NASIB MALANG SANG PEMILIK KEKUATAN BESI

52 33 24
                                    

Malam indah ditemani cahaya terang dimunculkan oleh sebuah makhluk yang tak pernah letih menerangkan waktu istirahat manusia.

Terangnya tak pernah ada yang bisa mengalahkan, walau seribu penerang yang dinyalakan bersamaan tetaplah dia yang paling mempesona.

Dewi malam telah keluar dari sarangnya melaksanakan tugas dengan ikhlas, seperti yang dibicarakan tadi kecantikannya tak akan pernah dikalahkan walau beribu cahaya yang diciptakan manusia bersatu.

Namun dia tak sendirian pastilah teman-temannya juga ikut menerangi kegelapan cakrawala, ya gemintang mengeluarkan binar sebagai teman dewi malam.

Namun sayang mega jarang menemani teman temannya, bukan tak mau tapi karena suhu yang menurun dan kelembapan yang lebih rendah sehingga jarang mereka bersama sama.

Di atas Buana dua insan sedang saling bercakap dengan dua perasaan, Bimo mendengar cerita Pangeran merasa sangat sedih sehingga keheningan yang menyelimuti semakin terasa.

"Kayak gitulah cerita aku" ucap Pangeran

"Ikut prihatin ya"

"Terus kalau kamu gimana?"

Bimo sedikit termenung mengingat masa lalu, namun kali ini adalah gilirannya untuk menceritakan semua pada sahabatnya itu, sebelum menceritakannya mutiara jernih terlebih dahulu keluar.

Pangeran yang melihatnya merasa iba karena tak boleh ia memaksa orang mengingat masa kelamnya jika tak siap.

"Udah nggak papa, nggak cerita juga" ucap Pangeran

"Nggak aku bakal ceritain ke kamu karna kamu juga udah cerita semuanya" ucap Bimo dengan menahan tangisan.

" Jadi waktu itu....."

                                      °°°°°

Malam itu seorang anak kecil izin keluar dari rumah untuk mencari makanan, orang tua pun memberikan izin. Bimo mulai keluar memakai sepeda kesayangan menuju tempat cimol kesukaan.

Jarak nya lumayan jauh, bukan berarti di sekitaran rumahnya tak ada penjual, karena dia hanya ingin makanan kesukaannya, hingga semua rintangan dilalui walau jaraknya lumayan jauh.

Dia tak merasa takut pada kegelapan di kota karena manusia banyak masih beraktivitas pada kesunyian hingga keheningan terganti oleh keramaian.

Banyak bangunan pencakar langit menghiasi malam, mungkin diciptakan untuk menemani sang dewi malam juga gemintang karena bangunan itu mempunyai cahaya yang amat sangat banyak bahkan cahayanya bukan hanya putih, namun tetap saja yang sanggup menerangi 2 sahabat, cakrawala dan buana hanyalah dewi malam.

Hingga akhirnya ia sampai di tempat dan membelinya, baru saja membeli tiba tiba orang tua menelepon.

"Nak cepat pulang ke rumah soalnya di luar lagi banyak bahaya"

Kaget Bimo mendengarnya karena kabar itu ia langsung membawa sepeda dengan cepat dan benar saja ketika di tengah perjalanan tiba-tiba ada yang menembak namun keberuntungan berpihak pada Bimo sehingga ia selamat.

Terus diarahkan pada Bimo sehingga terpaksa menggunakan kekuatan di tangannya, ia mengusap bagian punggung sehingga peluru tak mempan karena hasil usapan itu membuahkan baja anti peluru.

Ayuhan semakin kencang sedang peluru terus mengejar, namun jika terus dibiarkan pasti akan mengikuti sampai rumah dan membahayakan orang tua.

Bimo berhenti bermaksud untuk melawan, sedang langit pun mulai menangis mungkin sedih karena seorang anak kecil dikejar makhluk ganas yang akan memangsanya.

PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang