Caesar tersenyum karena tindakan Pangeran, petir sudah tidak mengejarnya lagi dan kesempatan besar untuk membalas bisa dikerahkan tanpa menunggu, selama dengan cepat kekuatan dikeluarkan.
"Hawaaaaaaa gebok!" Dengan cepat hawa itu menyebar luas
Kini hawa yang dikeluarkan memenuhi cakrawala hingga pria bercodet yang berjarak jauh pun bisa mencium aromanya, begitu juga Pangeran, seperti biasa efek dari kekuatan ini adalah merugikan sekitarnya baik teman maupun lawan.
Namun istimewanya dari Caesar dia tak merasa bau dengan hawa yang dikeluarkannya mungkin itu karena milik dia sendiri, tanpa menunggu lama lagi-lagi dia serang dengan tinjuan angin dari jarak jauh, terpental lah pria bercodet tadi. Ia tak bisa mengandalkan diri karena daerah sekitar telah dikuasai oleh Caesar ditutupi hawa yang sangat busuk sehingga tubuhnya melemah.
"Gila nih orang bau banget mulutnya" ujar Pangeran dengan keadaan mual
Caesar terus menghajar lawannya tanpa ampun sehingga jurus terakhirnya dikeluarkan.
"Tamparaaaaaaaaan puting beliung"
Hanya dengan menampar dari jauh angin yang dihasilkan bagai terkipas dengan kipas yang sangat besar, rasa sakit yang sangat pedih, seakan akan ditampar oleh jahatnya angin.
Terlengah lah dia terbaring di atas tanah tak mampu berbuat apa-apa lagi. Sampai sesuatu yang mengejutkan terjadi, ternyata pria bercodet tadi adalah gabungan dari dua anak kecil yang memiliki kekuatan petir.
Caesar dan Pangeran pun tak percaya, kedua anak kecil tadi berusaha bangun dan menghampiri Caesar, lalu meminta maaf kepadanya karena telah lancang mengajaknya bertarung, orang tua ini menerima permintaan maaf dan berpesan agar jangan diulangi lagi kepada orang lain.
Ketika itu Caesar bertanya pada keduanya kenapa melakukan hal seperti ini, keduanya menjawab dengan jujur bahwa mereka menghadang orang-orang untuk mengambil makanan karena sudah lama tak makan, sengaja minta dengan cara paksa jikalau tidak seperti ini mereka beranggapan bahwa tidak akan diberi oleh orang lain.
Pangeran yang mendengar langsung tertawa dan tersenyum juga menawarkan mereka buah-buahan, kedua anak yang kelaparan spontan mengiyakan dengan cepat, dengan senang Pangeran menumbuhkan pohon pisang, pohon apel, bahkan pohon kelapa yang langsung bisa diambil buah-buahnya, atau bahkan pangeran yang memetiknya langsung tanpa harus memanjat hanya menyentuh pohon saja.
Keduanya merasa girang setelah diberi makanan dan kini kedua pahlawan memilih untuk beristirahat dan berbincang bersama dua anak itu, di sela-sela perbincangan Pangeran lebih dulu mengenalkan namanya lalu disusul dengan orang tua yang selalu bersama anak kecil itu.
"Aku Ceceng dan dia kembaran aku namanya Cecep"
Dilihat-lihat ternyata kedua anak ini tampan, Pangeran iri dengan ketampanan keduanya hingga menanyakan bagaimana caranya mendapatkan wajah seperti mereka, namun pertanyaan itu dijawab oleh Caisar
"Wajah pas-pasan mah udah nggak usah dipaksain ganteng nggak kan bisa"
Mereka yang di sana tertawa terbahak-bahak kecuali Pangeran yang dihina, tapi semuanya tidak dimasukkan ke hati karena paham itu hanya candaan, Ceceng dan Cecep terlihat sangat lahap memakan buah-buahan.
Tapi tetap saja Pangeran harus minta maaf karena tak bisa memberi yang lain kecuali buah-buahan, jawaban yang memuaskan dari Ceceng dan Cecep, bahwa apa yang telah diberi sudah sangat disyukuri bahkan berterima kasih yang sangat besar pada Pangeran dan Caesar.
Untuk membedakan kedua anak ini sangatlah susah, keduanya tampan dan sepertinya tak ada kekurangan dari tampangnya, pangeran dari tadi menatap wajah Ceceng dan Cecep karena ingin mencari perbedaan, Caesar yang melihatnya langsung menegur anak kecil itu, bahwa tindakan tersebut tidaklah sopan.
Namun Pangeran bersikeras tetap dia pandang hingga beberapa menit, yang dipandangi pun merasa agak aneh entah apa yang dia cari, kata hati mereka.
