Kesenangan yang tak bisa digantikan walau dengan gunung emas, dia sangat senang sekali bisa berenang walau tidak dengan cara yang lembut, setelah dia bisa mengambang di atas air. Caesar menyuruhnya untuk mencari ikan dan menyelam ke dalam.
Rasa malas berubah menjadi semangat dengan cepat ia menyelam mencari ikan sebanyak-banyaknya untuk makan malam ini, ketika berada di dalam air ia tak melihat ikan sedikit pun, akhirnya hal tersebut diadukan pada Caesar, namun orang tua itu tidak ingin mendengar alasan Pangeran.
Caesar dengan santainya menyuruh Pangeran untuk mencari kembali, ia memberikan kata kunci yaitu bersabar.
"Om juga ikutan dong jangan diam aja terus"
"Om lagi mager"
"Males mulu giliran aku yang males dicemplungin"
"Udah cepet cari aja"
Akhirnya anak kecil itu mengikuti perintah orang tua yang bersamanya walau dengan cara terpaksa, namun Pangeran pun tak ingin terus-terusan melihat dirinya diperalat seperti ini akhirnya dia punya cara untuk bisa menjaili Caesar, yang akan membuatnya ikut mencari makan malam ini.
Pangeran awalnya akan mengelabui, pertama-tama ia menyelam seakan-akan mencari ikan namun di waktu tertentu dia mengintip Caesar, orang tua yang terus-terusan beristirahat itu kini terlelap dalam mimpi dan mulailah saat di mana waktunya untuk menjaili.
Tertidur orang tua itu di atas batu dan di sanalah Pangeran akan menciptakan pohon yang mampu mengeluarkan air.
"Murbei murbeiiiiiii tumbuhlah" ucapnya dengan lirih sambil menggerakkan tangannya dari bawah ke atas.
Karena tangan anak kecil ini bergerak pelan maka tumbuhnya pohon pun secara perlahan karena takut membangunkan Caesar, ketika ukuran yang dikira-kira sudah cukup ia berhenti lalu menyuruh pohon murbei untuk mengeluarkan air deras.
Caesar yang tertidur lelap pun terbangun oleh derasnya air, sedang Pangeran dari arah yang jauh tertawa terbahak-bahak bahkan air mata kebahagiaan lagi lagi terdorong dari jendela jiwa.
Orang tua yang telah tidur tadi, langsung menghindari pohon murbei dan melihat sekitar, tapi dia tidak melihat siapa-siapa kecuali Pangeran yang sedang menyelam, tak mungkin orang lain membangunkan dirinya dengan pohon seperti itu, ini pasti ulah satu-satunya anak kecil.
"Pangeran gimana udah dapet belum!"
Mendengar jeritan, Pangeran tertawa di dalam air dan berniat untuk menahan tawa seakan-akan tidak mengerti apa yang terjadi, jikalau dia bertanya siapa yang sudah menjailinya.
"Ya ada apa" wajahnya diperlihatkan seakan tidak mengetahui kejadian yang baru terjadi
"Udah dapet belum ikannya"
"Belum om, ikannya nggak muncul-muncul susah banget dari tadi"
"Mau om bantu nggak"
"Boleh tuh"
Caesar menutup mata lalu bergerak layaknya memanggil angin mengumpul di tangannya, setelah dirasa kekuatan terkumpul cukup banyak ia arahkan pada air terjun. Kemudian terangkatlah banyak ikan sehingga Pangeran pun terangkat ke atas.
Anak kecil itu berteriak ketakutan minta tolong agar diturunkan karena ketinggiannya bukan main-main, tapi sepertinya ini balasan dari Caesar, suara teriakan tak dipedulikan berpura-pura fokus dengan menutup mata dan tak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
"Om turunin dong takut nih" mintanya dengan suara keras
Tak sesuai yang diharapkan orang tua itu tetap tak menghiraukan panggilan permintaan pertolongan, lama-kelamaan Pangeran sadar bahwa apa yang sering dilakukan Caesar adalah pembalasan untuk dirinya.
Tak kehabisan akal anak kecil itu pun mempunyai ide lagi untuk mengerjai orang tua yang jail.
"Akar akaaar tumb......"
