"Lo gila!? Gimana bisa lo ngelakuin ini!" seru Shana, dia sudah mengetahui apa yang terjadi selama dia pingsan, dia mengetahui segalanya dan langsung melayangkan makian pada Drax yang baru kembali entah darimana setelah pamit undur diri di siang hari.
"Egois, lo mau pakai fans lo untuk kepentingan pribadi? Kenapa? Mereka gak peduli lagi sama gue! Jangan bawa-bawa mereka!" Shana semakin emosi ketika melihat wajah Drax yang tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun, dia hanya menatap Shana lempeng, wajahnya di menunjukkan emosi apapun selain lelah dan capek.
Gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa.
Shana tidak tahu apa-apa.
Sejak awal dia tidak pernah bebas dari cengkraman kedua orang tuanya, dia selalu berlarian di atas telapak tangan ibunya, tidak pernah bebas atau naik kemanapun, dia selalu disana, terjebak, dan hanya tinggal menunggu waktu untuk jatuh dan diremuk oleh tangan ibunya.
Drax mendekati gadis itu, dia mengusap pipi Shana, meraih kedua pipinya dan mencengkram nya di kedua tangannya. "Bisakah bibir ini berhenti berkata kasar dan menjadi lebih baik?" Drax menekan-nekan bibir Shana.
Shana mengigit jari pria itu, matanya menatap tajam netra gelap milik Drax.
Drax tertawa kecil. "Sangat menakutkan..." Seperti seekor marmut, iseng Drax mendorong jarinya memasuki mulut Shana, membuat gadis itu merasa mual dan melepaskan gigitannya.
Shana hampir memuntahkan makan siangnya. "Apa yang kau lakukan?!" Dia menggunakan kau, itu sangat kasar, seakan-akan dia memarahi orang asing.
Drax tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap gadis bodoh yang tidak tahu apapun itu. "Tidak bisakah menjadi Shana yang penurut? Tidak ada yang menyakiti mu disini."
Shana melipat kedua tangannya di depan dada. "Jelasin rencana lo apa? Kenapa lo ngelakuin semua ini?! Gue belum mau ketemu orang tua gue, kalau gini, kalau gini mereka akan nangkap gue dan gue, gue, gue...." Mata Shana tidak fokus, dia memegangi tubuhnya dengan gemetar, dia ketakutan. "Gue bakalan dikurung." Dia tidak akan pernah bisa sebebas ini lagi.
Dia akan kembali menjadi bayang-bayang Shena, menikah seseorang yang tidak menghargainya, menjadi boneka di keluarga nya, dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan, jika dia kembali sampai dia mati hanya kesengsaraan yang menemaninya.
Shana tidak mau.
Melihat kondisi Shana yang tidak stabil, Drax kembali menangkup kedua pipi gadis itu, dia mengarahkan mata Shana padanya, menatapnya dengan tegas dan pasti. "Ayo kita bersama, itu akan mencegah semua pemikiran buruk yang ada di kepala kecil ini." Drax tersenyum tipis. "Kamu tidak perlu melakukan apapun, hanya tetaplah disampingku sampai kamu mati." Drax mengatakannya tanpa beban, dia mengatakan sesuatu yang menurut Shana sangat berbahaya.
"Hal gila apa yang lo rencanain?" bisik Shana.
Drax terkekeh pelan. "Sangat banyak, bahkan kemungkinan terburuknya, aku bisa....bisa...bisa...." Tangan kanan Drax berjalan menurun melalui bahu, lengan, pergelangan tangan hingga tangan itu menyentuh perutnya yang datar. "Aku bisa melakukan semuanya~"
Kedua mata Shana membelak.
Dia langsung mendorong tubuh pria itu dan menatapnya penuh kebencian.
"Orang gila!" seru Shana.
Drax tidak gila.
Dia hanya tidak tahu harus apa.
Dia kehabisan cara.
Apa yang harus dia lakukan?!
Apakah dengan menggunakan fansnya kemarin kedua orang tua Shana akan memberikan gadis ini padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
S is She (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ -S and when i look at you, i know your already become my world- Drax Shana tidak pernah menyesal kabur dari supir pribadinya hari itu bersama teman kuliah yang baru ia kenal, karena hal itu dia bertemu dengan...