S 8 : We Meet Again

1.9K 149 0
                                    

Shana diizinkan keluar di hari Sabtu dengan alasan yang dikatakan Vilna, dia juga memberikan bukti seperti poster acara, jam, waktu dan dimana acara itu diadakan. Di luar rencana Shana ternyata Steven dan tunangannya juga akan menghadiri acara itu sebagai alumni disana, karena hal itu kedua orang tuanya menyuruh Shana untuk berangkat dengan Steven.

Kalau dengan kakak laki-lakinya itu, Shana bisa meminta bantuan padanya.

"Kamu mau apa?" tanya Steven ketika mereka dalam perjalanan untuk menjemput tunangan kakaknya.

Shana tersenyum sumringah, dia menatap Steven. "Itu, ada band kesukaan Shana,The Mad, mereka bakalan perform di tempat lain, kakak mau gak antar Shana kesana? Udah janji sama Vilna, kakak kenal Vilna kan?"

Steven berpikir sejenak, ketika pria itu berpikir jari telunjuknya selalu ada di bawah dagu, itu adalah ciri khas kakaknya. "Kapan acaranya?" tanya Steven.

"Jam 1 siang kak." jawab Shana, dia mengingat waktu dan tempatnya dengan baik.

"Kakak jemput kamu jam berapa?"

"Shana cuma mau lihat The Mad, kalau mereka sudah selesai perform nanti Shana minta jemput."

"Yaudah, kita jemput kak Khansa dulu, setelahnya kakak antar kamu kesana."

Steven memang selalu mengerti Shana.

Shana memeluk tubuh kakaknya dari samping. "Makasih kak." Dia sangat bahagia hari ini, sampai dia merasa curiga, bagaimana dengan kehidupannya besok.

"Kamu lagi jatuh cinta yah?" tebak Steven, wajah Shana mirip dengan seorang remaja yang sedang jatuh cinta, kecantikan bertambah berkali-kali lipat karena dia sering tersenyum dalam diam dengan pipi memerah dan pandangan jauh, seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Eh, engga!" Shana menggelengkan kepalanya, dia menjauh dari Steven dan duduk dengan tenang. "Shana engga lagi jatuh cinta." Jantungnya berdebar kencang, kebalikan dari kata-katanya.

"Hm...." Steven tersenyum menggoda, dia tahu, pasti ada seseorang, Shana tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti ini sebelumnya, dia selalu terlihat lebih, lelah, dan bosan untuk menjalani aktivitasnya, Steven sampai khawatir karena itu, dia sangat ingin membawa Shana pergi dari keluarganya agar ia bisa bebas seperti gadis-gadis sesuai dirinya.

"Ih!" Shana mendorong bahu Steven, genit banget. "Gak kok."

"Siapa?" Steven tidak akan menyerah. "Terjadi sesuatu yang di malam penutupan Ospek kampus? Sejak pulang dari sana ekpresif wajah kamu berubah, lebih hidup gitu, oh apa dia anggota band The Mad ini?"

"Kakak kok tahu?!" seru Shana, menyadari keceplosan nya dia langsung menutup mulut.

Steven tertawa, astaga adiknya ini sangat menggemaskan. "Kakak benar nih? Siapa? Yang mana? Kakak engga tahu The Mad tapi akan kakak cari tahu." Dia akan melakukan apapun untuk memberi Shana kebebasan.

Shana tersenyum senduh, dia menggeleng kecil. "Hm, gak ada kok, lagian kalau ada Shana engga mungkin bisa bareng dia." Kedua orang tuanya akan marah dan menentang hubungan itu nanti.

Steven terdiam mendengarnya, dia melirik Shana yang sedang menatap ke luar kaca mobil melamun dengan pandangan kosong lagi.

"Shana...."

"Hm..." saut Shana.

"Kamu boleh mengikuti semua keinginan Mama sama Papa, tapi masalah jodoh itu beda."

Shana melirik Steven. "Kata Mama Shana udah punya tunangan, masih rahasia, tapi Shana tahu..." Shana menghela nafas. "Meskipun Shana bilang cinta sama orang ini, sampai kapanpun kami engga akan pernah sama, jadi untuk apa memberi tahu kakak seseorang yang mustahil untuk aku miliki?"

S is She (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang