S 34 : Father

5.9K 525 92
                                    

"Pipi lo kenapa?" tanya Caleb ketika melihat Drax datang dengan pipi kanan yang lebam.

Drax masuk ke rumah tunggu, dia duduk di samping Goga yang sedang makan ayam geprek sebelum manggung. "Bagi dong." pinta Drax.

"Punya lo disana." ketus Goga.

"Suapin, tangan gue sakit." ujar Drax dengan suara memelan.

"Tangan lo kenapa?" tanya Caleb.

Dengan amat terpaksa Goga menyuapi pria itu, Drax membuka mulutnya lebar-lebar dan menerima suapan Goga dengan lahap.

"Drax..." tegur Caleb, dua pertanyaan masih belum dijawab.

Sementara itu Ean sedang tertidur pulas di atas sofa, dia kelelahan karena jadwal mereka yang full, sementara Dafan sedang dirias oleh penata rambut mereka, setengah jam lagi mereka akan tampil di acara ulang tahun stasiun televisi swasta.

"Tetangga gue berisik." cerita Drax.

"Terus...." tanya Caleb.

"Gue gak fokus nulis lagu."

"Stop bikin lagu, lo pikir ada berapa banyak draft lagu lo?" tegur Dafan.

Drax tidak menjawab. "Karena dia berisik, gue hajar."

"Astaga." Caleb mengusap wajahnya pias, dia geleng-geleng kepala. "Tahan emosi bro, kalau dia tuntut gimana?"

"Gak akan." ujar Drax dengan pipi penuh makanan. "Dia takut sama gue, gue ancam."

"Bjir." Goga tertawa kecil. "GG juga teman gue."

"Gue mau pindah apart." ujar Drax.

"Lagi, lo tahu gak sebulan lo bisa 2-3 kali pindah karena bermasalah sama lingkungannya." Dafan selesai dirias, dia menatap Drax dengan mata tajamnya. "Lo pikir uang sewa apart murah?"

"Gue mau beli rumah." ujar Drax. "Bentar lagi Papa gue bebas." Dia harus menciptakan lingkungan yang nyaman untuk pria paruh baya itu.

"Yaudah nanti kita lihat-lihat katalog rumah, lo mau yang gimana?" tanya Caleb.

Drax termenung, dia kembali membuka mulutnya ketika Goga menyuapinya. "Rumahnya luas, gak mau ada lantai 2, ada taman, kolam, kalau bisa tamannya bisa untuk Papa gue nanam sayuran." Papanya suka menanam dulu, sebelum ia mengenal narkoba.

"Nanti biar saya yang mencarikan Drax, kamu tinggal memilih."

Manajer mereka datang dan berkata dengan nada suaranya yang biasa, datar tanpa ekspresi wajah sedikitpun. Pak Angga adalah manajer The Mad selama 4 tahun ini, meksipun kepribadiannya dingin dan sulit ditebak, dia adalah manajer yang diam-diam memperhatikan anggota The Mad dengan baik.

"Apa kamu ada keinginan lain selain rumah luas, dengan taman untuk berkebun dan kolam?"

Drax berpikir sejenak, matanya menerawang jauh ke masa yang mustahil untuk terjadi. "Mungkin dengan dua pohon yang bisa menahan berat badan dua manusia di atas ayunan kain."

Goga tersenyum menggoda mendengarnya. "Lo, lo mau bawa siapa ke rumah lo? Cewek mana?" Dia menoel-noel pipi tirus Drax.

"Gak ada." ujar Drax dengan betek.

"Bohong lo, bohong."

Membiarkan Goga menoel-noel pipi nya, Drax kembali mengatakan keinginannya. "Hari Minggu ayah bebas." Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun ketika mengatakan kabar gembira ini. "Gue mau jemput ayah sekalian ke rumah sakit untuk tes kesehatan."

"Silahkan, hari Minggu kita tidak memiliki jadwal apapun." Manajer The Mad sengaja mengosongkannya karena ia tahu apa yang akan terjadi pada hari itu.

"Butuh ditemani?" tanya Caleb.

S is She (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang