"Segel banget"teriak MaharaniMereka menemukan sungai dengan pemandangan indah, terlihat airnya sangat biru, dengan cakrawala yang sangat mempesona diatasnya, entah kenapa hanya dari sini seisi jumantara terlihat cantik, ancala yang menjulang tinggi pun dapat menyejukkan nurani.
Semua sedang mandi di sungai itu, hanya ada satu yang membuat lucu, Maharani pun ikut walau sungainya dalam, tapi dia bisa mengakalinya dengan cara membuat ban gelembung sehingga berenang ke tengah tengah.
Tawa menyelimuti dan kegembiraan menemani, Pangeran, Ceceng dan Cecep selalu memainkan adik baru, dicubit pipinya, dipeluk, disayang bahkan selalu ingin didekatnya karena sangking lucu dan menggemaskan.
Namun Maharani tak menyukai itu sebab jika terus dicubit pipinya ia akan merasakan sakit, akhirnya marah dan menyuruh untuk berhenti.
Suatu saat Cecep memainkannya sampai kesal, Maharani sudah tak ingin dipermainkan lagi namu PPn Cecep yang begitu terasa geli dengan keperawakannya, terus menjaili hingga terpaksa anak itu menjaili kembali Cecep.
"Gelembung!"
Langsung Cecep ketika itu berada di dalam gelembung dan terbang, dia yang di dalam ketakutan dan mencoba untuk keluar, namun Maharani tak mengizinkan, anak kecil itu hanya melambaikan tangan pada Cecep yang terbang ke angkasa.
"Dadah kak Cecep" ucapnya sambil tertawa
Sedang yang lainnya pun ikut tertawa melihat Cecep yang dijaili kembali oleh seorang anak kecil, Caesar hanya berdiam di tepi karena dia menyudahi mandinya dan memilih beristirahat sambil menjaga semua anak anak.
"Gelembung pecah!" ucap Maharani ketika dia sudah berada di langit.
Saat itu pun terpecah dan Cecep jatuh ketakutan hingga dia menyelam ke dalam sungai kembali.
"Takut tau Maharani" ucap Cecep kesal
"Abis kakak duluan yang bikin aku kesel" Maharani menghela
Lalu setelah mandi semua bersiap siap untuk makan tapi semuanya belum tersedia, mereka harus menangkap ikan, agar lebih seru menangkapnya mereka menggunakan kekuatan. Caesar menyuruh mengambil bagiannya masing masing untuk mencari ikan di sungai.
Bukannya Caesar tak ingin menolong, tapi hitung hitung sebagai latihan untuk meningkatkan kekuatan.
Pertama adalah Pangeran yang memulai namun sebelum memulai Caesar memberi peringatan untuk mengambil secukupnya saja, karena jika berlebihan takut nantinya tak termakan dan sesuatu yang berlebihan itu dibenci.
Semua mengangguk faham, salah satunya Maharani yang menunjukkan jempol pada Caesar dengan semangat.
"Siap om"
Pangeran pun memulai, dia mengandalkan tumbuhan yang ada di dalam sungai, rumput melilit satu ikan lalu dilemparkan pada Pangeran, selanjutnya adalah Ceceng dan Cecep mereka ingin menggunakan kekuatannya untuk menyetrum sungai. Namun hal itu langsung dicegah oleh Caesar karena dapat merusak lingkungan.
Namun Ceceng dan Cecep merasa sangat kelaparan, jika tidak cepat bisa saja sakit, Caesar langsung menjelaskan pada semua jikalau menemukan dua kesulitan maka ambillah kesulitan yang tidak menyebabkan kerusakan besar.
Ceceng dan Cecep mungkin bisa menggunakan kekuatannya untuk mengambil ikan dengan cepat, tapi bagaimana dengan lingkungan di sekitar dan ikan ikan yang lainnya pun pasti akan mati, maka lebih baik Ceceng dan Cecep merasa kelaparan untuk sejenak dari pada harus merusak lingkungan.
Untung keduanya memahami apa yang dikatakan Caesar dan menuruti nasihatnya, jadi keduanya menangkap ikan dengan langsung turun ke sungai. Harus basah dua kali, tapi hal itu tidak memberatkan hati sebab pengertian sudah diberikan.
Selanjutnya adalah Maharani yang sedari tadi tertawa karena tak sabar ingin bermain gelembung.
"Gelembung tangkepin ikan dong satu aja" ucapnya dengan tangannya yang dibulatkan
Tak lama muncul sebuah gelembung berisi ikan yang terbang mendekati Maharani, semua yang melihat terkejut dan bangga.
