S 37 : Stay Away

6.9K 620 133
                                    

Shana menepis tangan Drax. "Gue bisa obati sendiri." Dia melotot ngeri karena pria itu tiba-tiba meraih dagunya dan mengobati bibirnya yang terluka.

Sekarang dia berada di mobil pria itu, Drax membawanya kesini, menguncinya karena dia takut Shana akan berlari pergi jika ia tinggalkan di dalam mobil, lalu dia pergi entah kemana masuk ke dalam mobil dengan obat yang ia beli di apotek rumah sakit untuk mengobati bibirnya yang berdarah ini.

"Sini...." Drax menahan tangan Shana, dia akan melakukan, dia bisa melakukannya.

"Gak mau." Shana mendorong bahu Drax, pria itu semakin mendekatinya, seperti ingin kembali menciumnya. "Jangan dekat-dekat." Dia menggeram kesal.

Drax merasa tertantang, dia semakin mendekat.

"Aaa jangan...." Shana mendorong bahunya, berusaha sekuat tenaga.

"Kenapa?" tanya Drax.

"Gue gak suka." ketus Shana, gak baik untuk dirinya. "Jauh."

"Dulu aja suka dekat-dekat, sekarang gak mau?"

Shana menggelengkan kepalanya. "Itu dulu, beda sama yang sekarang." Dia cemberut. "Gue mau pulang, buka pintu mobilnya." Aroma Drax berada dimana-mana, Shana tidak suka disini.

"Engga boleh."

"Kenapa?!" seru Shana tidak suka. "Kita udah gak ada hubungan, lo gak punya hak nahan-nahan gue."

berusaha melarikan diri berkali-kali, Drax terus menahannya, tidak memiliki pilihan lain pria itu menarik Shana ke kursi pengemudi dan memangku nya, sekarang Shana duduk mengangkang di atas paha Drax.

"Gak mau!" Shana mendorong wajah Drax menjauh, pria itu kembali ingin menciumnya.

"Obatin bibirnya sini..." Drax menahan pipi Shana, membiarkan bibir gadis itu monyong agar bisa dia obati.

"Gak mau! Lepasin gue!" Shana menepis tangan besar pria itu dari pipinya, dia mendesis tajam.

Wajah Drax berubah dingin.

Shana terdiam, dia menelan saliva nya gugup.

Apa dia membuat pria ini marah?

"Baiklah."

Drax menahan kedua tangan Shana di belakang tubuhnya dengan satu tangan.

"Heh? Apa? Ngapain?!" Shana panik, dia tidak memiliki apapun untuk mempertahankan dirinya.

Drax membuka salep itu dengan giginya, sulit menggunakan satu tangan, lalu dia mencoel kan sedikit ke ibu jarinya dan mengobati bibir Shana secara perlahan-lahan.

Gadis itu terdiam dengan mata yang tertutup rapat, dia gak mau melihat wajah Drax dari jarak sedekat ini, lalu Shana tidak menyangka ternyata Drax yang dulunya manis berubah menjadi sebrutal ini, apa yang terjadi selama ini?

Pelan-pelan Drax mengusapkan salep yang ia beli di apotek tadi, tatapan matanya fokus pada wajah lucu itu dan tangannya sibuk menahan tubuh mungil ini agar tidak bergerak sembarangan.

"Kenapa kabur dari rumah?" tanya Drax dengan lirih.

Nafas Shana tercekat, dia mengalihkan pandangannya. "Bukan urusan lo." Dia tidak akan mau mengatakannya. "Tapi kenapa lo tahu gue kabur?" Dia menurunkan sedikit gengsinya untuk bertanya.

"Waktu kamu kabur Steven DM IG, dia pikir kamunya ada di aku."

Shana mendengus kesal. "Mana mungkin gue ngerepotin lo, gue kabur dengan tekat kuat untuk bebas, gue bisa sendirian."

"Selama ini tinggal dimana?"

"Gak tahu." jawab Shana.

"Sama siapa?" Meskipun tidak mendapatkan jawaban, Drax tetap bertanya.

S is She (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang