Siapa bilang Drax tidak menghubungi Shana?
Dia menghubunginya.
Beberapa kali Drax mengirimkan pesan dari hp android murahan nya, dia menunggu balasan WhatsApp dari Shana sejak hari itu. Setelah manggung di acar itu, Drax langsung mencoba menghubungi Shana, namun nomornya tidak aktif, Drax mencobanya lagi besok dan masih sama.
Wa Shana cekles satu selalu.
Drax rasanya seperti dipermainkan.
Apa gadis itu memberikannya nomor palsu?
"Lo udah makan?" tanya Caleb pada Drax, bagian Drax dari hasil manggung kemarin harus habis begitu saja untuk menggantikan mix yang rusak karena Drax kembar.
"Udah." Dia makan nasi uduk tadi pagi, untungnya ada yang bagi-bagi nasi gratis.
"Terus, kenapa muka lo masam banget?" Caleb memperhatikannya daritadi, Drax menatap ponselnya dengan raut wajah jutek. "Ponsel lo rusak?"
Drax menggelengkan kepalanya, dia menyimpan ponselnya di dalam saku celana dan rebahan di lantai studio tempat Caleb bekerja, hari ini mereka akan latihan untuk penampilan selanjutnya di pembukaan sebuah Club di dekat kota, mereka dibayar tinggi, makanya Caleb langsung menerimanya.
"Gue di PHP-in," akhirnya Drax curhat, Ean, Goga, dan Dafan kebetulan belum datang, mereka masih sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Sama?" tanya Caleb.
"Dia." Drax bahkan terlalu segan untuk memanggil namanya yang indah.
"Dia?" Caleb menatap punggung Drax bingung.
"Ck, iya dia." Drax berbalik arah, dia berbaring miring menatap Caleb. "Wa, cekles satu."
Caleb manggut-manggut, dia sedang membersihkan debu-debu di alat-alat musik tempatnya bekerja. "Dia gak suka lo."
"Bohong." Mana mungkin, kemarin itu Shana bahkan tidak menolak genggaman tangannya.
"Sibuk?" gumam Caleb, dia juga tidak tahu, terakhir kali dia pacaran itu 2 tahun lalu, itupun virtual.
"Sampai 3 hari?"
"Oh itu mah di PHP-in!" seru Goga, dia datang bersama Dafan dan Ean, Dafan membawa dua botol besar pocari sweat.
"Dari Bos gue, dia tahu video kita viral." Dafan meletakkan minuman itu di sudut ruangan, Dafan berkerja di swalayan milik seorang Koko.
"Nih, dari emak gue, makan malam, tempe teri sambal, nasi, sama tumis kangkung." Goga membawa tempat merek Tupperware berwana pink dan tingkat tiga.
Diantara mereka semua hanya Goga yang masih memiliki keluarga, ibunya memiliki warung makan khusus tukang angkot dan gojek, setiap hari Goga membantu ibunya itu, dari sanalah otot-otot tubuhnya terbentuk.
Akhir-akhir ini warung ibunya Goga lagi ramai dikunjungi karena dirinya, banyak orang yang mau melihatnya dan berfoto bersamanya, padahal mereka belum jadi artis resmi.
"Si Drax kenapa?" Ean menendang kaki Drax. "Oy, lo kenapa? Lemas banget." Ean sama seperti Drax, kerjanya sembarangan, apapun akan mereka terima selama di gaji.
"Di PHP-in dia, sama cewek itu." Goga berjongkok di samping Drax sembari memakan kripik pisang dari Caleb.
"Cewek yang kemarin? Kalian tukaran wa?" Ean baru mendengarnya. "Anjir sat, set, sat, set."
Dafan duduk di atas pantat Drax, dia menatap temannya itu. "Udah gue bilang jangan didekati."
Drax bergumam tidak jelas, dia menatap celana jeans Goga yang bolong dibagian paha.
KAMU SEDANG MEMBACA
S is She (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ -S and when i look at you, i know your already become my world- Drax Shana tidak pernah menyesal kabur dari supir pribadinya hari itu bersama teman kuliah yang baru ia kenal, karena hal itu dia bertemu dengan...