DURIAN

43 22 2
                                    

Teriakan itu mengkhawatirkan para pembunuh walau orang tua mereka sudah tiada, tapi mungkin anak-anaknya lah yang akan membuat jiwa mereka melayangbdan benar saja Ceceng membuka pintu dengan keras. Ia kaget namun terus saja menangis di tempat, tak bereaksi apapun.

Mungkin ini adalah suatu kesempatan membunuh anak-anak yang punya kekuatan, senapan dikerahkan lalu pelatuk ditembak dan keras, tapi sayang tiba-tiba peluru terbelah dua oleh petir kecil yang dilontarkan Cecep.

Karena rasa marah yang tak terkendalikan, Cecep pun akhirnya mengeluarkan petir dari tangannya lalu melempar satu persatu pada pembunuh hingga tak bersisa, kabar di pagi hari langsung menyebar dan anak-anak yang berkekuatan mulai diasingkan. Karena ternyata semuanya menjadi takut akan petir yang dilempar.

Ternyata ketika di malam hari pembantaian ada seseorang yang mengintip dari jendela tentang pembunuhan Cecep kepada masyarakat, mulai saat itu semua keadaan berubah kedua anak kecil pun tak paham kenapa tiba-tiba masyarakat membunuh orang tuanya.

Hingga mereka melawan seseorang yang memberitahu tentang pembantaian, hanya satu cirinya yang diketahui yaitu memakai topeng, dikabarkan bahwa dialah provokator dari semua pembunuhan, kabar didengar oleh mereka ketika berjuang mengumpulkan makanan, seorang anak kecil yang mampu mengeluarkan api.

Keduanya bertempur dengan anak itu, namun sayangnya anak pengendali api kalah, lalu mereka menanyakan pada anak itu kenapa tiba-tiba menyerang Ceceng dan Cecep, jawabannya adalah bahwa keduanya harus dimusnahkan, lalu mereka menanyakan lagi kenapa Ceceng dan Cecep yang harus dibunuh. Jawabannya adalah bahwa semua orang baik yang mempunyai kekuatan harus dimusnahkan agar tidak ada pelindung lagi.

Dan anak pengendali api mengabarkan bahwa pria bertopeng lah provokator semua pembunuhan, ditanyakan dimana tempat tinggal pria itu, bahwa dia tidak bisa ditemukan jawabannya, lalu anak pengendali api hilang entah kemana.

Berhari hari mereka terus kelaparan bahkan dibiarkan, karena terus dikucilkan di desa. Mereka tetap harus mencari makan, akhirnya  mereka pergi dari desa dan mencari makanan, karena pohon atau apapun yang ada di desa tidak boleh disentuh, setiap kali berusaha untuk mengambil buah.

Atau tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan, makanan apapun pasti langsung ditegur dan diusir, walaupun makanan itu berada di tempat sampah.

Sampai saat inilah pekerjaan mereka menghalang orang yang lewat demi mendapatkan makanan, demi kelangsungan hidup, bukan keinginan sebenarnya menyakiti orang lain yang melewat namun semuanya terpaksa karena dari lubuk hati mereka rasa kasihan selalu ada, sehingga tak pernah membunuh hanya ketika mangsa diserang dan melengah, makanan diambil dan pergi meninggalkan orang yang membawa makanan.

Begitulah kisah Ceceng dan Cecep, setelah menceritakan semuanya Pangeran, Caesar mengangguk faham apa yang terjadi pada kedua anak tersebut.
 
                                    °°°°°

Akhirnya Pangeran memberikan ide, bagaimana jika dia menumbuhkan pohon pohon yang berbuah disekitaran sini agar tidak lagi mengambil hak orang lain, juga kedua anak itu tak pernah lagi kelaparan.

Namun entah kenapa tampak dari wajah mereka seakan akan tak menanggapi ide dari Pangeran, Caesar yang ahli dalam membaca wajah seseorang mengetahui adanya kejanggalan, maka dia bertanya, apakah ada hal lain yang dibutuhkan.

Namun keduanya mengangguk malu, hingga membuat keduanya bingung akan kemauan Ceceng dan Cecep, sampai salah satu memberanikan diri untuk berucap.

"Om Caesar ijinin kami ngikutin om" pinta Ceceng dengan tangan yang terluka

Mendengar permintaan tersebut Pangeran dan Caesar terkejut bukan main, mata mereka membesar, mulut pun tak kalah terbuka lebar.