Sampai akhirnya Pangeran mengejutkan orang-orang sekitar, karena akhirnya dia tahu dari mana dia bisa membedakan kedua anak itu.
"Ah! Aku sekarang tahu gimana cara bedain kalian, Ceceng punya tahi lalat kan di bawah mata kanannya kalau Cecep punya tahi lalat di bawah mata kirinya"
"Widih keren banget kamu" ujar Cecep
"Iya dong siapa dulu, Pangeran gitu loh"
"Oh ya kalau misalkan kalian masih laper tinggal bilang aja ya mau buah apa aja bisa kok, tenang aja ada pangeran di sini"
"Siap!"
Lalu kali ini Ceceng dan Cecep mengajukan pertanyaan, kenapa mereka ingin sekali mencari pria bertopeng sudah banyak orang yang mencoba mencarinya namun berakhir pada kegagalan, soal tersebut dijawab cermat oleh Caesar. Bahwa ia tidak akan menyerah untuk mencari pria bertopeng, karena sudah mengubah hidupnya dari kebahagiaan menjadi kesedihan.
Namun Pangeran juga merasa heran dari mana Ceceng dan Cecep tahu tentang pria bertopeng.
Mudah saja keduanya tahu dari kabar-kabar yang selalu didengar, bahwa banyak orang yang ingin mengincar pria bertopeng untuk membunuhnya karena telah membuat banyak kesedihan di bumi ini. Terutama kedua kembaran ini yang menjadi korban.
Pangeran menceritakan bahwa dia pernah bertemu dengan pria bertopeng saat setelah malam pembantaian, dia mengajak adiknya untuk tinggal bersama, awalnya Pangeran menolak tapi mungkin karena adiknya tak kuat menahan semua cobaan, akhirnya dia terjerumus dan menjadi pengikut pria bertopeng.
Setelah mendengar cerita dari Pangeran, Ceceng dan Cecep memberitahu padanya bahwa siapapun yang menjadi pengikut dari orang jahat itu, maka dia akan diperalat dan mungkin akan dibuang jika tidak berguna lagi.
Begitulah seperti apa yang dikatakan oleh kedua kembaran. Pangeran takut adiknya dijadikan alat, mungkin sekarang Raja belum menyadarinya, tapi mungkin nanti Pangeran akan menerimanya dengan lapang dada jika kembali.
Kini Pangeran mengajukan pertanyaan pada Ceceng dan Cecep, apakah mereka korban dari pembantaian malam itu, jawabannya ternyata iya, Caesar langsung memotong pembicaraan dan memberitahu bahwa kejadian pembantaian dilakukan dalam satu malam di setiap desa yang berbeda.
Semua itu bisa dilakukan karena kekuatan pria bertopeng sangatlah besar. Sebab dia juga mengendalikan makhluk besar yang mana jika ingin mengendalikannya harus mempunyai kekuatan tak tertandingi, berusaha menghancurkan desa, namun untung saja para pahlawan dulu bisa membunuh raksasa sebab jika tidak segera dibunuh pasti desa lain akan dalam bahaya.
Kini tinggal Ceceng dan Cecep yang harus memberikan cerita mereka.
°°°°°
Waktu malam pembantaian Ceceng dan Cecep sedang makan malam bersama kedua orang tua, tapi tiba tiba ayah mereka merasakan hal yang tak enak, seperti makanan selalu tersedak namun semua dihiraukan.
Mereka berkumpul dengan damainya, bercerita dan berbagi tawa walau dalam rumah sederhana, makanan yang dimakan pun bukanlah makanan mahal hanya sebatas ikan teri, telur dadar, sambal karedok, pete juga nasi.
Di rumah terpasang satu senjata andalan ayahnya yaitu kujang, yang mana kujang itulah yang selalu menjadi teman dalam pertengkaran.
Setelah semuanya selesai, baik makan maupun cerita Ceceng dan Cecep diperintahkan untuk tidur agar esok tak bangun kesiangan, orang tuanya pun begitu mereka tidur lebih awal agar bisa beraktivitas dengan semangat esok harinya.
Namun di tengah malam terjadi hal yang tak diinginkan, entah kenapa tiba-tiba Ceceng dan Cecep terbangun karena suara dentuman, awalnya mereka tak menghiraukan karena mungkin itu ada hal biasa, kucing yang sedang memanjat-manjat di atas atap.
Tapi semakin lama semakin aneh sehingga memaksa untuk bangun dan mengecek di sekeliling rumah tak ada apa-apa, sampai satu ruangan yang harus diperiksa, kamar ayah dan ibunya.
Pintunya terbuka, sedikit diintip dari lubang kecil itu oleh Ceceng, sekejap matanya membesar dan berteriak keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
ActionMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...