"Yey, Maharani hebat" teriak Cecep
"Siapa dulu, Mahalani gitu loh" ujarnya dengan sombong
Kini tinggal Caesar tapi menolak, sudah dibujuk oleh Ceceng dan Cecep namun tak membuahkan hasil, dia bilang sudah kenyang. Hingga Maharani meminta dengan menggemaskan.
"Ayo dong om tangkep ikannya aku mau liat kehebatan om"
Hatinya langsung melemah ketika seorang anak kecil ini meminta, dengan nurani dia kabulkan permintaan. Mula mula menunjuk sungai lalu ketika mengangkat telunjuk, terangkat lah ikan.
Semua yang menyaksikan sangat terkejut karena kehebatan orang tua ini, salah satunya Maharani dia langsung mendekat dan memberi tepukan tangan.
"Kok om bisa sih, hebat banget" ucap Maharani
"Karena sering latihan" jawab Caesar
"Oh kalau seling latihan, kita bisa tambah hebat y om"
"Iya dong"
"Kalau gitu ajalin aku y om"
Senyuman menjadi jawaban, sebab matanya menghasilkan cahaya indah sehingga harus teringat seseorang yang pernah meninggalkannya dulu, memang Caesar senang dengan anak kecil ini karena dia rindu pada buah hatinya.
Tiba tiba Maharani menduduki Caesar yang duduk dengan sila, sehingga orang tua ini semakin bisa merasakan kehangatan dan kasih sayang, dagu ditempelkan pada anak kecil yang manis lalu Caesar menggoyang goyangkan tubuhnya.
Pangeran yang sedari tadi menatap keakraban mengalirkan air mata, sehingga dia yang kini melihat kekosongan menciptakan bayangan yang entah dari mana.
"Ayah, ibu" ucapnya lirih
Teringat akan pelukan yang diberikan juga saluran cinta yang tak akan pernah sirna.
°°°°°
Ketika itu kegelapan menyelimuti dunia dengan tangisan mega yang datang pada malam hari, menyebarkan udara dingin yang tak tertahankan namun membagikan kasih sayang bagi yang tak menyiakan kesempatan.
Keluarga kecil yang tinggal di rumah sederhana berkumpul bahagia, mendengarkan cerita dari sang kepala keluarga, sedang kehangatan diberikan sebuah lilin dengan api yang bergoyang goyang.
Cerita didengarkan sehingga kedua buah hati terlelap, saat itulah sang ayah yang memangku Pangeran dan ibu yang memangku Raja mendekap kedua anaknya, rasa cinta dapat dirasakan dengan dahsyat.
Bayangan kabur ketika Ceceng dan Cecep menepuk pundak Pangeran, menyabarkannya dan memberi tahu bahwa mereka berdua pun sama, diselimuti rasa rindu pada orang tua.
Caesar yang sedari tadi memangku Maharani merasa tenang, seakan menyenangkan anaknya yang sudah berada di syurga, Maharani sedari tadi asik bermain dengan ikan terbang, walau Caesar yang menggerakkannya lewat telunjuk tapi anak kecil manis terasa bahagia.
"Anakku, gimana kamu disana baik baik aja kan?" ucapnya dalam hati sambil melihat ke langit.
Maharani mampu menciptakan kerinduan yang dipendam semua, karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan.
"Om itu kasian ikannya ditelbangin mulu" ucap Maharani
Sebab ucapan itu Caesar sadar dan langsung membawa ikannya ke tempat dimana semuanya telah mengumpulkan ikan.
"Oke semuanya ayo kita bakar" ucap Caesar dengan semangat
Seketika buyarlah semua kesedihan karena suara keras Caesar dan langsung bergegas untuk bersiap membakar ikan.
Kayu kayu tak usah dicari, Pangeran menyediakannya dan api pun dibuat dengan gesekan. Semuanya siap dibakar dan dimakan dengan nikmat, namun sebelum menghidangi makanan dia menciptakan pohon apel, mangga, dan durian sebagai pencuci mulut ditambah murbei sebagai minumnya.
Semua dihidangkan dengan rapi, ikan dan buah buahan pun siap disantap dengan lezat, Maharani yang baru merasakan berteriak keras kegirangan dan makan dengan lahap, sehingga bekas makanan banyak yang menempel di sekitaran mulut.
"Enak banget!" Teriak Maharani dengan semangat
Tawa menyelimuti mereka dengan cinta, sehingga hari ini adalah hari terindah yang tak akan dilupakan
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
AksiyonMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...