Mereka naik angkutan umum bersama, untuk pertama kalinya Shana menaiki kendaraan umum yang biasanya ia lihat dari dalam mobil. Gadis itu duduk di bagian sudut ruangan, Drax berada di sampingnya, angkutan ini ramai dan karena penampilan Shana yang sangat mencolok semua orang secara terang-terangan menatap gadis itu.
Drax tidak suka.
Karena sepertinya tidak akan ada yang mengenali dirinya, laki-laki itu membuka topinya dan menutupi wajah Shana.
Shana terkejut, pandangan matanya tiba-tiba gelap.
"Kiri Pak!" seru Drax pada tukang angkutan umum.
Shana pertama kali turun, Drax mengikut di belakangnya, untung saja gadis ini selalu suka menggunakann baju tertutup. Sisi inilah yang membuat Drax semakin menyukai Shana, cara gadis itu berpakaian sangat sopan.
"Kayaknya mau hujan." Shana menatap langit yang berwarna kelabu.
Drax ikut melihat. "Bentar lagi sampai kok."
"Oh itu Indomie kan?" tebak Shana pada sesuatu yang ada di dalam plastik kresek berwarna biru yang Drax bawa setelah keluar dari kedai kelontong, untuk menuju kontrakan Drax, mereka harus melewati sebuah sekolah dasar.
"Iya..." Mereka harus makan siang. "Gak apa-apa kan makan siangnya ini?"
Shana terkekeh gemas. "Aku belum pernah makan Mie."
Drax terdiam.
Sepertinya keputusan bagus dia membeli Mie.
"Aku juga belum pernah makan itu." Shana menunjuk sebuah gerobak abang-abang yang menjual Pentol.
Drax membelikannya.
"Itu pernah?" tanya Drax pada gerobak penjual Telur Gulung.
Shana menggelengkan kepalanya. "Belum."
Drax tidak akan bertanya lagi.
Mungkin Shana tidak pernah makan makanan sembarangan yang selama ini sering ia makan.
"Nasi Padang juga gak pernah?"
"Nasi Padang?" Shana menggelengkan kepalanya.
"Selama ini apa aja yang lo makan?" tanya Drax gemas sendiri.
"Entahlah, Steak, Spaghetti, Toast..."
Drax menggelengkan kepalanya, yang benar saja kebalikan dari Shana, Drax tidak pernah makan makanan mewah seperti itu.
"Drax aku mau ini." Shana tiba-tiba menunjuk pedagang yang menjual ayam kecil warna-warni. "Aku engga pernah lihat ayam warna-warni, mereka kok ada? Apa perkawinan silang?" Gadis itu berjongkok, dia menatap sekelompok ayam warna-warni itu.
Drax menghela nafas, dia membeli ayam warna-warni.
"3, 10 ribu."
"Mahal." ketus Drax, meskipun begitu dia membelinya.
Padahal waktu dia kecil dulu harganya 1000.
Shana menerima ayam itu dengan senang hati, dia berkali-kali berterima kasih pada Drax, entahlah meskipun uang hasil dari panggung satu harinya hampir habis, untuk gadis ini, dia rela menghabiskan semuanya.
"Hujan!" seru Shana ketika merasakan rintikan air membasahi wajahnya.
Mereka terlalu lama berkeliling.
Drax melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Shana dengan itu, dia berlari secepat mungkin membawa Shana yang sejak tadi tertawa bahagia, seharusnya disaat seperti ini dia panik, bukannya tertawa, apa yang ada di kepala kecil gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
S is She (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ -S and when i look at you, i know your already become my world- Drax Shana tidak pernah menyesal kabur dari supir pribadinya hari itu bersama teman kuliah yang baru ia kenal, karena hal itu dia bertemu dengan...