Sudah dua minggu mereka tidak bertemu, selama itu mereka hanya berkomunikasi dengan saling memberikan pesan, kebanyakan Drax yang mengirimkan pesan pada Shana, jika Drax tidak memulai percakapan gadis itu tidak akan mengabarinya apapun. Drax juga selalu menelpon Shana, namun setiap kali mereka saling berbicara, Shana selalu menjawabnya dengan gumaman, Drax berpikir mungkin gadis itu lelah dan mengakhiri sambungan telepon saat itu juga.
Shana aneh.
Drax tidak tahu keanehan itu datang dari mana.
Selama dua Minggu ini dia sangat sibuk menghadiri banyak acara dan event, dia sangat lelah, sibuk bergerak kesana-kemari, tidak memiliki waktu untuk istirahat, makan saja jika tidak diingatkan oleh teman-temannya Drax tidak akan memasukkan apapun ke dalam mulutnya, karena jika ada waktu untuk istirahat dia akan menggunakannya untuk tidur sejenak.
Mereka sangat bekerja keras kali ini, menerima semua event yang mengundang mereka bahkan sampai ke luar kota, sesuatu yang baik untuk masa depan mereka, bahkan audisi yang mereka ikuti kemarin berjalan lancar dan mereka juga sudah membuat kontrak dengan perusahaan itu, bukan hanya Drax, namun semua anggota The Mad, maka dari itu mereka sibuk mempromosikan diri kemana-mana, debut mereka masih dipersiapkan oleh perusahaan, untuk sekarang mereka hanya perlu fokus untuk mempromosikan diri.
"Oh yah kalian tidak memiliki pacar atau sedang menjalani hubungan dengan seseorang kan? Saya sarankan segera putus lah, karena kalian masih baru, tidak boleh ada skandal berpacaran atau sejenisnya, pihak manajemen tidak mengizinkan hal itu sebelum usia Band kalian 2-3 tahun."
Refleks semua mata anggota The Mad langsung mengarah pada Drax.
Drax yang sedang menopang dagu dengan santai langsung menegakkan badannya ketika mendengar hal itu.
"Ah sepertinya Drax memiliki pacar yah?" ujar Pak Kaisar, Manajer baru mereka dengan nada serius. "Maaf tapi perusahaan tidak ingin mengambil resiko jadi bisa tolong kamu berpisah dengan pacar mu?" Nada suaranya tega dan serius, membuat Drax tahu jika masalah ini bukanlah main-main.
"Target pasar kalian adalah wanita berusia 15-30 tahun, jika ingin sukses saya sarankan kalian tidak memiliki hubungan dengan siapapun, hanya fokus pada fans dan Band, jangan melakukan sesuatu yang akan menimbulkan masalah untuk Band kedepannya."
"Di kontrak tidak di katakan." ujar Drax.
"Iya, hal ini baru diputuskan di rapat tadi, saya minta maaf atas keterlambatan nya."
"Yaudah kontrak nya batal aja."
"Drax." tegur Caleb ketika mendengar hal itu, dia menatap Drax terkejut, mudah sekali bagi pria itu mengambil keputusan, apa dia tidak memikirkan yang lain?
"Apa?" ketus Drax, dia terlihat sangat suram sekarang, matanya lelah dan wajahnya tidak memiliki raut semangat apapun. "Dia alasan gue untuk terjun ke dunia ini, berhenti aja, kita audisi ke tempat lain."
"Jangan seenaknya, lo lupa ada denda kalau kontraknya dibatalin gitu aja?" Dafan tersulut emosi, dia tahu Drax itu egois, tapi tidak pernah ia terpikirkan olehnya sampai sejauh ini.
"Yah tinggal bayar aja." jawab Drax santai.
"Lo–!?"
Ean dan Goga langsung menahan tubuh Dafan, pria itu hampir saja menghampiri Drax dan memukulnya.
"Sabar, sabar, Drax cuma kelelahan, dia gak berpikir jernih, sabar." bisik Goga di telinga Dafan.
"Ean lo bawa Drax pergi, masalah kontraknya biar gue sama Pak Kaisar yang lanjutin." ujar Caleb, sebagai pemimpin dia harus mengambil keputusan di saat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
S is She (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ -S and when i look at you, i know your already become my world- Drax Shana tidak pernah menyesal kabur dari supir pribadinya hari itu bersama teman kuliah yang baru ia kenal, karena hal itu dia bertemu dengan...