan nyumput" Teriak Bimo
Tak ada reaksi sedikitpun hingga beberapa menit kemudian tiba-tiba Pangeran muncul dari dalam tanah dan meninju keras bagian dagu hingga darah keluar.
"Gimana sakit nggak?" ucap Pangeran dengan nada menghina
"Kurang ajar"
Bimo mengelap darah yang keluar dan menunjukkan amarah, senso yang ia pegang dilempar pada Pangeran, namun sayang hanya menancap pada pohon kuat yang Pangeran buat dalam sekejap.
Lagi lagi Bimo bergaya layaknya memegang senjata lalu menjadi kenyataan, kini yang ia pegang adalah senapan yang sangat mengerikan.
Ditembakkan senapan itu pada Pangeran, namun dia bukan orang bodoh segera dia melindungi diri di balik pepohonan, sebenarnya mudah sekali mengalahkan Bimo karena ia sedang dalam emosi yang tak terkontrol.
Peluru terus terbang dan meleset jika dibiarkan begini terus akan bahaya, akar pengikat dicoba oleh Pangeran ternyata dia masih bisa lolos dari ikatan.
Pangeran mencoba untuk berlari dari satu pohon ke pohon yang lainnya mencoba membuat lebih bingung, terus berlari hingga tiba-tiba Bimo tak melihat lagi keberadaannya.
"Kemana dia?"
"Duri duriiiiiiii kaktus" tiba tiba ia menyerang dari atas pohon.
Benar saja walau tak semua duri mengenai Bimo tapi beberapa pun sudah cukup untuk membuatnya lengah.
Gatal yang tak tertahankan menyerang Bimo, sampai sampai ia tak sempat menekan pelatuk karena sibuk dengan aktivitas menggaruknya sekarang, kesal rasanya namun jika tidak terus digaruk tidak akan kuat menahannya.
Layaknya setiap insan jika terus digelitik maka rasa geli bisa menghilang karena marah yang besar, begitu juga yang dialami Bimo saat ini karena gatal yang tak tertahankan juga amarah yang terus memuncak, semua rasa ingin menggaruk lenyap ditelan api amarah.
Mula mula ia hanya menggeram dan mengepal kuat tangan, namun lama kelamaan api yang merah berubah menjadi sinar UV.
"Bom bom bom bom bom boom BOOM!"
Tiba tiba ia melempar banyak bom dari tangan, dan hal ini sangat membahayakan karena bisa membuat hutan menjadi mati dan membuat undangan bagi orang yang mendengarnya.
°°°°°
Di sisi lain para insan diselimuti bunga tidur, mereka mungkin sedang berfantasi di alam jagat namun, terserempak ruh ruh yang dilepaskan dari kandangnya kini harus kembali karena suara yang menggema di awang awang.
Semuanya langsung mencari asal suara, berbondong bondong layaknya semut semua mengarah berpergian mencari asal suara yang membuat mereka terpaksa membuka mata pada waktu istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
AkcjaMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...