Belum saja selesai bicara Pangeran dilepaskan dari langit, sontak anak itu terkejut ketakutan, bayangkan saja jika seorang bocah dilepaskan dari ketinggian mungkin jantungnya akan lepas, sampai sini banyak pertanyaan tentang Caesar apa yang sedang ia rencanakan, mungkinkah ia sayang pada anak kecil yang bersamanya atau malah sebaliknya.
Tak ada yang bisa dilakukan Pangeran kali ini kecuali lagi-lagi harus mengeluarkan kekuatan.
"Teratai terataiiiiiiii Victoria amazonicaaaaaa tumbuhlah" sambil membuat membentuk bulat dengan gerakan tangan
Muncullah teratai yang dimaksud itu, teratai yang bisa menahan manusia, sehingga jatuhnya Pangeran tidak akan terlalu sakit karena ditahan oleh teratai Victoria amazonica.
Setelah mendarat dengan selamat anak kecil itu marah pada Caesar.
"Om mau bunuh aku ya kejam banget sampai segitunya"
"Siapa suruh ngegangguin orang tidur"
"Siapa yang gangguin, orang aku dari tadi nyariin ikan ngapain juga aku gangguin om nggak ada kerjaan banget"
"Om gak bodoh Pangeran, kamu tuh pengendali tumbuhan jelas-jelas di sampingku tadi nggak ada pohon, mustahil dong tiba-tiba ada pohon kecuali kalau kamu yang numbuhinnya"
Tak terfikir sampai ke sana oleh pangeran namun dimaklumi karena fikirannya yang masih kecil.
"Iya iya maaf om"
"Ya udah yuk sini cepetan, siap-siap kita mau makan ikan bakar malam ini!"
"Gimana mau makan ikan bakar kalau ikan-ikannya juga ditaruh di langit"
Benar apa yang dikatakan pangeran ikan-ikan yang sudah terangkat dibiarkan saja oleh Caesar terbang, itu ada hal yang sepele bagi orang tua ini hanya memerintah angin dengan gerakan tangan agar bisa menempatkan ikan di hadapannya, namun semua yang telah didapatkan sebagian besarnya ditaruh kembali dan hanya mengambil empat ekor.
Melihat apa yang dilakukan Caesar benar-benar membuat Pangeran heran, kenapa harus dikembalikan padahal jika makan banyak malam ini pasti bisa menahan rasa lapar untuk beberapa hari ke depan dalam perjalanan.
Menyadari Pangeran melihat Caesar dengan tatapan aneh, orang tua itu langsung menegurnya.
"Kenapa lihat-lihat, ganteng?"
kata yang baru saja diucapkan membuat Pangeran merasa mual, Caesar yang melihatnya pun merasa kesal lalu masang wajah aneh.
Seperti di awal mereka bertemu ketika Caesar marah, Pangeran tidak ketakutan yang ada dia malah ketawa terbahak-bahak dan kejadian itu terulang kembali saat di mana Caesar memuji diri sendiri. Lalu anak kecil itu bertingkah laku menjengkelkan sampai Caesar harus mengeluarkan wajah seram.
Orang tua itu tidak menyadari bahwa jikalau dia memasang wajah marah, hal tersebut tidak membuat Pangeran takut dia malah tertawa dan senang.
Jikalau terus-terusan seperti ini tidak akan ada ujungnya akhirnya orang tua ini menghentikan tawa dan mulai mengajaknya untuk bersiap-siap membakar ikan.
"Ya udah udah, nanti lagi, sekarang kita siap-siap dulu buat makan nanti malam"
"Siap om"
Caesar menyuruh Pangeran untuk mencari kayu bakar guna membakar ikan, namun dia tidak perlu mencari jauh-jauh seperti halnya orang lain, bocah ini hanya memerlukan kekuatannya untuk memunculkan tangkai-tangkai dan diberikan kepada Caesar, tugas pun selesai.
Tapi perkiraan dia salah tugasnya belum selesai sampai di sini, lagi-lagi ia disuruh untuk membuat api walaupun itu adalah hal yang mudah, tapi ia tak ingin melihat Caesar terus bersantai.
"Om bantuin dong jangan diem aja"
Tak ada balasan dari permintaan sang anak kecil, orang tua itu hanya tertawa puas, sesaat kemudian setelah puas menikmati kegembiraan jawaban dilontarkan.
"Kamu bakal tahu nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
Hành độngMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...