TERPISAHNYA DUA PAHLAWAN

49 35 23
                                    

Setelah perkumpulan itu semua masyarakat pulang sedang sang pencuri diurus oleh beberapa orang.

Di jalan pulang Dika berjalan bersama ibu dan ayahnya.

"Ibu aku hebat kan masih kecil udah bisa nangkep maling" kata Dika

"Iya hebat, cuman kalau kamu mau ngelakuin kayak gini lagi baiknya ajak orang yang lebih tua, biar kalau ada apa apa kamu nggak sendirian" kata ibunya

"Terus bilang-bilang sama orang tua biar enggak khawatir" kata sang ayah

Sedang di sisi lain Anindya pun begitu, ia diberi nasihat ayah ibunya juga bahwa harus ada orang yang lebih tua dan harus bilang kepada orang tua agar tidak khawatir.

Bagi Dika dan Anindya malam ini menjadi malam yang sangat berarti karena tingkah hero mereka dan misi penangkapan pertama yang pernah dijalani.

Masalah yang lain pun mereka selesaikan walau melalui jalan kenakalan, tanpa didampingi yang lebih tua juga tak pernah berbicara pada orang tua karena menurut mereka akan merumitkan situasi.

"Pahlawan"itulah julukan yang diberi oleh para masyarakat.

Hingga suatu saat terdengar bahwa akan ada seorang pedagang ingin menyebarkan obat terlarang yang bisa membuat banyak jiwa meninggal, memang berlabel kan obat biasa tapi itu hanyalah tipuan yang sebenarnya adalah racun.

Mereka dapat kabar ini ketika berada di sebuah rumah makan, tak menerima perbuatan ini diam-diam mereka mendengar sampai akhir pembicaraan provokator masalah yang akan datang.

Pembicaraan ini terdengar bahwa pengiriman obat itu untuk memusnahkan banyak jiwa di desa ini lalu setelah semuanya tiada maka desa bisa dikuasai.

Tindakan langsung direncanakan oleh Dika dan Anindya, waktu pengiriman sudah diketahui, di saat itulah mereka harus siap siaga mencegah pengiriman racun.

Waktu yang direncanakan sudah tiba, keduanya menunggu di depan perbatasan mengintai di tempat aman, tepat di mana bulan bercahaya sangat terang di situlah dua orang menaiki motor datang sedang di belakangnya ada tas yang mereka tahu isinya.

Sesuai rencana Anindya dari tempat persembunyian mengeluarkan cahaya di depan dua pengendara motor, sehingga pengirim racun tak bisa melihat karena terangnya.

"Apaan ini kok tiba-tiba putih semuanya" teriak salah satu pengendara motor.

"Apaan sih ini ngalangin aja"teriak lainnya

Hingga cahaya yang dikeluarkan semakin bersinar mata keduanya tak bisa melihat bahkan kesakitan karena cahaya yang dipantulkan sangatlah besar bahkan bisa menyebabkan buta, namun Anindya tak ingin memperkuat cahayanya karena dia berharap orang-orang yang mengirim racun ini masih bisa merubah diri setelah ditangkap nanti.

Keberuntungan untuk mereka karena kebutaan tak jadi menimpa, yang dirasakan hanyalah pusing sehingga tak kuat lagi meneruskan perjalanan mereka memilih untuk beristirahat.

Rencana berikutnya adalah Dika memberi kabar kepada kepala desa tentang orang yang sedang beristirahat di depan perbatasan.

Sampainya di rumah kepala desa ia melihat banyak sekali orang yang berkumpul namun dengan cepat salah satu dari mereka menyadari kehadiran Dika, hingga dia tak sempat mendengar pembicaraan yang ada di dalam.

Kepala desa keluar untuk menemui Dika lalu bertanya perihal apa yang ia inginkan, anak laki-laki itu langsung memberitahu kejadian sebenarnya.

Setelah semua diceritakan kepala desa menyuruh dia untuk pergi terlebih dahulu, lalu masuk rumah meneruskan pembicaraan, mungkin ini bukan hal yang penting bagi Dika karena itulah ia tak ingin mendengar pembicaraan, dalam pikirannya hanyalah khayalan kedua pengirim racun ditangkap.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang