[Before we start, I would like to say that i Miss Sulli a lot. Cerita sedikit nih, waktu masih tinggal di asrama sekolah author dan teman satu kamar author bergadang nonton nih drama sampai pagi😌 kami sampai hafal lirik lagu ini dan fall in love berat sama Choi Minho🖤~]
Singkat cerita, setelah pertemuan pertama di rumah Adit. Mereka menjadi akrab a.k.a mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Selina dan anak-anak akan berinisiatif menghubungi satu sama lain.
Walaupun tujuan anak-anak menghubunginya adalah untuk berinteraksi dengan Vio, tapi itu sudah membuat Selina sangat bahagia. Karena itu artinya mereka sudah menerima Vio menjadi bagian dari mereka.
Setelah sebulan berhubungan lewat telepon, kini datanglah kesempatan bagi mereka untuk bertemu secara langsung, yaitu di acara ulang tahun pertama Vio.
*Kediaman keluarga Adit. Mon, 07:00 AM
Adit dan ke-3 putranya sarapan bersama di meja makan, hal yang jarang sekali terjadi.
Rendi mencuri-curi pandang ke arah sang papa yang sedang serius mengunyah roti di kursi utama. Merasa tidak yakin mengapa sang papa menyempatkan diri sarapan bersama mereka di tengah-tengah jadwal sibuknya.
Saat sedang asyik memperhatikan papa hingga lupa makan, Rendi mendapat senggolan dari kakak keduanya.
"Makan," ujar bocah itu tanpa suara yang seketika membuat Rendi berhenti memperhatikan Adit dan fokus makan.
Tidak berselang lama, Adit menghentikan kegiatan makannya dan mengelap sudut-sudut mulutnya dengan anggun. Setelah itu, Adit bersandar di kursinya sambil memperhatikan ke-3 putranya yang masih makan.
Radit, Rian, dan Rendi yang diperhatikan Adit merasa gugup dan buru-buru menghabiskan makanan mereka yang tersisa. Setelah meletakkan peralatan makan dan mengelap sudut-sudut bibir mereka, ketiga bocah itu duduk dengan punggung tegak menghadap Adit.
Adit mengangguk puas melihat kecapan putra-putranya. "Ehm. Listen boys. Papa mau ngasih tau kalian kalau lusa adalah perayaan ulang tahun Vio yang pertama. Acaranya jam 5 sore. Nanti papa akan jemput kalian dan kita pergi bersama," ucap Adit.
Mendengar kabar itu, rasa bahagia terpancar dari mata ketiga calon abang itu. Mereka sangat bersemangat hingga tidak bisa duduk diam di kursi mereka.
Radit yang biasanya paling bijaksana diantara ketiganya juga tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya.
"Pa, nanti kami boleh bawa kado sendiri untuk adek?" Tanya Radit berharap.
"Boleh. Kalian bebas mau bawa kado apa aja," jawab Adit dengan senyum kecil di wajahnya. Bahagia karena putra-putranya menyambut baik kedatangan Vio.
"Boleh pa? Kalau gitu nanti Rendi sama Abang ke mall ya pa?" Tanya Rendi bersemangat.
"Boleh," puskas Adit. "Ada lagi?" Tanya Adit setelah mengecek jam tangannya. Dia sedikit terburu-buru karena sebentar lagi dia akan mengikuti rapat bersama investor.
"Pa, adek punya benda kesukaan gak?" Tanya Rian.
Adit terdiam sejenak. "Adek paling suka main boneka," jawab Adit setelah berpikir sebentar.
"Kalau warna kesukaan adek apa pa?" Tambah Rian. Rasanya tidak mungkin kalau mereka bertiga membeli hadiah yang sama.
"Adek suka warna-warna cerah. Seperti pink, biru, dan kuning. Tapi papa jamin apapun hadiah yang kalian kasih, adek pasti suka," ujar Adit seraya tersenyum. "Udah dulu ya? Papa ada meeting sebentar lagi. See you sons," pamit Adit dan buru-buru meninggalkan meja makan tanpa menunggu jawaban dari anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viona (END)
Teen FictionBagaimana jadinya kehidupan Viona, seorang gadis kecil yang hanya hidup bersama sang mama tiba-tiba punya papa baru dan 3 abang tiri? akankah hidupnya lebih bahagia atau justru makin pelik? Dan bagaimana kehidupan gadis cantik itu ketika cinta datan...