Dalam hati Caesar dia berkata, bahwa bakal ada pengganggu dalam perjalannya jika Ceceng dan Cecep ikut, mengurusi Pangeran saja sudah hampir tak bisa dikendalikan. Apa lagi ditambah dua anak kecil, bakal bertambah kacau misinya.

Pangeran pun berkata dalam hati bahwa bakal ada teman baru yang pasti akan merepotkannya, namun disisi lain dia juga membutuhkan teman agar tidak terus terusan bersahabat dengan orang tua, membosankan.

Tapi wajah keduanya terlihat begitu lucu dan manis, sampai bisa meluluhkan hati Caesar sama hal ketika Pangeran dulu minta ikut, Caesar adalah orang yang mudah luluh hatinya walaupun seseorang ber akting.

"Nggak salah nih kalian pengen ikut"

"Beneran om" ucap keduanya

"Ciyus?" tanya Caesar 

"Mie apa?" Jawab Pangeran

"Minta ikut sama om" jawab Ceceng dan Cecep

Wajah keduanya semakin sangat mengkhawatirkan dan terus membuat hati Caesar seperti es krim, sampai akhirnya Caesar menyutujui.

Keduanya girang tak terbayangkan, seperti mendapat harapan hidup baru dan keindahan masa depan, saat itu pun mereka langsung memeluk Caesar, sebagai ucapan terimakasih yang sangat besar.

Pangeran ikut senang walau terbesit sedikit dalam hatinya, tapi dia yakin bahwa Ceceng dan Cecep sebagai teman baru yang akan membantu setiap kejanggalan dalam perjalanan.

"Oke sekarang kita berjalan ke sana!" Caesar menunjuk satu arah jalan yang akan mereka tempuh.

Sama saja seperti halnya Pangeran dulu, baru saja sebentar Ceceng dan Cecep sudah mulai kelelahan sedang Pangeran sudah mulai sedikit terlatih, tapi semuanya tak membuat kedua anak itu ingin merubah fikiran dari mengikuti Caesar.

Terus berjalan hingga terdengar suara jatuh, di lihat ternyata Ceceng dan Cecep sudah tak kuat, mereka tersungkur, Caesar langsung memberhentikan perjalanannya, sedang Pangeran berusaha untuk membuat pohon mencari sumber makanan dan minuman.

Pohon apel dan kantung Semar ditumbuhkan, mengambil istirahat sebentar disana, sedang pohonnya tempat berteduh dari sengatnya matahari karena jalan yang ditempuh begitu kering dan panas.

Kantung semar dipetik dan diminumkan pada Ceceng dan Cecep, karena mereka tak kuat lagi untuk bergerak walaupun mengangkat tangan untuk meraih kantung Semar dari Pangeran.

Setelah minum banyak, keadaan mulai membaik namun tetap membutuhkan istirahat sambil memakan apel, namun disela sela makan tiba tiba Caesar meminta Pangeran menumbuhkan pohon durian.

Pangeran pun tak terpikirkan sampai sana, kenapa tidak menumbuhkan pohon durian sedari tadi karena itu pun kesukaannya.

"Durian duriaannnnnnnn tumbuhlah"

Seperti biasanya tangan diangkat dari bawah hingga ke atas, dengan menumbuhkan banyaknya buah durian, tanpa harus memanjat Pangeran hanya menyentuh pohonnya lalu terjatuh.

Semuanya makan dengan kenyang sehingga hawa yang dikeluarkan bau, semua tak bisa berjalan lagi karena kekenyangan, tidak lupa minum dengar air yang berada di kantung Semar lalu airnya dipindahkan pada bekas durian, Caesar bertanya kenapa harus seperti ini, Pangeran yang ahli menjawab bahwa hal itu membantu mengurangi rasa ketidak nyamanan setelah memakan durian dalam jumlah yang banyak.

Sedang Ceceng dan Cecep menyimak bagai murid yang patuh pada guru, tak lama kemudian semuanya tertidur pulas dibawah pohon rindang yang dibuat Pangeran.

"Hituuuuuuuuuuuuut bao!" tiba tiba Caesar yang sedang tidur mengeluarkan kekuatannya dan terbang ke langit sambil menyebarkan parfume durian, tak sadar dia melakukan itu.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang