S 25 : Chu

7K 612 136
                                    

Drax membawa Shana pergi dengan motor Goga yang ia pinjam malam ini. Dia membawa Hoodie hitam yang biasa ia gunakan dan menyuruh Shana untuk menggunakannya di SPBU terdekat, gak mungkin kan Drax menyuruh Shana mengganti baju di pinggir jalan. Alhasil Shana hanya menggunakan Legging berwarna abu-abu dengan Hoodie hitam Drax yang besar dan panjang hingga menutupi sebagian pahanya.

"Ini motor siapa?" tanya Shana setelah dia kembali dari toilet SPBU.

"Goga, tudung Hoodie nya pakai, ikat talinya, malam-malam dingin." Dia membantu Shana untuk memasangkan tudung Hoodie nya dan mengikat nya.

Wajah Shana terlihat semakin bulat.

Drax tertawa, Shana sangat lucu.

Sementara gadis itu tertegun melihat tawa pria di hadapannya ini, dia sampai melamun, tidak berkedip dan terus-menerus menatap wajah pria yang sangat jarang tertawa itu.

"Aku lucu yah?" tanya Shana.

Drax mengangguk. "Lucu."

Shana tersenyum cerah. "Kalau gitu lihat aku terus biar kamu ketawa terus." Astaga, Drax sampai terpelongoh mendengarnya.

"Gak mungkin gue ketawa terus." Drax menarik pinggang gadis itu mendekat, menjepit tubuh Shana diantara kedua kakinya. "Nanti dikira gila dong."

Shana terkejut dengan posisi mereka saat ini, wajahnya sedikit memanas. "Emang kita gak boleh bahagia? Kan orang bahagia pasti ketawa dan senyum terus."

Drax manggut-manggut. "Tapi kan gak mungkin orang setiap saat bahagianya, semua ada prosesnya, takdir tidak mengizinkan manusia untuk selalu bahagia, Shana." Drax menatap wajah gadis itu lekat-lekat, semua orang yang menatap pria itu pasti langsung menyadari siapa wanita yang paling ia cinta hanya dengan melihat pantulan wajah orang itu di bola matanya.

Hanya ada Shana disana.

"Aku bahagia..." Shana tertawa kecil. "Sejak pertama kali ketemu kamu aku selalu bahagia, meskipun yah ada masa buruknya tapi kamu tahu, waktu aku ingat kamu dan perasaan aku ke kamu semua rasa sakit itu langsung hilang, aku langsung ingat, aku langsung sadar, kalau kamu akan selalu berada di samping aku, benarkan Drax? Kamu gak akan pernah ninggalin aku kan?" Tanpa sadar mata Shana berkaca-kaca ketika mengatakannya.

"Aku gak tahu bagaimana kehidupan aku sebelum ketemu kamu, aku lupa, kalau kamu pergi, aku gak tahu gimana cara ngelupain kamu."

Justru kebalikannya.

Drax yang takut ditinggalkan disini.

Mereka sama-sama takut.

Selain diri mereka tidak ada orang lain yang mendukung hubungan mereka.

Orang tua Shana.

Teman-teman Drax.

Kakaknya Shana.

Tidak ada yang setuju.

Mereka semua sama-sama berpikir.

Yah nanti juga berakhir.

Tidak ada harapan.

"Shana...." panggil Drax.

"Hm..." Shana menyaut, dia menatap Drax dengan intens.

Tangan Drax terangkat dan mengelus pipi Shana, dia tersenyum miring. "Gimanapun akhirnya, ingatlah selalu, lo itu Dunia gue, semua hal yang gue lakukan di masa depan nanti, semuanya, pasti ada hubungannya sama lo."

"Udah ah jangan mikirin hal sedih, malam ini kan kita mau main." Drax mengacak-acak poni gadis itu. "Tapi sebelum itu...."

Drax menarik lembut belakang kepala Shana dan mencium bibir gadis itu dengan lembut.

S is She (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang