Drax menatap lekat-lekat gadis yang saat ini sedang menatapnya dengan bibir terbuka kecil, dia memiliki penampilan yang indah, dimata Drax wujudnya hampir sama seperti bidadari yang dikatakan orang-orang sebagai wanita tercantik di kehidupan setelah kematian.
Sangat cantik, hingga Drax takut akan menodai kemurniannya jika ia menyentuhnya.
Dia adalah mahkluk kotor, berbeda dengan gadis ini yang seperti makhluk suci di matanya.
"Disini panas." ujar Drax.
Shana menutup mulutnya, jantungnya semakin menggila ketika mendengar suara pria itu, apalagi ketika ia samar-samar mencium aroma parfum yang bercampur dengan sinar matahari dari tubuhnya. "Lagi nunggu teman."
"Temannya kemana?" tanya Drax.
"Itu, hm, ngambil uang." Kepala Shana kosong, dia tidak bisa melihat wajah Drax dan menjawab pertanyaan nya dengan benar.
Alis Drax terangkat sebelah, gadis itu sejak tadi terus menatap sepatunya, apa sepatu lesuh itu lebih menarik dari wajahnya?
Entah kenapa dia sedikit tersinggung.
"Oke, gue cabut."
Refleks, Shana menahan tangan pria itu.
Bukan hanya Drax yang terkejut, gadis yang menggenggam tangannya itu juga terkejut dengan tindakan yang baru saja ia lakukan.
"Hm, itu, anu...." Bola mata Shana bergerak liar.
Apa ini?
Apa yang harus dia katakan?
Apa yang harus dia lakukan?
Bagaimana caranya untuk membuat pria ini tetap disampingnya dan tidak pergi?!
"Lo butuh teman?" tanya Drax, dia menyadari kebingungan gadis itu.
Shana mengangguk cepat, dia tidak mau kesempatan emas ini hilang.
Dia mau lebih lama bersama Drax.
Drax langsung duduk disamping Shana tanpa mengatakan apapun, itu refleks setelah mendapatkan anggukkan dari gadis itu.
Mereka duduk berdampingan, tangan Shana masih menggenggam pergelangan tangan Drax, si laki-laki tidak mau itu terlepas dan si perempuan tidak mau melepas.
Canggung banget.
"Maaf ngerepotin, kalau sibuk, hm lo boleh pergi kok." ujar Shana malu-malu.
"Gak, gue tampil jam 2 nanti, masih lama." Drax menjawab cepat.
Shana tersenyum senang, dia memiliki setengah jam bersama Drax. "Hm, kemarin gue lihat perform lo di kampus, keren banget, gue suka, jadi mau dukung The Mad selamanya."
Drax mengangguk. "Gue lihat lo kok."
Shana semakin senang, dia tertawa hingga matanya menyipit lucu. "Beneran? Senang banget." ternyata Drax tidak melupakan Shana.
"Iya." jawab Drax, tanpa sadar duduknya semakin mendekati Shana, memepetkan tubuh Shana ke pembatas kursi, Drax suka aroma manis yang keluar dari tubuh gadis itu.
Dia kecanduan.
Shana tertegun dengan kedekatan itu, dia tidak mempermasalahkannya.
Dia menyukainya.
"Lo nanti nonton?"
Shana mengangguk.
Tangan yang tadinya mengenggam pergelangan tangan Drax berpindah tempat, sekarang giliran Drax yang menggenggam tangan gadis itu, menautkan jemari mereka erat-erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
S is She (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ -S and when i look at you, i know your already become my world- Drax Shana tidak pernah menyesal kabur dari supir pribadinya hari itu bersama teman kuliah yang baru ia kenal, karena hal itu dia bertemu dengan...